nusabali

Abu Jenazah Atlet Gateball Dibawa ke Bali

  • www.nusabali.com-abu-jenazah-atlet-gateball-dibawa-ke-bali

Korban tewas bencana gempa dan tsunami di Sulteng tembus 1.763 orang, sebagian besar sudah dikuburkan secara massal

Jenazah Dewa Yoga Nata Kusuma Dikremasi di Palu Kemarin Sore


TABANAN, NusaBali
Jenazah Dewa Gede Yoga Nata Kusuma, 38, atlet gateball asal Tabanan yang jadi korban tewas bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng), telah dikremasi di Palu, Sulteng, Minggu (7/10). Rencananya, abu jenazah korban akan dikirim ke Bali, Senin (8/10) ini, untuk selanjutnya diupacarai pengabenan.

Abu jenazah Desa Gede Yoga Nata Kusuma akan diterbangkan dengan pesawat Hercules milik TNI AU pagi ini dan diperkirakan tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung sore pukul 15.00 Wita. Adik sepupu almarhum, Dewa Made Pringga Mudawisona, 24, mengatakan hingga kemarin sore  abu jenazah masih berada di Bandara Palu, Sulteng. Karena kemarin tidak ada pesawat datang, maka abu jenazah almarhum rencananya baru akan diterbangkan ke Bali pagi ini.

"Saya sekarang masih menginap di Bandara Palu. Kalau abu jenazah saya bawa pulang ke rumah, rasanya tidak enak. Jadi, besok pagi (hari ini, Red) baru diterbangkan ke Bali," ungkap Dewa Pringga yang kesehariannya berdinas di Satuan Brimob Polda Sulteng ketika dikonfirmasi NisaBali per telepon dari Tabanan, Minggu kemarin.

Menurut Dewa Pringga, abu jenazah Dewa Yoga akan dijemput oleh keluarga yang tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan. Kemudian, mereka akan ikut berama-sama dalam satu pesawat saat menerbangkan abu jenazah dari Palu ke Bali, hari ini. “Saya sendiri tidak bisa ikut mengantar abu jenazah ke Bali, karena sedang tugas di Sat Brimob Polda Sulteng,” katanya.

Dewa Pringga mengaku sejak awal ikut mengawal proses evakuasi kakak sepupunya tersebut, agar tidak dikubur secara massal. Dia ikut kawal mulai dari pembongkaran puing-puing reruntuhan Hotel Roa Roa Palu di mana almarhum tewas tertimbun, hingga proses identifikasi.

Bahkan, kata Dewa Pringga, pihaknya sempat bersitegang dengan orang lain yang mengklaim jenazah Dewa Yoga sebagai keluarganya. Beruntung, sejumlah bukti bisa menunjukkan bahwa jenazah itu memang benar Dewa Yoga, mulai dari sidik jari hingga sebuah tas yang ditemukan di sebelah jasad almarhum. “Dalam tas itu berisi alat-alat olahraga gateball. Termasuk juga ditemkan bukti transfer uang dalam tas tersebut,” papar Dewa Pringga.

Dengan bukti-bukti itu, kata Dewa Pringga, jenazah Dewa Yoga akhirnya bisa dikremasi di Palu, Minggu, 7 Oktober 2018 sore pukul 15.00 Wita. "Dengan bukti itu saya menang, sehingga jenazah bisa dikremasi tadi sore (kemarin). Abu jenazahnya akan dipulangkan besok pagi," ungkap Dewa Pringga.

Menurut Dewa Pringga, jenazah almarhum Dewa Yoga dikremasi dengan sarana upacara yang dibantu oleh pamangku dan krama Bali di Palu. Segala bentuk upakara dibuatkan atas bantuan krama Bali di Palu. "Jadi, kami sekeluarga sangat berterima kasih atas bantuan krama Bali yang ada di Palu," tutur Dewa Pringga.

Disebutkan, jenazah Dewa Yoga ditemukan dalam keadaan telungkup tanpa mengenakan baju di bawah reruntuhan Hotel Roa Roa Palu, Jumat (5/10) atau sepekan pasca gempa 7,4 SR dan tsunami. Saat ditemukan, wajahnya sudah tidak bisa dikenali lagi, karena telah membusuk. Itulah yang menyulitkan identifikasi. Beruntung, almarhum meninggalkan sejumlah bukti fisik.

Sementara, mertua almarhum Dewa Yoga, I Gusti Putu Weda, mengungkapkan saat ini keluarga masih menunggu abu jenazah almarhum tiba di Bali. "Kami masih menunggu koordinasi dengan keluarga di Makassar," jelas IGP Weda saat dikonfirmasi terpisah di rumah duka di Banjar Tegal Ambengan, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, Minggu kemarin.

IGP Weda mengatakan, saat ini keluarga dan kerabat almahum sudah silih berganti melayat ke rumah duka. Pelayat berdatangan sejak Sabtu. Sesuai hasil mapinunasan ke griya, jenazah almarhum Dewa Yoga akan diabenkan melalui prossi ngaben ngelanud di Setra Desa Pakraman Tegal Ambengan pada Buda Pon Watugung, Rabu (10/10) lusa.

Almarhum Dewa Yoga Nata Kusuma merupakan anak sulung dari tiga bersaudara keluarga pasangan Dewa Nyoman Sukadana (almarhum) dan Dewa Ayu Yayu Ratna. Dari pernikahannya dengan I Gusti Ayu Gede Dina Karamani, 30, almarhum dikaruniai tiga anak yang masih kecil-kecil: Dewa Ayu Nindya Natania, 9 (siswi Kelas IV SD), Dewa Gede Danendra Nata, 6 (sekolah TK), dan Dewa Nagus Nusakti Adi Nata, 1,5.

Almarhum Dewa Yoga kesehariannya adalah staf di Balai Pelaksana Ja-lan Nasional (BPJN) Wilayah II Denpasar. Korban berada di Hotel Roa Roa Palu saat bencana terjadi sepekan lalu, dalam rangka mengikuti Kejuaraan Gateball serangkian HUT Kota Palu. Korban berangkat ke Palu mewakili BPJN Denpasar bersama dua rekannya.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban tewas bencana di Sulteng, Jumat (28/9) sore, tembus angka 1.763 orang. Selain itu, tercatat ada 2.632 korban luka berat. Data tersebut diperbaharui BNPB, Minggu siang pukul 13.00 WIB.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam presentasinya mengungkapkan, dari 1.763 korban tewas tersebut, terbanyak di Kota Palu, yakni 1.519 orang. “Korban meninggal lainnya, di Donggala 159 orang dan Sigi 69 orang," papar Sutopo dilansir detikcom di Jakarta kemarin. Sutopo menegaskan, dari 1.763 korban tewas, 753 jenazah sudah dimakamkan secara massal di Taman Pemakaman Umum (TPU) Paboya dan 35 jenazah dimakamkan di TPU Pantoloan. *de

Komentar