nusabali

Nilai Tukar Rupiah Terpuruk

  • www.nusabali.com-nilai-tukar-rupiah-terpuruk

Naiknya harga minyak menyebabkan defisit migas semakin lebar. Permintaan dollar secara alamiah terus meningkat. Wacana kenaikan harga BBM pun menjadi momok inflasi hingga akhir 2018.

Diprediksi Tembus Rp15.200/Dolar AS Akhir 2018


JAKARTA, Nusa Bali
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) kian terpuruk dan akhirnya menembus level pelemahan baru, yakni Rp15.021 per dolar AS. Pelemahan ini menjadi rekor terburuk sepanjang tahun ini.  Melansir Bloomberg Dollar Index pada Selasa (2/10) siang,  Rupiah pada perdagangan spot exchange melemah 86,5 poin atau 0,58% ke level Rp 14.997 per dolar AS. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.945 per dolar AS-Rp14.997 per dolar AS.

Sementara Yahoofinance juga mencatat Rupiah melemah 116 poin atau 0,78% menjadi Rp15.021 per dolar AS. Dalam pantauan Yahoofinance, Rupiah dalam rentang Rp 14.900 per dolar AS hingga Rp15.021 per dolar AS.

Kini kurs dolar AS sedikit menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa pagi WITA.  Pengutan ini setelah Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko mencapai kesepakatan perdagangan bebas baru menggantikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) pada Minggu 30 September 2018.

Menanggapi hal tersebut Ekonom Institute Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan,  Rupiah diproyeksi bergerak pada Rp14.950 per dolar AS-Rp15.060 per dolar AS bahkan hingga akhir tahun nanti masih terus bergerak hingga ke level Rp15.200 per dolar AS.

“Pelemahan Rupiah dikarenakan faktor domestik dan global. Sampai akhir tahun bisa bergerak di angka 15.200,” ujar Bhima, kepada Okezone, Selasa (2/10)

Menurut Bhima, faktor global dan domestik sama-sama mendominasi pergerakan rupiah pekan depan. Kenaikan harga minyak mentah hingga 85  per barel dolar AS atau melonjak 28% (ytd) disebabkan berkurangnya pasokan paska boikot minyak Iran yang diserukan Trump.

Bagi negara net importir minyak seperti Indonesia, lanjut Bhima, naiknya harga minyak dapat menyebabkan defisit migas yang semakin lebar. Permintaan dollar secara alamiah akan terus meningkat. Wacana kenaikan harga BBM pun menjadi momok inflasi hingga akhir tahun 2018.

Sedangkan Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan, dolar AS menguat secara luas (broadbased) yang diikuti dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun (US-Treasury Bill).

Isu perang dagang kembali menghimpit China, setelah kesepakatan  perjanjian perdagangan antara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko yang mengisyaratkan akan ada pembatasan barang-barang dari Tiongkok. *ant

Komentar