nusabali

Kapolda Minta Mahasiswa Tak Mudah Terprovokasi dan Sebarkan Hoax

  • www.nusabali.com-kapolda-minta-mahasiswa-tak-mudah-terprovokasi-dan-sebarkan-hoax

Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose menyebut, sampai saat ini belum ditemukan mahasiswa-mahasiswi di Bali berhubungan dengan jaringan-jaringan yang menjurus pada terorisme.

Ribuan Mahasiswa Se-Bali Deklarasi Merajut Kebangsaan  

DENPASAR, NusaBali
Ribuan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta se-Bali melakukan gerakan merajut kebangsaan guna menguatkan kembali rasa kebangsaan terhadap tanah air. Kegiatan tersebut dilakukan di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Denpasar, Sabtu (29/9) sekitar pukul 14.00 Wita. Dalam deklarasi itu, ada empat poin penting yang dikumandangkan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Empat poin yang dikumandangan ribuan mahasiswa tersebut, pertama, kami mahasiswa Bali menyatakan bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia. Kedua, kami mahasiswa Bali menyatakan bahwa UUD 1945 adalah Dasar Negara Republik Indonesia. Ketiga, kami mahasiswa Bali menyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan sebagai bangsa Indonesia. Keempat, kami mahasiswa Bali menyatakan bahwa NKRI adalah harga mati bangsa Indonesia.

Deklarasi tersebut dihadiri Menteri Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof H Mohamad Nasir Ak PhD, Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose, dan para rektor perguruan tinggi se–Bali.

Aksi ini murni diinisiasi oleh mahasiswa. Menurut Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Dr I Nyoman Jampel MPd, pihaknya tidak ada mengumpulkan mahasiswa untuk melakukan aksi bertajuk ‘Deklarasi Pergerakan Mahasiswa Merajut Kebangsaan’ tersebut. Namun, ketika dia mengatakan ada momen kedatangan Menristekdikti ke Bali, saat itu mahasiswa Undiksha tercetus untuk menginisiasi kegiatan ini.

“Awalnya kami menyampaikan bahwa pada 29 September ada Menristekdikti ke Bali. Saat itu, mahasiswa lah yang menginisiasi aksi ini dan disambut oleh BEM mahasiswa dari seluruh Bali. Kami dari Undiksha bersama pimpinan semua perguruan tinggi mendukung program ini karena kami anggap luar biasa baik,” ujarnya.

Jampel menambahkan, mengenai penanaman nilai-nilai kebangsaan, Undiksha sudah mengundang Kapolda Bali, Pangdam, Kapolres, serta Dandim untuk menanamkan sekaligus menguatkan kembali nilai-nilai kebangsaan dalam diri masing-masing mahasiswa. “Setelah penanaman ini kita nilai bagus, maka selanjutnya kita rajut. Mahasiswa yang terlibat hari ini (kemarin) sangat luar biasa. Saya yakin itu semangat dari dalam diri, tertanam rasa kebangsaan,” ungkapnya.

Menristekdikti Mohamad Nasir mengapresiasi gerakan mahasiswa se-Bali ini. Menurutnya, radikalisme yang menjadi ancaman bangsa jangan sampai muncul di kalangan mahasiswa. Deklarasi mahasiswa di Bali ini juga didorong agar dilakukan di daerah lainnya.

“Dari Bali untuk Indonesia. Kita harus tangkal radikalisme dari kampus. Bibit-bibit radikalisme di kampus kita harus bersihkan di seluruh Indonesia. Bila ditemukan, akan kami ingatkan mereka. Katakanlah contohnya dosen. Kalau memilih tetap jadi dosen, maka bergabung dengan kami dan tunduk pada aturan negara. Kalau keluar dari dosen, urusannya dengan kepolisian,” katanya.

Menurut Nasir, pendidikan tinggi Indonesia harus maju dan bersaing di kelas dunia. Karena itu, untuk siap menghadapi revolusi 4.0, masalah radikalisme harus selesai sejak awal. “Kita mau tinggal landas untuk bersaing di kelas dunia, bukan tinggal di landasan. Kalau kita mau siap menghadapi revolusi industri 4.0, masalah radikalisme ini harus selesai dari awal,” tegasnya.

Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose menambahkan, sebagai aparat keamanan pihaknya merasa bersyukur, sebab mahasiswa Bali sampai saat ini tidak ada indikasi tumbuhnya bibit-bibit radikalisme.

“Sampai saat ini saya tidak melihat mahasiswa-mahasiswi di Bali berhubungan dengan jaringan-jaringan yang menjurus pada terorisme,” ujarnya.

Dikatakan, empat konsensus dasar Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI itu sudah final. Kebersamaan yang muncul antara aparat keamanan dan institusi kampus serta mahasiswa untuk menguatkan kembali rasa kebangsaan ini harus terus digaungkan. Apalagi jelang pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan proses kampanye, agar tidak akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kalau ini terus digaungkan, maka saya sering bilang, Bali menjadi the island of tolerance. Apalagi dengan adanya gerakan seperti ini dan ditambah lagi kehadiran menteri, maka saya tambahkan lagi, bahwa Bali juga adalah island of students,” sebut Kapolda Golose.

Kapolda Golose juga menyinggung bahwa Bali akan menjadi tempat berlangsungnya Annual Meeting IMF–World Bank 2018 yang merupakan event kedua terbesar di dunia yang melibatkan 189 negara dengan lebih dari 25.000 peserta. Selain itu, Indonesia juga akan melaksanakan agenda pesta demokrasi 2019, yaitu Pileg dan Pilpres.

“Untuk itu, para mahasiswa harus netral, tidak mudah terprovokasi dan menjadi alat politik. Mahasiswa tidak ikut menyebarkan berita hoax sehingga Pilpres terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan,” imbuh jenderal lulusan Akpol tahun 1988 ini.

Mengapa tema gerakan merajut kebangsaan yang dipilih dalam aksi kali ini? Menurut Presiden Mahasiswa Undiksha Made Bayu Hendrawan, aksi ini muncul setelah melihat banyaknya isu-isu gerakan mahasiswa yang terkesan anarkis dan mengujar kebencian. Setelah selama sebulan merancang aksi tersebut, ternyata mendapat tanggapan positif dari kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Bali.

“Kami melihat banyak sekali isu saat ini. Ada gerakan-gerakan mahasiswa di luar Bali khususnya yang memang terkesan anarkis dan mengujar kebencian. Saya selaku perwakilan dari mahasiswa Bali, ingin menyampaikan bahwa kami sebagai mahasiswa tidak seperti itu. Kita kuatkan lagi empat konsensus kebangsaan,” tegasnya. *ind, dar

Komentar