nusabali

Desember, Motor Gesits Diproduksi Massal

  • www.nusabali.com-desember-motor-gesits-diproduksi-massal

Sepeda motor listrik karya anak bangsa ini dilengkapi inovasi teknologi yakni penggunaan smartphone pada speedometer.

JOGJAKARTA, NusaBali
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan bahwa motor listrik ‘Gesits’  buatan anak bangsa akan mulai diproduksi massal dan diluncurkan di pasar nasional pada Desember 2018. "InsyaAllah Desember akan mulai diproduksi massal," kata Menteri Nasir pada pembukaan Pameran Inovasi Inovator Ind Expo (I3E) 2018 di Atrium Jogja City Mall, Jogjakarta, Kamis (25/10).

Nasir mengatakan motor Gesits merupakan motor listrik yang sekitar 80 persen komponennya memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Sedangkan persentase komponen impor yang digunakan dalam pembuatan motor itu hanya mencapai 12 persen. "Kami selesaikan pada 2018 ini. Mudah-mudahan dilanjutkan pemerintahan selanjutnya agar 100 persen (komponennya) dari dalam negeri," kata dia.

Salah satu keunggulan dari motor Gesits dibanding sepeda motor lainnya, menurut dia, adalah adanya penerapan inovasi teknologi yakni penggunaan smartphone pada speedometer. "Ini seperti kita punya telepon genggam yang bisa jadi speedometer. Begitu motor diparkir, speedometer bisa berfungsikan sebagai telepon genggam kembali," kata dia.

Meski produk motor listrik  tersebut belum diluncurkan, Nasir menyatakan bahwa harga yang akan dipatok di pasaran sangat kompetitif dibandingkan dengan harga motor listrik lainnya. "Barangnya belum dikeluarkan. Harganya nanti nunggu. Harganya sangat kompetitif," kata dia.

Menurut dia, produksi motor Gesits yang akan dilakukan di pabrik PT Wika Industri dan Konstruksi di Gunung Putri Bogor akan memiliki kapasitas produksi mencapai 50 ribu unit dalam satu tahun.

Sebelumnya, Nasir menyebutkan bahwa riset dan pengembangan motor listrik hasil inovasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember tersebut sudah selesai dan hanya tinggal pada proses produksi. Menurut Nasir, hasil riset dan inovasi perguruan tinggi perlu terus didorong untuk menghasilkan produk-produk startup dalam negeri yang berbasis pada teknologi.

Pada awal 2015, hasil-hasil riset yang mampu diinovasikan menjadi sebuah produk startup masih rendah, yakni sebanyak 15 stratup. Meski demikian, Kemenristek terus melakukan pendampingan hingga akhirnya bisa meningkat menjadi 52 startup pada tahun yang sama.

"Sejak 2015 saya perbaiki terus dan saya kelola dengan baik. Pada 2016 meningkat menjadi 661 startup, dan 2018 menjadi 956 startup sehingga pada 2019 kami menargetkan bisa mencapai 1.000 startup," kata dia. *ant

Komentar