nusabali

Sebagai Utusan Perdana PHDI, Langsung Didaulat Jadi Narasumber

  • www.nusabali.com-sebagai-utusan-perdana-phdi-langsung-didaulat-jadi-narasumber

Bawakan makalah bertajuk ‘Tantangan dan Peluang Masyarakat Hindu di Indonesia dan Support dari Gerakan Hindu Dunia’, AA Ketut Diatmika ungkap sejumlah umat Hindu di Indonesia menempati posisi penting, karena pemerintah memberi kesempatan kepada seluruh warga negaranya yang punya potensi

Dr Anak Agung Ketut Diatmika Ukir Sejarah dalam Event World Hindu Congress II 2018 di Chicago

JAKARTA, NusaBali
Utusan PHDI Pusat, Dr Anak Agung Ketut Diatmika, 61, mendapatkan posisi penting dalam acara World Hindu Congress (WHC) II di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, 7-9 September 2018 lalu. Melalui AA Diatmika, untuk kali pertama dalam sejarah utusan PHDI Pusat dapat kesempatan sebagai pembicara di ajang WHC. Dia sebagai pembicara bagian ‘Hindu Organisation, Temples, and Associations Forum’.

Dalam ajang WHC yang digelar 4 tahun sekali terebut, AA Diatmika yang kini menjabat Ketua Bidang Hubungan Internasional PHDI Pusat tampil bersama Ir Wayan Gina Samudra Antara (kini Ketua Gerakan Ekonomi Hindu PHDI Pusat). Mereka datang berkat undangan yang diantar langsung oleh Panitia Swami Vigyananand, Agustus 2017 lalu.

Ini untuk pertama kali PHDI mengirimkan delegasi ke ajang WHC. Pada WHC I 2014 lalu di India, PHDI tidak mengirimkan perwakilan. Nah, dalam WHC II 2018 di Chicago, utusan PHDI tidak sekadar menjadi peserta, melainkan didaulat sebagai pembicara. AA Diatmika jadi narasumber bersama pembicara lainnya dari berbagai negara, seperti Italia, Afrika, dan Amerika Serikat.

Pembicara dari Amerika Serikat, antara lain, Pandit Ram Hardowar (Shri Surya Narayan Mandir, USA), Dr Ajay Shah (Convener, American Hindu Against Defamation, USA), dan Acharya Sri Gaurang Nanavaty (Chinmaya Mission Houston, USA). Masing-masing narasumber mendapat kesempatan bicara selama 10 menit. Namun, AA Diatmika minta waktu lebih, karena harus memaparkan tentang agama Hindu dan umat Hindu di Indonesia. Permintaannya pun dipenuhi panitia, shingga Diatmika mendapat kesempatan bicara 15 menit.

Diatmika membawakan makalah bertajuk ‘Tantangan dan Peluang Masyarakat Hindu di Indonesia dan Support dari Gerakan Hindu Dunia’. Salah satu pemaparannya adalah mengenai sejumlah umat Hindu di Indonesia menempati posisi penting, karena pemerintah memberikan kesempatan kepada seluruh warga negaranya yang memiliki potensi untuk berada di posisi tersebut. Hal ini menunjukkan Indonesia plural.

"Selama ini, orang mengetahui Indonesia mayoritas Muslim, tapi dalam kongres itu saya menjelaskan bahwa di Indonesia juga ada umat Hindu. Bahkan, beberapa di antaranya menempati posisi penting seperti menteri, gubernur, anggota dewan, senator, anggota Polisi/TNI, dan jabatan lainnya," ungkap Diatmika kepada NusaBali di Tangerang, Kamis (4/10) lalu.

Dalam kongres tersebut, pria asal Banjar Tampak Gangsul, Desa Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur ini menjelaskan tentang populasi Indonesia tahun 2018 berjumlah 266 juta jiwa. Dengan angka sebesar itu, Indonesia berada di peringkat empat dunia soal jumlah penduduk, setelah China, India, dan Amerika Serikat.

