nusabali

Anjing Diduga Rabies Gigit 3 Warga

  • www.nusabali.com-anjing-diduga-rabies-gigit-3-warga

Setelah Menggigit, Anjing Peliharaan Ini Mati

NEGARA, NusaBali
Petugas Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan (PP) Jembrana, mengambil sampel otak terhadap seekor anjing yang diduga positif rabies di Banjar Sumbul, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Jumat (26/10) pagi. Anjing peliharaan warga tersebut, mengarah positif rabies karena dilaporkan tiba-tiba mati setelah menggigit tiga  warga sekitar, Kamis (25/10).

Kepala Seksi Pengamatan dan Penyidikan Penyakit Hewan Bidang Keswan-Kesmavet pada Dinas PP Jembrana, Drh I Wayan Widarsa, mengatakan meski terjadi gejala yang mengarah pada rabies, pihaknya belum dapat memastikan apakah anjing itu positif rabies atau tidak. Untuk mengetahui kepastian tersebut, jajarannya telah melakukan pengambilan sampel otak anjing tersebut, Jumat pagi kemarin, untuk diperiksa di Laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. “Kami masih menunggu hasil pemeriksaan lab. Kemungkinan, Sabtu sore besok (hari ini, red) sudah ada hasilnya,” katanya.

Menurut Widiarsa, sesuai keterangan pemiliknya, anjing diduga rabies itu memang dipelihara dengan cara dilepasliarkan. Selama ini, anjing jenis anjing Bali yang sudah dewasa, itu juga tidak pernah divaksin. “Gejalanya mengarah rabies. Apalagi, katanya anjingnya itu tiba-tiba galak dan menggigit, dan mati setelah menggigit. Karena itu, begitu menerima laporan Kamis malam kemarin, tadi pagi langsung kami tindaklanjuti, termasuk petugas dari Dinas Kesehatan,” ujarnya.

Kadis Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta, dikonfirmasi terpisah Jumat kemarin, mengatakan ketiga korban gigitan anjing yang diduga rabies, itu sudah mendapatkan penanganan medis awal, sesuai protap penanganan terhadap korban gigitan Hewan Penular Rabies (HPR). Pihaknya juga masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel otak anjing tersebut, untuk melakukan tindakan lebih lanjut. “Korban yang tergigit sudah ditangani. Masih kami tunggu kepastian, apakah anjingnya itu positif rabies atau tidak,” ujarnya.

Menurut dr Suasta, sesuai catatan di Dinasnya, pada tahun 2010 lalu, juga sempat ditemukan kasus anjing positif rabies di Banjar Sumbul, Desa Yehembang Kangin. Bahkan saat itu, anjing rabies itu juga sempat menggigit seekor sapi peliharaan warga, sehingga sapi yang ikut tiba-tiba mengganas, itu pun harus ditembak dengan bantuan aparat TNI. Berkaca terhadap kejadian sebelumnya, ia pun mengharapkan warga selalu waspada terhadap kasus gigitan anjing. “Walaupun sudah jarang terdengar, jangan pernah sepelekan rabies , karena resikonya fatal. Kami terus berharap, setiap ada kasus gigitan HPR segera dilaporkan, sehingga terpantau petugas kesehatan untuk penanganan lebih lanjut,” imbaunya. *ode

Komentar