nusabali

Ngamuk dan Rusak 2 Mobil, ODGJ Diamankan

  • www.nusabali.com-ngamuk-dan-rusak-2-mobil-odgj-diamankan

Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) inisial AA MW, 37, diamankan oleh pihak keluarga bersama pihak kepolisian.

BANGLI, NusaBali
AA MW membuat onar dengan merusak mobil yang terparkir di seputaran Puri Agung, Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli, Kamis (25/10) sekitar pukul 23.00 Wita. Pasca membuat kegaduhan tersebut, AA MW langsung dilarikan ke RSJ Provinsi Bali.

Informasi terhimpun, Kamis malam AA MW tiba-tiba mengambil batako dan melempar  bagian kaca depan mobil  jenis Toyota Avanza nomor polisi DK 1468 PG milik Anak Agung Rai Agung Suparta Putra yang saat itu diparkir di pinggir jalan depan puri. Mobil Avanzaa tersebut mengalami pecah kaca depan dan kap mobil penyok.  Kemudian giliran mobil jenis Suzuki  Splas  nomor polisi DK 1420 CP milik Anak Agung Gde Sutrisna Putra yang diparkir di depan halaman puri menjadi tidak luput dari sasaran amukan  AA MW. Mobil warna hitam tersebut mengalami pecah kaca depan.

Sebelumnya tidak ada tanda-tanda kalau AA MW mengamuk. Tanpa disangka-sangka AA MW mengambil batako dan membuat onar. Lantaran merasa khawatir akan ulah AA MW, akhirnya pihak keluarga menghubungi pihak kepolisian. Mendapat laporan akhirnya beberpa anggota kepolisian dari Polres dan Polsek Kota Bangli mendatangi lokasi kejadian. AA MW dibujuk oleh petugas sehingga sedikit tenang dan akhirnya langsung dilarikan ke RSJP.

Terpisah dokter penanggung jawab layanan pasien AA MW, dr I Gusti Ayu Vivi Swayami SpKj menyampaikan jika pasien AANW sedang menjalani perawatan secara intensif. "Yang bersangkutan ada di ruang intensif, dari tim medis masih akan melakukan observasi," ungkapnya Jumat (26/10). Dikatakan jika AA MW ini sempat mendapat perawatan di RSJ namun itu sudah lama. “Sekitar 10 tahun lalu yang bersangkutan sempat dirawat. Bisa dibilang selama ini perawatannya tidak teratur bahkan terputus,” jelasnya.

Pasien yang bersangkutan tergolong dalam gangguan jiwa kronis, sehingga dibutuhkan penanganan yang intensif dan berkelanjutan. dr Gusti Ayu Vivi memperkirakan tidak dilakukan perawatan yang berkelanjutan dari pihak keluarga. “Mungkin karena selama ini tenang-tenang saja sehingga dikira tidak perlu terapi atau penangan lainya, padahal untuk kasus seperti ini pengobatan harus berkelanjutan. Karena pasien yang bersangkutan dipandang tidak membutuh perawatan segera, sampai akhirnya perawatan terputus. Dalam hal ini pihak keluarga memiliki peran untuk mendorong pengobatan yang bersangkutan,” sebutnya.

Disisi lain, dari sumber kepolisian, mengatakan kasus tersebut tidak dilaporkan oleh pihak korban yang tidak lain masih kerabat AA MW. "Namanya juga gangguan jiwa, kemudian masih keluarga, jadi tidak dilaporkan," ungkap sumber di Polsek Kota Bangli.

AA MW sakit sudah lama, sudah sempat di rawat di RSJ. Paman AA MW, yakni AA Wirawan mengatakan bahwa sebelum sakit AA MW sempat kuliah mengambil jurusan pariwisata. Bahkan sudah sempat ke Singapura untuk training. Pihak keluarga tidak tahu pasti penyebabnya, karena yang bersangkutan tiba-tiba tingkah laku atau sikap berubah.

Semenjak ditinggal orang tua AA Dwi Karna (ayah), AA MW dirawat oleh paman dan neneknya. AA MW merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Sementara ini saudaranya tinggal dan bekerja di Denpasar.

Agung Wirawan menyampaikan berbagai upaya pengobatan dilakukan, mulai dari medis hingga non medis. "Ke balian sudah berkali-kali, melukat di pasih juga sudah, namun tidak ada perubahan," jelasnya. Pihaknya tidak memungkiri untuk pengobatan medis cukup lama terhenti karena tidak ada siapa-siapa yang mengantarkan. "Tidak ada siapa-siapa untuk nganter kontrol," ujarnya. *es

Komentar