Dari 266 juta jiwa itu, 1,7 persen adalah umat Hindu. Dalam perkembangannya, maka dibentuklah PHDI pada 23 Februari 1959. PHDI merupakan institusi tertinggi dalam agama Hindu. Kini, PHDI sudah ada di 34 provinsi se-Indonesoa. Jumah umat Hindu terbanyak berada di Bali. "Dari 1,7 persen penduduk Indonesia yang beragama Hindu, 80 persennya ada di Bali. Sisanya tersebar di daerah lain," papar ayah tiga anak dari pernikahannya dengan Ni Luh Made Suastini ini.

Sistem pendidikan agama Hindu di Indonesia, kata Diatmika, disebut pasraman. Pendidikan tersebut terintegrasi dengan pendidikan internasional, sehingga menelorkan orang-orang yang sukses menempati jabatan prestisius di Indonesia. Meski begitu, ada tantangan pula yang dihadapi umat Hindu di tanah air.

Di bidang ekonomi, perlu ada kerjasama organisaasi Hindu lokal dengan internasional dalam rangka meningkatkan peranan para usahawan. PHDI juga membutuhkan pangsa pasar komunitas kelapa, karena Parisada sudah bekerja sama dalam perkebunan kelapa di Kaltim. PHDI siap memasok komoditas lainnya seperti rempah-rempah. Menurut Diatmika, PHDI sudah membuat MOU dengan Kementerian Koperasi dan UMKM tentang pembinaan Koperasi Hindu.

Di bidang pendidikan, PHDI sangat membutuhkan banyak buku dan peralatan perpustakaan untuk menunjang proses pembelajaran serta memberikan beasiswa kepada anak pintar dari keluarga tidak mampu. Di bidang kesehatan, membangun rumah sakit dan menyediakan obat-obatnya pula.

Usai memaparkan makalahnya, Diatmika mendapat aplaus dari peserta WHC. Bahkan, utusan organisasi Hindu dar berbagai belahan dunia tidak percaya bila umat Hindu bisa menempati posisi penting di Indonesia. Pasalnya, Indonesia lebih dikenal sebagai negara mayoritas Muslim.

"Setelah memaparkan itu, banyak peserta mendekat dan bertanya lebih mendalam ke saya. Mereka sangat suprise lantaran Hindu berkembang baik di Indonesia. Bahkan, wartawan di Chicago sangat tertarik mengangkat tema yang saya bawakan," terang pria kelahiran Denpasar, 16 Juni 1957 ini.

Bagi Diatmika sendiri, menjadi pembicara di WHC II 2018 merupakan sebuah kehormatan. Sebab, baru pertama kali PHDI mengirimkan delegasi dan langsung didaulat menjadi pembicara. Lagipula, profilnya juga masuk dalam buku WHC II 2018. Selain sebagai pembicara, Diatmika bersama Wayan Gina Samudra Antara sebelumnya menghadiri program WHC, yaitu World Economic Forum.

World Economic Forum membicarakan tentang bagaimana umat Hindu dunia sejahtera. Caranya, menciptakan berbagai kekayaan dengan melakukan promosi dan berwirausaha agar entrepreneur tumbuh. World Economic Forum dihadiri para eksekutif, pengusaha, industrialis, ekonom, dan ahli strategi bisnis.

Di sana mereka berbagi pengalaman untuk kehidupan umat Hindu dunia yang lebih baik. "Rekomendasi dari pertemuan itu agar umat Hindu dunia memiliki jejaring, memberi inspirasi ke peserta untuk meningkatkan ekonominya, serta berbagi ide," jelas Diatmika

WHC II 2018 di Chicago dihadiri 2.500 delegasi dari 60 negara. WHC II 2018 dibuka Gubernur Illinois, Bruce Rauner, dan ditutup oleh Wakil Presiden India, Venkaiah Naidu. Kota Chicago terpilih sebagai bentuk penghargaan kepada Swami Wiwekananda, tokoh Hindu yang pada 125 tahun lalu bicara di Parlemen Agama Dunia tentang ‘Kita Semua Bersaudara’. Sedangkan WHC III berikutnya akan digelar di Thailand, Oktober 2022 mendatang. *k22

Komentar