nusabali

Amien Rais Dikawal Massa, Polisi Bersiaga

  • www.nusabali.com-amien-rais-dikawal-massa-polisi-bersiaga

Alumni 212 akan gelar aksi mengawal dan dampingi Amien Rais saat Ketua De-wan Kehormatan PAN tersebut diperiksa polisi di Polda Metro Jaya terkait hoax Ratna Sarumpaet, Rabu (10/10) ini.

PDIP: Seharusnya Kirim Lawyer Terbaik

JAKARTA, NusaBali
Polisi pun siaga untuk mengamankan aksi kawal Amien Rais ini. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, mengatakan tidak masalah adanya aksi kawal Amien Rais tersebut. Personel Polda Metro Jaya sudah siap dan siaga. "Kita imbau jangan sampai rusuh, jangan merusak fasilitas umum," tandas Kombes Argo di Jakarta, Selasa (9/10).

Sedangkan Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto, mengingatkan aksi kawal Amien Rais sama dengan unjuk rasa. Karena itu, penyelenggara harus me-ngikuti 'aturan main' sesuai Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

"Yang mengumpulkan massa itu juga harus melaporkan sesuai Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998. Itu artinya kan mereka melakukan unjuk rasa, ya toh? Mana ada unjuk rasa mereka mau mengantarkan, itu kan berbeda. Ini kan unjuk rasa," kata Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo Jakarta Selatan, Selasa kemarin.

Irjen Setyo menegaskan massa aksi nantinya tak dapat mengawal Amien Rais hi-ngga ke ruang pemeriksaan, karena kapasitasnya terbatas. "Yang jelas, mereka (massa aksi) tidak bisa masuk semua ke ruangan, tidak cukup. Kecuali kalau me-meriksanya di lapangan parkir. Ini kan memeriksanya di dalam ruangan, di tempat yang enak, yang ber-AC, kita berikan tempat yang baiklah," katanya.

Di sisi lain, Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto juga mengingatkan agar aksi kawal Amien Rais tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat. Polri dipasti-kan menyiapkan pengamanan. "Yang penting segala sesuatunya bisa berjalan aman, lancar, aspirasi bisa tersampaikan. Yang lebih penting, tidak mengganggu kegiatan masyarakat yang lain," ujar Komjen Ari Dono.

Sementara itu, PDIP menilai aksi kawal Amien Rais saat diperiksa sebagai saksi kasus hoax Ratna Sarumpaet, tidak perlu dilakukan. "Ini masalah yang semua orang sudah tahu, proses hukum juga terbuka. Yang paling bagus adalah kirim lawyer terbaik untuk mendampingi, bukan massa yang cenderung atau potensial bikin gaduh," kritik Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP, Eva Kusuma Sundari, dikutip detikcom terpisah di Jakarta, Selasa kemarin. "Pakai logika psikologi massa dan preseden sebelumnya," imbuh Eva.

Eva meminta semua pihak untuk menyerahkan proses hukum kepada kepolisian. Dia juga meminta agar penegakan hukum tak dipolitisasi. "Seharusnya, penegakan hukum tidak dipolitisir, biar berjalan tanpa tekanan massa atau yang lainnya. Tindakan pribadi, mempertanggungjawabkannya pribadi-lah. Saya percaya polisi tidak akan takut, tapi bikin repot pengamanan, ongkos extra jadinya," tandas Eva.

Secara terpisah, Golkar juga mempertanyakan aksi kawal Amien Rais ini. "Tidak perlu juga membawa massa. Untuk apa? Untuk menekan pihak kepolisian? Ini negara hukum. Kita percayakan kepada penegak hukum," tegas Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily.

Ace menyebut pemanggilan Amien Rais oleh polisi sangat normal. Dia meminta semua pihak menghormati proses hukum yang berjalan. "Kita harus menghormati proses hukum. Jika memang merasa tidak bersalah, kenapa harus berkilah? Saya percaya Pak Amien memiliki jiwa kesatria," kata Ace.

Sementara, kubu PAN menyebut aksi massa kawal Amien Rais ini sebagai bentuk kepedulian terhadap sang mantan Ketua MPR 1999-2004. "Mereka (alumni 212) merasa peduli dan ingin bersama serta melakukan pembelaan kepada Amien Rais," dalih Wasekjen DPP PAN, Saleh Daulay Partaonan.

Saleh mengatakan tak ada permintaan dari pihaknya untuk mengawal dan men-dampingi Amien Rais. Massa ikut mengawal dan mendampingi secara sukarela. "Terkait rombongan yang akan mendampingi Amien Rais, semua pihak diharap-kan dapat memahaminya. Sebab, rombongan itu mendaftar secara sukarela. Tentu tidak bisa ditolak," katanya. *

Komentar