nusabali

Akbar Terus Ingatkan Golkar

  • www.nusabali.com-akbar-terus-ingatkan-golkar

Golkar tetap optimistis menang Pileg 2019. Hasil survei Litbang Kompas menjadi pelecut bagi partai berlambang pohon beringin ini untuk bekerja lebih keras.

Kaget Disalip PKB di Survei

JAKARTA, NusaBali
Kaget. Begitulah respons Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Akbar Tandjung, mengetahui Golkar disalip PKB dalam survei Litbang Kompas.  "Saya sendiri juga kaget membaca survei bahwa Golkar di bawah PKB. (Posisi) pertama PDIP, kedua Gerindra, ketiga PKB dan keempat Golkar," kata Akbar di kawasan Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (25/10).

Akbar mengaku sudah beberapa kali mengingatkan Golkar agar mempersiapkan diri pada Pemilu 2019. Peningkatan perolehan suara harus menjadi fokus utama. "Kita tidak boleh underestimate terhadap partai partai baru dan tidak boleh bersikap take it for granted, dan tidak boleh berpikir business as usual," ujar Akbar.

Penurunan tingkat keterpilihan Golkar disebut Akbar juga imbas dari kasus yang menjerat kader. "Politik kita semakin terbuka, informasi kan juga bisa didapat masyarakat dari berbagai sumber, saya juga akui peristiwa yang melibatkan partai terkait korupsi tentu itu berdampak kepada citra partai," sambungnya.

Konsolidasi dan soliditas partai disebut Akbar menjadi faktor untuk mengembalikan keadaan Golkar saat ini. "Kita berjuang itu agenda utama nya itu agenda tentang partai, bukan individu masing masing," katanya.

Sementara itu, Golkar mengaku tetap optimistis meraih kemenangan di Pileg 2019. "Kami masih sangat optimis akan meraih kemenangan dalam pemilihan legislatif nanti," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan kepada wartawan, Rabu (24/10).

Ace menyebut hasil survei Litbang Kompas menjadi pelecut bagi Golkar untuk bekerja lebih keras. Menurutnya, Golkar masih memiliki cukup waktu hingga pemilu yang akan digelar pada April 2019.

Selain itu, lanjut Ace, survei tersebut belum sepenuhnya menghitung kekuatan tiap partai di tiap daerah pemilihan. Dia menilai survei yang dirilis Litbang Kompas itu masih bersifat umum. "Dalam survei ini, sesungguhnya masih belum mengkonversi kekuatan setiap partai ke setiap daerah pemilihan. Kita tahu kekuatan kami sesungguhnya ada pada parlemen. Kami memiliki calon legislatif di setiap daerah yang terpilih dan tangguh. Survei ini belum menjelaskan kekuatan elektoral kami di masing-masing dapil. Masih sangat umum," jelas Ace.

Ia pun menepis anggapan Golkar tidak mendapatkan coattail effect atau 'efek ekor jas' dari Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. Menurut Ace, coattail effect dari pasangan capres-cawapres bukan satu-satunya hal yang memengaruhi elektabilitas partai. "Itu bukan satu-satunya faktor. Ada banyak faktor. Soal efek ekor jas, kami akan terus berusaha melakukan co-branding terhadap Pak Jokowi dengan Partai Golkar," sebutnya. *

Komentar