nusabali

RI Bidik Investasi Rp 200 Triliun di IMF-WB

  • www.nusabali.com-ri-bidik-investasi-rp-200-triliun-di-imf-wb

BUMN-BUMN  menargetkan bisa menjaring total investasi langsung sekitar Rp200 triliun dan 95 persen di antaranya berasal dari luar negeri.

NUSA DUA, NusaBali
Sebanyak 21 BUMN membidik investasi langsung senilai Rp200 triliun dalam Forum Investasi Indonesia 2018 yang akan diselenggarakan pada Selasa (9/10) sebagai acara sela Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018.

PT Bank Mandiri Persero Tbk akan mengkoordinasikan investasi langsung tersebut, yang sebesar 95 persen dari total nilai investasinya, berasal dari investor asing. "Total nilai investasinya mencapai sekitar Rp200 triliun dan ini merupakan investasi langsung di mana 95 persen di antaranya berasal dari luar negeri,” ujar Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas di Nusa Dua, Bali, Senin.

Forum Investasi Indonesia atau Indonesia Investment Forum (IIF) 2018 diinisiasi oleh Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN melalui Bank Mandiri dan diselenggarakan di Hotel Conrad, Nusa Dua. "Forum ini memberi sinergi antara investor, pemangku kepentingan dan berbagai peluang investasi yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar dia. "Ratusan investor akan mengexplorasi potensi-potensi investasi di Indonesia," tambahnya.

Indonesia Investment Forum 2018 bertema Paradigma Baru dalam Pembiayaan Infrastruktur (A New Paradigm in Infrastruktur Financing) akan dihadiri Menko Perekonomian Darmin Nasution, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Selain itu, akan hadir juga dalam diskusi panel antara lain Bank Dunia, Moody’s, BlackRock, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur prioritas, BPJT, Jasa Marga, AIA Group, Indonesia Infrastructure Finance, Kementerian ESDM, PLN, Macquarie, Allianz dan Bank Mandiri.

Sementara itu  Menteri Keuangan Sri Mulyani menolak tegas tudingan yang menyatakan Indonesia berniat mendapatkan utang dengan cara menjadi tuan rumah Pertemuan IMF-WB.

"Tudingan itu sangat tidak mendasar, karena itulah publik perlu diberikan pemahaman yang benar. IMF itu tidak akan memberikan utang kepada negara yang tidak mengalami krisis, karena mandat IMF itu memang untuk negara yang krisis, itu pun jika diminta," kata Sri Mulyani dalam siaran pers, Senin (8/10).

Menurutnya, IMF berfungsi seperti layaknya koperasi yang memberikan pinjaman sementara untuk menyelamatkan perekonomian anggotanya. Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa saat ini Indonesia tidak dalam keadaan krisis. "Perbankan kita terjaga dengan sehat, GDP kita masih tumbuh sekitar 5 persen, defisit APBN menurun, inflasi terjaga rendah, dan moneter stabil. Kami meyakini bila fleksibilitas ekonomi bisa kita jaga, maka kita bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi global yang terjadi saat ini," tambah mantan Managing Director Bank Dunia tersebut.

IMF-WB 2018 yang dilangsungkan di Nusa Dua, Bali pada 8-15 Oktober 2018 merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi. Hadir dalam pertemuan itu para pemimpin lembaga keuangan dunia, menteri-menteri yang membidangi urusan ekonomi dan moneter, serta pengusaha-pengusaha dari berbagai sektor usaha.

Indonesia menjadi negara ke-4 di Asia yang terpilih menjadi tuan rumah IMF-WB 2018, setelah Singapura, Thailand, dan Filipina. Proses pemilihan sebagai tuan rumah dimulai sejak Indonesia mengajukan proposal pada September 2014 hingga penetapan pada kuartal akhir 2015.

IMF-WB 2018 di Bali ini disebut-sebut sebagai yang terbesar dibandingkan kegiatan yang sama sebelumnya dari sisi jumlah peserta. Melibatkan lebih dari 30 ribu peserta yang terdiri atas 5000-an delegasi dan lebih dari 25 ribu non delegasi dari 189 negara.

Indonesia sebagai tuan rumah mencoba menjadikan perhelatan ini untuk memberikan dampak positif sebanyak-banyaknya bagi bangsa. Dari sisi dampak langsung, Bappenas memperkirakan akan ada pemasukan lebih dari satu triliun rupiah yang berasal dari belanja para peserta.*ant

Komentar