nusabali

Pebisnis Baju Adat Laris Manis

  • www.nusabali.com-pebisnis-baju-adat-laris-manis

Instruksi Gubernur Bali Nomor 2231 Tahun 2018, tentang kewajiban berbusana adat, pada setiap hari Kamis, berbuah manis bagi pengusaha UMKM bidang sandang.

DENPASAR, NusaBali

Mereka mengaku omzet penjualan meningkat, karena permintaan busana adat meningkat. Mereka pun terus terang, gembira dengan pemberlakuan wajib busana adat ini. “Dampaknya memang terasa. Penjualan kami meningkat,” ujar Komang Ratih Purnamadewi, seorang pengusaha sandang, Ratih Kebaya di Jalan Gunung Bromo, Denpasar, Senin (15/10).

Dikatakan permintaan setelan kebaya dan kain meningkat, baik untuk anak-anak dan dewasa. Harga per stel, untuk setelan kebaya anak-anak, maupun busana anak laki-laki, antara Rp 80.000 – Rp 150.000. Sedang untuk dewasa di atas harga anak-anak sampai Rp 600.000 per stel.

Meski tidak seperti jual kebutuhan pokok, namun Ratih sangat merasakan perbedaan penjualan, sebelum dan sesudah adanya instruksi Gubernur Wayan Koster wajib busana adat ke kantor pada setiap Kamis.”Kalau dulu, sepi sekarang cukup ramai,” ungkap Ratih.

Hal senada disampaikan I Nyoman Sudira. Perajin kain endek asal Gelgel Klungkung, menyatakan instruksi gubernur tentu membantu pemasaran produk sandang, seperti perajin tenun lokal. “Sekarang sih belum, terasa. Karena SK itu kan baru,” ujar Sudira. Namun dari pembicaraan kalangan pelanggan, maupun warga umum, Sudira mendapatkan sinyal instruksi wajib busana adat berimbas positif pada kebutuhan busana adat .

”Kami perajin tentu terbantu dengan ini,” ujar Sudira. Dalam beberapa waktu nanti, baru akan terasa peningkatan itu. “Untuk saya sih sudah ada pemesanan kain endek untuk busana adat,” ungkap Sudira.

Dihubungi terpisah, Kadisperindag Bali Putu Astawa menyatakan instruksi gubernur tentu memberi rangsangan pada industri sandang, khususnya tenun. “Nanti visi dan misi Pak Gubernur secara koperasi,” ujar Astawa. Pengembangan tenun, tidak hanya terkait produk busana adat, namun juga pengembangan sebagai komoditas unggulan. “Akan dibahas holistik, mulai dari penyiapan bahan baku, SDM, hingga marketingnya,” tandas Astawa.  Dia juga menepis kekhawatiran akan ada monopoli terkait pengadaan busana adat untuk PNS dan pihak terkait lainnya. “Bagaimana bisa monopoli, di masing-masing daerah/kabupaten kan ada tenunnya,” tegas Astawa. *k17

Komentar