nusabali

‘RS Bali Mandara Belum Penuhi Standar Pelayanan Internasional’

  • www.nusabali.com-rs-bali-mandara-belum-penuhi-standar-pelayanan-internasional

Pasien Dirujuk ke RS Sanglah karena Tidak Ada Alat

DENPASAR,NusaBali
RS Bali Mandara yang dirancang Pemprov Bali sebagai rumah sakit berstandar internasional, belum mampu memberikan pelayanan dengan standar yang direncanakan. Indikasinya, beberapa pasien yang dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar karena masalah peralatan di RS Bali Mandara.

Mantan anggota Komisi III DPRD Bali, Wayan Disel Astawa, yang ikut merancang anggaran RS Bali Mandara di era Gubernur Made Mangku Pastika (2014-2019), mengatakan RS Bali Mandara belum memenuhi standar internasional dalam pelayanan pasien. “Terbukti, masih banyak pasien yang harus bolak-balik dirujuk ke RS Sanglah, karena tidak bisa ditangani di RS Bali Mandara,” jelas Disel Astawa di Denpasar, Jumat (28/9).

Disel Astawa menyebutkan, pasien yang mengeluh sakit pinggang karena saraf kejepit, tidak bisa ditangani di RS Bali Mandara yang berlokasi di Jalan Bypass Ngurah Rai Denpasar kawasan Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan. “Ujung-ujungnya, pasien balik lagi ke RS Sanglah. Sebab, alat medis tidak ada di RS Bali Mandara,” ujar mantan politisi PDIP asal Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini.

Menurut Disel Astawa, dari awal perencanaan pembangunan RS Bali Mandara dirancang melayani pasien dengan kualitas layanan internasional. Artinya, kalau layanan berkelas internasional, sudah setara bahkan melebih RSUP Sanglah---yang menjadi rumah sakit rujukan dari seluruh Bali dan Nusa Tenggara.

“Tetapi, filosofi internasional ini belum dijawab dengan kesiapan kualitas manajemen, alat medis, dan sebagainya di RS Bali Mandara. Kami yang ikut membahas anggaran pembangunan RS Bali Mandara dengan APBD Rp 400 miliar, sangat menyayangkan RS Bali Mandara merujuk pasien ke RS Sanglah dengan alasan pasien tidak bisa ditangai,” beber politisi yang diberangus dari PDIP karena membelot di Pilkada Badung 2015 ini.

Disel Astawa pun berharap para pemangku kebijakan di Pemprov Bali agar mengupayakan pembenahan RS Bali Mandara. Apalagi, sebentar lagi di Bali akan dilaksanakan perhelatan akbar Annual Meeting IMF-WB, 8-14 Oktober 2018 nanti. Event internasional yang akan melibatkan lebih dari 18.000 dfelegasi asal 189 negara ini mutlak membutuhkan kesiapan akan fasilitas kesehatan yang memadai, bahkan bertaraf internasional. “RS Bali Mandara harus dibenahi oleh Pemprov Bali, supaya layak menyandang RS Internasional seperti yang dirancang sebelumnya,” tandas Disel Astawa yang kembali maju berebut kursi DPRD Bali dari Gerindra Dapil Badung dala Pileg 2019.

Sementara itu, Dirut RS Bali Mandara, dr Gede Bagus Darmayasa, mengatakan penanganan pasien di RS Bali Mandara tetap dengan prosedur keselamatan jiwa pasien. Kalau memang harus dirujuk dan dirawat intensif, ya tidak menutup kemungkinan pasien di rujuk ke RSUP Sanglah yang merupakan rumah sakit rujukan pusat di Bali.

”Kita tidak sembarangan merujuk pasien. Ada pertimbangan medis dan prosedur penanganan. Kita tidak boleh memaksakan diri kalau memang tidak mampu. Sebab, ini menyangkut keselamatan pasien,” ujar dr Bagus Darmayasa saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin.

Bagus Darmayasa sendiri menyatakan terima kasih dengan masukan dan sumbang pemikiran dari Disel Astawa. Namun demikian, kata dia, RS Bali Mandara selama ini juga banyak menerima pasien limpahan dari RSUP Sanglah Denpasar. Bahkan, sejumlah dari RS swasta dilimpahkan ke RS Bali Mandara, karena alasan mereka bisa dilayani dengan kualitas bagus.

“Cita-cita awal RS Bali Mandara didirikan adalah melayani rakyat Bali, bukan mencari untung. Terbukti ada kamar Kelas III di RS Bali Mandara. Dan, kita juga banyak menerima pasien rujukan dari RS Sanglah karena merasa di RS Bali Mandara layanannya bagus,” ujar birokrat asal Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung ini.

Menurut Bagus Darmayasa, pasien yang disebutkan Disel Astawa hanya satu kasus pasien saraf kejepit yang memang dirujuk ke RSUP Sanglah. Pasien bersangkutan dirujuk ke Sanglah, karena kasusnya spesifik. “Karena memang ada satu alat belum kita miliki. RS Bali Mandara kan baru berdiri dan secara bertahap melengkapi peralatan medis,” sebut mantan Dirut RS Jiwa Provinsi Bali di Bangli ini. *nat

Komentar