nusabali

Loka POM Singaraja Tarik Ratusan Produk Bermasalah

  • www.nusabali.com-loka-pom-singaraja-tarik-ratusan-produk-bermasalah

Sebanyak 171 jenis produk dengan total 1.226 kemasan ditarik dari peredaran oleh Loka Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Singaraja, sejak September lalu.

SINGARAJA, NusaBali
Ratusan jenis produk itu disebut tak sesuai dengan ketentuan, hingga saat ini masih diamankan dan menunggu jadwal pemusnahan. Kepala Loka POM Buleleng, Made Ery Bahari, saat ditemui pada acara Loka POM di Taman Kota Singaraja, Minggu (20/10) pagi mengatakan, 171 jenis produk itu ditemukan di 40 lokasi di Buleleng. Dari total lokasi yang diawasi, Loka POM menemukan hanya 16 lokasi yang dinilai memenuhi ketentuan. Sedangkan 24 lokasi sisanya dinilai bermasalah.

“Dari 24 lokasi itu kebanyakan mengedarkan obat-obatan sebanyak 11 lokasi. Kosmetik di sembilan lokasi dan produk pangan di 4 lokasi,” katanya. Ia pun merincikan belasan lokasi yang mengedarkan obat-obatan masih ditemuinya bermasalah pada sistem penyimpanan, selain juga menyediakan obat-obatan yang tak memiliki izin edar dan kadaluarsa.

Sedangkan pada penyedia kosmetik yang hampir sebagian dari ribuan kemasan yang diamankan disebut tak memiliki izin edar. Ada juga yang tak memiliki label, dan kejelasan bahan-bahan yang digunakan. Ratusan produk kosmetik itu memang diamankan tim Loka POM dari sejumlah suplier, toko kosmetik, salon hingga klinik kecantikan. Bahkan sebagian dari produk kosmetik itu memang diedarkan secara online.

Ery juga menjelaskan lolasi yang menyediakan produk pangan juga rentan penggunakan bahan-bahan berbahaya. Terutama pewarna sistetis, yakni rhodamin B dan methanyl yellow. Namun Loka POM juga secara ketat mengawasi kandungan bahan berbahaya lainnya seperti formalin dan boraks.

Hal itu dijelaskan oleh Kepala Balai Besar POM Denpasar, IGA Adhi Aryapatni. Meski sudah terang-terangan dilarang, makanan yang mengandung pewarna sintetis itu masih saja ditemui di pasaran. Salah satu penyebabnya karena tingginya permintaan dari masyarakat. Terutama dari produk kosmetik maupun pangan. Akibatnya produsen pun akan tetap memproduksi produk itu, meski dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

“Kenapa masih diproduksi alasannya karena permintaan dari konsumen yang maunya sama produk yang menggunakan rhodamin B, methanyl yellow, boraks. Begitu juga dengan kosmetik yang memang kebanyakan diedarkan melalui online dengan iklan yang menggiurkan,” ungkapnya.

Dengan kondisi itu BPOM terus melakukan edukasi ke masyarakat, sehingga kedepannya dengan pemahaman yang benar, tidak ada lagi masyarakat yang mau membeli produk yang membahayakan bagi kesehatan dan merugikan. “Kami terus sosialisasi biar masyarakat nggak mau beli, nggak mau konsumsi. Ketika permintaan turun, otomatis produksi turun, lama kelamaan akhirnya hilang,” tegas Adhi.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama Loka POM Singaraja juga melakukan uji sampel 24 jenis olahan makanan yang tersedia pada acara car free day di Jalan Ngurah Rai, Singaraja setiap hari Minggu. Dari hasil uji sampel itu seluruh olahan pangan dinyatakan aman dan tak mengandung bahan-bahan berbahaya. *k23

Komentar