nusabali

IPAL Desa Sangsit Bocor

  • www.nusabali.com-ipal-desa-sangsit-bocor

Ironis, warga yang tak mendapat manfaat IPAL malah terkena bau menyengat dari kebocoran saluran pipa.

Warga Cium Bau Kurang Sedap


SINGARAJA, NusaBali
Salah satu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan mengalami kebocoran. Dampaknya, sekitar delapan kepala keluarga (KK) di sekitar lokasi IPAL harus menghirup bau tak sedap.

Data dihimpun, Desa Sangsit memiliki 4 lokasi IPAL, tersebar masing-masing satu IPAL berada di Banjar Peken dan Banjar Sema, sedangkan dua IPAL lagi berlokasi di Banjar Beji. Dua IPAL di Banjar Beji, salah satunya mengalami kebocoran. IPAL yang bocor ini berlokasi tidak jauh dari Pura Pasupati.

IPAL yang bocor ini dibangun sekitar tahun 2015, oleh Pemkab Buleleng melalui program IPAL komunal. IPAL itu berfungsi mengolah limbah rumah tangga dari MCK (mandi, cuci dan kakus). IPAL komunal itu dirancang dapat dimanfaatkan oleh 100 KK di wilayah tersebut. Namun, saat ini IPAL itu baru dimanfaatkan oleh sekitar 50 KK. Hasil olahan limbah itu berupa air yang dibuang ke parit melalui saluran pipa. Sejauh ini belum ada petani yang memanfaatkan air hasil olahan limbah rumah tangga tersebut.

Belakangan ini, pipa pembuangan itu diduga bocor hingga mengeluarkan bau kurang sedap. Celakanya, warga yang terkena dampak kebocoran pipa itu adalah warga yang selama ini tidak memanfaatkan IPAL. “Memang yang merasakan dampaknya adalah warga yang tidak memanfaatkan IPAL. Karena posisi warga itu, berada di lintasan pipa pembuangan di sisi utara dari lokasi IPAL. Yang memanfaatkan IPAL adalah warga yang berada di Selatan karena posisinya lebih tinggi,” terang pengelola IPAL, Putu Romel, dikonfirmasi Kamis (27/9).

Putu Romel mengungkapkan, sejatinya IPAL itu sudah pernah dikeluhkan oleh warga karena keluarkan bau kurang sedap. Bau itu tercium dari air yang keluar dari pipa pembuangan. Kala itu, air dibuang ke parit dekat IPAL. Selama ini, parit itu hanya dialiri air ketika musim penghujan.

Karena keluar bau, pihak desa kemudian memasang pipa lagi agar air yang dihasilkan oleh IPAL dapat terbuang jauh dari pemukiman warga. Namun pipa yang tersambung itu melintasi parit dekat permukiman warga. Pipa inilah yang diduga bocor, hingga tercium bau kurang sedap lagi. “Parit ini selalu kering, tetapi kalau musim penghujan air cukup besar. Kemungkinan sambungan pipa itu tersangkut sampah, sehingga ada yang lepas, sehingga air olahan dari IPAL menetes di parit, tidak terbuang jauh,” ujarnya.

Sementara Kepala Desa (Perbekel) Sangsit, Putu Arya Suyasa mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Kabupaten Buleleng, untuk penanganan masalah kebocoran tersebut. Rencananya, pihaknya akan memindahkan pipa pembuangan itu, agar tertanam di bawah tanah. “Kami sudah berkoordinasi dengan Perkimta, karena secara teknis dinas yang tahu pemasangan pipa yang baik, agar tidak lagi bocor. Karena kebocoran tidak di IPAL, melainkan di pipa pembuangan,” katanya. *k19

Komentar