Sakit Perut, IRT Nekat Gantung Diri di Pohon Cokelat
Seorang warga, Ni Wayan Wederi, 63, ditemukan tewas gantung diri di kebun miliknya DI Banjar Dinas Munduk Malang, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Senin (15/10) sekitar pukul 12.00 WITA.
TABANAN, NusaBali
Korban nekat akhiri hidupnya diduga tidak kuat menahan sakit perut yang diderita. Informasi yang dihimpun, korban ditemukan pertama kali gantung diri oleh suaminya Ni Nengah Tengking, 73. Berawal dari korban meminta tolong suaminya untuk diantar berobat ke bidan lantaran sakit perut yang dialaminya.
Karena Tengking saat itu baru pulang dari sawah dan sembari menunggu sore hari jadwal buka bidan di desa Munduk Malang, suaminya ini mengatakan akan mengantar Wederi, namun usai memberi pakan ternak sapi di kandang. Setelah itu Tengking pergi ke kandang sapi dan sekitar pukul 14.30 WITA, kembali ke rumah.
Tengking pun langsung mencari keberadaan istrinya. Namun ia tidak berhasil menemukan keberadaan istrinya, serta mengira jika istrinya pergi berobat seorang diri. Tengking pun akhirnya menyusul ke bidan, namun istrinya juga tidak ada, begitu juga di tempat orang punya kerja.
Hingga akhirnya sekitar pukul 16.45 WITA, saat pencarian ke sejumlah lokasi alangkah terkejutnya, Tengking mendapati istrinya sudah tergantung di pohon coklat yang ada di kebun miliknya menggunakan selendang warna biru.
Ia pun memanggil sejumlah warga yang melintas. Dan ketika didekati sekujur tubuh korban telah dikerumuni semut merah, melihat hal tersebut selanjutnya Tengking memotong tali selendang dan memindahkan tubuh korban ke tempat yang lebih aman dan bersama warga selanjutnya melaporkan hal tersebut ke kelian dinas dan ke Polsek Selemadeg Timur. Kasubag Humas Polres Tabanan, AKP I Gede Surya Kusuma membenarkan adanya kasus gantung diri di wilayah kecamatan Selemadeg Timur. Dari hasil keterangan saksi, korban diduga nekat mengakhiri hidupnya lantaran sakit perut. "Benar, ada kasus gantung diri, korban diduga nekat karena sakit yang diderita," ujarnya. *de
Korban nekat akhiri hidupnya diduga tidak kuat menahan sakit perut yang diderita. Informasi yang dihimpun, korban ditemukan pertama kali gantung diri oleh suaminya Ni Nengah Tengking, 73. Berawal dari korban meminta tolong suaminya untuk diantar berobat ke bidan lantaran sakit perut yang dialaminya.
Karena Tengking saat itu baru pulang dari sawah dan sembari menunggu sore hari jadwal buka bidan di desa Munduk Malang, suaminya ini mengatakan akan mengantar Wederi, namun usai memberi pakan ternak sapi di kandang. Setelah itu Tengking pergi ke kandang sapi dan sekitar pukul 14.30 WITA, kembali ke rumah.
Tengking pun langsung mencari keberadaan istrinya. Namun ia tidak berhasil menemukan keberadaan istrinya, serta mengira jika istrinya pergi berobat seorang diri. Tengking pun akhirnya menyusul ke bidan, namun istrinya juga tidak ada, begitu juga di tempat orang punya kerja.
Hingga akhirnya sekitar pukul 16.45 WITA, saat pencarian ke sejumlah lokasi alangkah terkejutnya, Tengking mendapati istrinya sudah tergantung di pohon coklat yang ada di kebun miliknya menggunakan selendang warna biru.
Ia pun memanggil sejumlah warga yang melintas. Dan ketika didekati sekujur tubuh korban telah dikerumuni semut merah, melihat hal tersebut selanjutnya Tengking memotong tali selendang dan memindahkan tubuh korban ke tempat yang lebih aman dan bersama warga selanjutnya melaporkan hal tersebut ke kelian dinas dan ke Polsek Selemadeg Timur. Kasubag Humas Polres Tabanan, AKP I Gede Surya Kusuma membenarkan adanya kasus gantung diri di wilayah kecamatan Selemadeg Timur. Dari hasil keterangan saksi, korban diduga nekat mengakhiri hidupnya lantaran sakit perut. "Benar, ada kasus gantung diri, korban diduga nekat karena sakit yang diderita," ujarnya. *de
Komentar