nusabali

Di Badung Masih Perlu Tiga TEWS

  • www.nusabali.com-di-badung-masih-perlu-tiga-tews

Sebagai daerah yang memiliki bentang pantai dengan panjang 82 kilometer, sistem peringatan dini tsunami atau disebut Tsunami Early Warning System (TEWS) tentu lah sangat vital dibutuhkan.

MANGUPURA, NusaBali

Namun belum semua kawasan pesisir di Kabupaten Badung terpasang alat peringatan dini tsnumai tersebut.  Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung, baru ada lima unit TEWS terpasang di seluruh Badung. Itupun hanya di wilayah Selatan Badung. Seperti di Pantai Tanjung Benoa, ITDC, Pantai Kedonganan, Pantai Kuta, dan Pantai Double Six Seminyak. Sementara di bagian Barat Badung sejauh ini masih belum ada, seperti Pantai Petitenget, Pantai Batubolong, dan Pantai Seseh.

“Iya, idealnya kalau ingin menjangkau seluruh (pantai) di Badung, kita perlu delapan unit TEWS. Tapi, sekarang baru ada lima, jadi masih kurang tiga yakni untuk Pantai Petitenget, Pantai Batu Bolong, dan Pantai Seseh,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Badung I Wayan Netra, Kamis (11/10).

Untuk kekurangan ini, Wayan Netra mengaku sudah pernah mengusulkan penambahan. Akan tetapi, sejauh ini belum ada penambahan. “Kami sudah sempat usulkan (tambahan TEWS). Tapi belum ada penambahan lagi. Memang harganya lumayan mahal. Satu alat saja (TEWS) dulu harganya sekitar satu setengah miliar rupiah. Kalau sekarang mungkin sudah dua miliaran lebih,” tuturnya.

Menurut dia, TEWS sangat penting karena keberadaannya akan memberikan peringatan kepada masyarakat akan adanya ancaman tsunami. Terlebih lagi, di Badung dengan bentang pantai mencapai 82 km dari Tanjung Benoa, Kuta Selatan sampai Pantai Seseh, Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, serta berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.

“Meski TESW ini penting, tapi kesiapsiagaan masyarakat juga tak kalah pentingnya. Makanya, kami di Badung gencar melakukan sosialisasi dan simulasi bencana. Sekarang kami juga sudah bentuk Desa Tangguh Bencana dan Forum Pengurangan Risiko Bencana,” kata Wayan Netra.

Selain itu, BPBD juga sudah memasang rambu-rambu dan peta evakuasi apabila terjadi bencana. Bila terjadi gempa, maka masyarakat diimbau mencari tempat lapang. Kemudian apabila gempa disusul ada ancaman tsunami, maka masyarakat diimbau segera melakukan langkah evakuasi dengan mencari tempat-tempat tinggi. “Untuk wilayah Badung Selatan, kami sudah membuat MoU dengan sejumlah hotel. Bila terjadi bencana tsunami, maka hotel tersebut wajib memberikan tempat berlindung,” tegasnya.

Disinggung mengenai teknis pengoperasian TEWS, Wayan Netra menyebut bila terjadi bencana berpotensi tsunami, maka alat tsunami BMKG akan memberikan peringatan yang diteruskan ke Ruspudalops BPBD Bali. Kemudian, petugas Ruspudalops BPBD Bali akan menekan tombol melalui laptop untuk membunyikan seluruh serine yang ada. Sejauh ini pihaknya memastikan lima alat ini berfungsi dengan baik. *asa

Komentar