nusabali

Kaki Bengkak Disengat Kelabang, Petani Jalani Rawat Inap di RS

  • www.nusabali.com-kaki-bengkak-disengat-kelabang-petani-jalani-rawat-inap-di-rs

Seorang petani kebun, Dewa Made Sutama, 46, dari Banjar Bungbungan, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, harus menjalani perawatan intensif di RSU Negara, akibat telapak kaki kirinya disengat kelabang, Sabtu (20/10) siang.

NEGARA, NusaBali
Salah seorang warga kurang mampu itu baru dibawa ke RSU Negara, Kamis (25/10), setelah mengalami pembengkakan pada telapak kaki kirinya, yang membuatnya tidak dapat beraktivitas. Istri Dewa Sutama, I Nyoman Arniati, 42, yang mendampingi suaminya di Sal D RSU Negara, Kamis kemarin, mengatakan, telapak kaki kiri suaminya itu disengat kelabang saat bersama-sama mencari rumput di kebun tidak jauh dari rumahnya, Sabtu (20/10) siang. Saat itu, suaminya merasakan sesuatu masuk ke dalam sepatu boot kirinya, dan ketika berusaha melepas sepatu boot-nya, ternyata ada kelabang di dalam sepatunya dan menyengat telapak kaki. “Sudah akan melepaskan sepatu, tiba-tiba digigit (sengat),” kataya.

Setelah tersengat kelabang itu, sambung Arniati, suaminya hanya melakukan pengobatan seadanya di rumah, dengan mengoleskan minyak kelapa pada luka bekas sengatan kelabang. Tidak ada pikiran untuk melakukan pemeriksaan ke dokter ataupun Puskesmas, karena mengira gigitan kelabang itu tidak sampai menyebabkan luka fatal. “Kami punya KIS (Kartu Indonesia Sehat), tetapi berpikir tidak akan parah,” ujar ibu dua orang anak ini.

Namun setelah melakukan perawatan di rumah, Dewa Sutama semakin mengeluhkan sakit dan terjadi pembengkakan pada telapak kaki kirinya. Akhirnya Dewa Sutama dibawa ke Puskesmas II Mendoyo di Desa Yehembang, Selasa (23/10). Setelah menjalani rawat inap di Puskesmas tersebut, pembengkakan pada telapak kaki kiri Dewa Sutama diketahui semakin parah, sehingga dirujuk ke RSU Negara, Kamis pagi kemarin. “Kata dokter terjadi infeksi. Kakinya melepuh seperti luka bakar. Saya hanya berharap mudah-mudah suami saya cepat sembuh, karena musibah ini saya juga tidak bisa kerja,” ujar Artinati yang juga bermatapencaharian sebagai petani kebun. *ode

Komentar