nusabali

Pujawali Pertama di Pasar Agung Pasca Erupsi

  • www.nusabali.com-pujawali-pertama-di-pasar-agung-pasca-erupsi

Tiga sulinggih muput pujawali di Pura Pasar Agung, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, Buda Paing Landep, Purnama Kalima, Rabu (24/10).

AMLAPURA, NusaBali
Tiga sulinggih yang muput yakni Ida Pedanda Gede Made Putra Lusuh dari Gria Suci Desa Peringsari, Ida Pedanda Gede Gianyar dari Gria Menara Desa Sinduwati, dan dan Ida Pedanda Gede Wayan Demung dari Gria Demung Desa Budakeling. Ini pujawali pertama yang terlaksana sejak Gunung Agung erupsi pada September 2017 lalu.

Lokasi Pura Pasar Agung sekitar 1,5 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung. Sebelum puncak prosesi pujawali, pukul 01.00 Wita menggelar upacara mulang pakelem di kawah Gunung Agung. Kondisi Gunung Agung landai, terlihat cerah, tanpa terlihat hembusan asap, dan gempa. Para pamangku dikoordinasikan Jro Mangku Gede Umbara dan Jro Mangku Sigra menggelar upacara pembersihan areal upacara. Selanjutnya pacaruan manca sanak dengan kurban lima ayam manca warna, nenudang Ida Bhatara Tirtha dari Palinggih Sanggar Tawang yang merupakan linggih Banten Catur melintasi titi mahmah dengan kurban kebo (kerbau).

Jro Mangku Sigra mengatakan, persembahan banten catur di Palinggih Sanggar Tawang  melambangkan empat kemahakuasaan Tuhan dalam bentuk Cadu Sakti. Keempatnya itu Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa, Yang Maha Kerja, Yang Maha Ada, dan Yang Maha Tahu. Dengan adanya banten catur, artinya pujawali yang dilaksanakan telah disaksikan Ida Sang Hyang Widhi. Panyanggra Pura Pasar Agung, I Gusti Bagus Gede Agung Sutedja, menambahkan, meski Gunung Agung status siaga, tak ada kendala menggelar pujawali. “Kami tetap makemit 11 hari hingga nyineb pada Redite Pon Kulantir, Minggu (4/11),” jelas Sutedja didampingi Humas I Wayan Suara. *k16

Komentar