Dua Jam Sidak Dapat Delapan Pelanggar
Tim Yustisi Pemkab Tabanan obok-obok Pasar Tabanan pada Kamis (25/10).
TABANAN, NusaBali
Sidak selama dua jam terjaring delapan pelanggar yang tidak memiliki identitas kependudukan. Enam pelanggar tersebut langsung menjalani sidang tindak pidana ringan (tipiring) di Kantor Desa Delod Peken.
Kepala Satpol PP Tabanan I Wayan Sarba, mengatakan sidak dilakukan untuk menegakkan dua perda, yakni Perda No 12 Tahun 2002 tentang Ketertiban Umum dan Perda No 5 Tahun 2010 tentang Administrasi Kependudukan. “Kami sasar pengunjung pasar,” ucapnya.
Dikatakannya, selama dua jam sidak yang melibatkan Satpol PP Tabanan, Pengadilan Negeri Tabanan, dan instansi terkait didapati delapan pelanggar. Dua pelanggar langsung dibina dan enam pelanggar lainnya langsung menjalani sidang di Kantor Desa Delod Peken. “Yang terjaring alasannya klasik tidak membawa indentitas diri seperti KTP karena lupa,” kata Sarba.
Meski demikian, Sarba menyebutkan pelanggar administrasi sudah semakin tertib. Namun dia berharap agar masyarakat jika hendak bepergian kemana pun tetap harus membawa identitas diri untuk mencegah kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Tak hanya administrasi kependudukan, tim yustisi juga melakukan penertiban sejumlah pedagang yang berjualan hingga mengambil batas areal publik. Serta menyasar para pedagang kaki lima. Tetapi saat petugas datang, sejumlah pedagang kaki lima lari menyelamatkan diri. “Meski sudah seringkali dilakukan pembinaan, masih saja ada pedagang yang berjualan sampai mengambil areal untuk publik,” tegasnya.
Khusus untuk para pedagang yang kedapatan menjajakan barang dagangannya sampai ke areal publik, sementara ini hanya diberikan teguran dan pembinaan, namun jika nantinya kedapatan kembali dengan kesalahan yang sama alias membandel, tim yustisi tidak akan segan mengambil tindakan tegas, jika perlu sidang di tempat. “Minimal ditata rapi agar terlihat nyaman, aman, dan bersih karena Pasar Tabanan sering didatangi wisatawan,” tegasnya. *de
Sidak selama dua jam terjaring delapan pelanggar yang tidak memiliki identitas kependudukan. Enam pelanggar tersebut langsung menjalani sidang tindak pidana ringan (tipiring) di Kantor Desa Delod Peken.
Kepala Satpol PP Tabanan I Wayan Sarba, mengatakan sidak dilakukan untuk menegakkan dua perda, yakni Perda No 12 Tahun 2002 tentang Ketertiban Umum dan Perda No 5 Tahun 2010 tentang Administrasi Kependudukan. “Kami sasar pengunjung pasar,” ucapnya.
Dikatakannya, selama dua jam sidak yang melibatkan Satpol PP Tabanan, Pengadilan Negeri Tabanan, dan instansi terkait didapati delapan pelanggar. Dua pelanggar langsung dibina dan enam pelanggar lainnya langsung menjalani sidang di Kantor Desa Delod Peken. “Yang terjaring alasannya klasik tidak membawa indentitas diri seperti KTP karena lupa,” kata Sarba.
Meski demikian, Sarba menyebutkan pelanggar administrasi sudah semakin tertib. Namun dia berharap agar masyarakat jika hendak bepergian kemana pun tetap harus membawa identitas diri untuk mencegah kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Tak hanya administrasi kependudukan, tim yustisi juga melakukan penertiban sejumlah pedagang yang berjualan hingga mengambil batas areal publik. Serta menyasar para pedagang kaki lima. Tetapi saat petugas datang, sejumlah pedagang kaki lima lari menyelamatkan diri. “Meski sudah seringkali dilakukan pembinaan, masih saja ada pedagang yang berjualan sampai mengambil areal untuk publik,” tegasnya.
Khusus untuk para pedagang yang kedapatan menjajakan barang dagangannya sampai ke areal publik, sementara ini hanya diberikan teguran dan pembinaan, namun jika nantinya kedapatan kembali dengan kesalahan yang sama alias membandel, tim yustisi tidak akan segan mengambil tindakan tegas, jika perlu sidang di tempat. “Minimal ditata rapi agar terlihat nyaman, aman, dan bersih karena Pasar Tabanan sering didatangi wisatawan,” tegasnya. *de
Komentar