nusabali

Banyuning Lakukan Nyepi Desa

  • www.nusabali.com-banyuning-lakukan-nyepi-desa

Desa Pakraman Banyuning merupakan salah satu desa pakraman di Buleleng yang menggelar dua kali panyepian.

SINGARAJA, NusaBali
Selain menjalankan Nyepi nasional menyambut tahun baru saka, Desa Pakraman Banyuning juga memiliki tradisi Nyepi Desa yang dilaksanakan sebagai rangkaian upacara Ngusaba Desa, tepat pada Purnama Sasih Kalima, Buda Paing Landep, Rabu (24/10) mendatang.

Namun seluruh krama desa sudah mulai melakukan rangkaian upacara sejak Anggara Paing Watugunung, Selasa (9/10) yang diawali dengan menggelar pacaruan balik sumpah di Pura Desa Pakraman Buleleng. Pada Buda Pon Watugunung, Rabu (10/10) krama desa Banyuning melakukan Nyepi Desa yang diikuti dengan catur brata panyepian.

Menurut Nyoman Suardika  selaku PHDI Kelurahan Banyuning, kemarin mengatakan,  prosesi ngusaba desa yang diawali dengan nyepi desa itu sudah berlangsung secara turun-temurun. Diperkirakan dimulai sejak abad ke-13. Sebelum dilakukan upacara ngusaba desa yang bertujuan mengajegkan desa, wajib dilakukan upacara pembersihan melalui pacaruan dan nyepi desa.

“Pacaruan dan nyepi desa ini bertujuan menetralisir bhuwana agung dengan sarana sarwa baburon,” kata dia. Meski ruas jalan Gempol Banyuning yang menjadi lintasan kendaraan besar seperti truk pengangkut material tetap dibuka untuk umum, namun suasana nyepi desa sangat jelas terlihat. Selain sejumlah ruko dan toko di sepanjang jalan tutup, sekolah, radio dan sejumlah perusahaan yang ada di sekitar wawidangan desa pakraman Banyuning juga diliburkan.

Dalam pelaksanaan nyepi desa, Suardika pun menyebutkan tidak ada perbedaan prinsip jika dibandingkan dengan perayaan Nyepi tahun baru saka. Seluruh krama Banyuning atas kesadarannya sendiri akan melakukan paberatan nyepi. Namun pihak desa pakraman juga tak memaksakan bagi krama tamiu (pendatang) yang tinggal di Banyuning untuk mengikuti tradisi itu. Krama tamiu diberikan kebebasan untuk tidak ikut melaksanakan nyepi desa dan tidak mengganggu ketertiban dan kenyaman desa.

Setelah upacara pembersihan melalui pacaruan dan nyepi desa pada Anggara Wage Sinta, Selasa (16/10) mendatang dilaksanakan upacara makiis. Upacara itu disebut Suardika yang juga dosen di STAHN Mpu Kuturan bertujuan untuk memohon tuntutan para dewa, membuang penyakit masyarakat, menghilangkan keegoan, melestarikan alam dan mencari amerta.

Puncak upacara ngusaba desa baru dilaksanakan bertepatan pada Purnama sasih kalima yang jatuh pada Buda Paing Landep (24/10) mendatang. Seluruh rangkaian upacara ngusaba akan dilakukan di Pura Bale Agung Desa Pakraman Banyuning. Dan sebagai penutup rangkaian ngusaba desa pada sasih kaenem, di Bali yang biasanya melangsungkan upacara nakluk mrana, desa pakraman Banyuning menutupnya dengan penghaturan pakelem di segara pada Purnama sasik kaenem, Wrespati Umanis Gumbreg, Kamis (22/11) mendatang.*k23

Komentar