nusabali

Juru Parkir Tewas Dibantai Rekannya

  • www.nusabali.com-juru-parkir-tewas-dibantai-rekannya

Usai habisi nyawa Ketut Pasek Mas dengan 8 luka tusukan, tersangka Wayan Siki langsung serahkan diri ke Polsek Denpasar Timur

Insiden Maut di Parkiran Kantor Tiki, Diduga karena Rebutan Lahan

DENPASAR, NusaBali
Seorang juru parkir, I Ketut Pasek Mas, 46, tewas dibantai rekan kerjanya, I Wayan Siki, 65, dengan senjata sangkur di areal parkir Kantor Jasa Pengiriman TIKI, Jalan Kapten Rebug Nomor 1 Denpasar, Rabu (26/9) siang. Tersangka Wayan Siki langsung menyerahkan diri ke Polsek Denpasar Timur, usai habisi nyawa korban. Dugaan sementara, insiden maut sesama juru parkir ini dipicu masalah rebutan lahan.

Saat insiden maut terjadi, Rabu siang pukul 14.00 Wita, korban I Ketut Pasek, juru parkir asal Banjar Kawan, Desa Petemon, Kecamatan Seririt, Buleleng sedang jaga sendiri di halaman parkir. Korban hari itu memang kebagian jaga lahan parkir sejak pagi. Tiba-tiba, sejumlah karyawan Tiki yang sedang istirahat siang itu dikejutkan oleh suara teriakan korban.

Begitu terdengar suara teriakan, sejumlah karyawan Tiki bergegas menuju halaman parkir. Mereka terkejut melihat korban Ketut Pasek sudah tergeletak bersimbah darah, dengan sejumlah luka tusukan. Ketika itu, pelaku Wayan Siki masih terlihat menenteng senjata sangkur yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban.

Dalam keadaan panik dan ketakutan, para karyawan yang didominasi perempuan langsung lari menyelamatkan diri. Sebaliknya, tersangka Wayan Siki, yang diketahui tinggal di Jalan Gunung Batur Denpasar Barat, langsung tancap gas dan kabur dari lokasi TKP. Pria berusia 65 tahun yang biasa kebagian jaga lahan parkir Kantor Tiki sore hari itu ternyata menuju Polsek Denpasar Timur untuk menyerahkan diri.

Menurut Kapolsek Denpasar Timur, AKP I Nyoman Karang Adiputra, pihaknya mengetahui peristiwa pembunuhan ini setelah tersangka Wayan Siki tiba di kantor polisi, Rabu siang pukul 14.30 Wita atau sekitar 30 menit pasca menghabisi nyawa korban Ketut Pasek. Saat tiba di kantor polisi, tersangka masih mengenakan pakaiannya yang digunakan beraksi.

Begitu mendapat laporan tersangka yang baru habis membunuh rekannya sesama juru parkir, petugas Unit Reskrim Polsek Denpasar Timur langsung mengamankan Wayan Siki dan melakukan interogasi awal. Barulah setelah itu, petugas terjun ke lokasi TKP di Kantor Tiki dengan dipimpin langsung Kanit Reskrim Polsek Denpasar Timur, Iptu Aryo Seno Wimoko.

AKP Karang Adiputra mengatakan, berdasarkan hasil olah TKP dan pemeriksaan di lapangan, korban Ketut Pasek ditemukan tergeletak bersimbah darah dengan posisi kepala mengarah ke timur. Korban berusia 46 tahun ini sudah dalam kondisi tak bernyawa, mengenakan pakaian khas juru parkir.

Dari hasil pemeriksaan Tim Inafis di lapangan, ditemukan sejumlah luka tusuk di tubuh korban. Rinciannya, 6 luka tusukan di bagian perut kiri dan kanan, serta 2 luka sabetan di kepala. Jenazah korban Ketut Pasek kemudian dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, Denpasar menggunakan ambulans BPBD Kota Denpasar, untuk dilakukan otopsi.

Sementara, salah seorang karyawan Tiki, Ni Putu Eka Yunita, 32, mengatakan korban Ketut Pasek sudah ditempatkan jaga parkir Kantor TIKI sejak setahun lalu. Menurut Eka Yunita, ada dua juru parkir yang sehari-harinya bertugas secara bergiliran. Korban Ketut Pasek bertugas pagi sejak pukul 08.00 Wita. Sedangkan tersangka Wayan Siki kebagian tugas sial sejak pukul 14.00 Wita. “Selama ini, Pak Ketut Pasek dikenal ramah dan tidak pernah cekcok dengan siapa pun. Tapi, tadi malah tewas ditusuk,” tutur perempuan berusia 32 tahun ini.

Eka Yunita mengaku sangat terkejut dengan aksi pembunuhan yang melibatkan dua orang yang sehari-hari dikenalnya sosok ramah. Lagipula, antara korban Ketut Pasek dan tersangka Wayan Siki selama ini tidak pernah terlihat ada persoalan.

Disebutkan, tersangka Wayan Siki sudah lebih dulu bekerja sebagai juru parkir di halaman Kantor Tiki, sejak 2 tahun silam. Sedangkan korban baru setahun kerja di sana. Konon, korban Ketut Pasek awalnya diajak kerja di sana oleh tersangka. “Selama ini, mereka selalu baik-baik saja. Mereka juga ramah dengan kita karwayan di sini,” kenang Eka Yunita.

Sejauh ini, belum diketahui apa sejatinya motif di balik pembunuhan sesama juru parkir ini. Namun, dugaan awal, ada motif rebutan lahan di balik insiden maut tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh penyidik kepolisian, tersangka Wayan Siki mengaku nekat menghabisi nyawa korban karena sakit hati lantaran telah dikhianati.

Beberapa hari sebelum kejadian, korban Ketut Pasek sempat mengatakan bahwa lahan parkir di aerah Kantor Tiki itu akan diambil-alih oleh pecalang setempat. Namun, setelah ditelusuri oleh tersangka Ketut Siki, tidak benar adanya pengambil-alian lahan parkir.

Merasa ditipu, tersangka Wayan Siki kalap dan mendatangi korban yang sedang bertugas, siang kemarin. Tanpa basa-basi, tersangka langsung menyerang korban dengan pisai secara membabi buta. Korban pun tewas mengenaska dengan 8 luka tusukan. "Hasil interogasi awal, motifnya terkait lahan parkir. Tapi, tersangka sudah telanjur sakit hati, karena merasa ditipu," ungkap Kapolsek Denpasar Timur, AKP Nyoman Karang Adiputra.

Sedangkan Kanit Reskrim Polsek Denpasar Timur, Iptu Aryo Seno, mengatakan korban Ketut Pasek tewas murni karena pembunuhan. Bahkan, menurut Ipti Aryo, ini bisa masuk kategori pembunuhan berencana, karena tersangka sudah menyiapkan senjata tajam dari rumah. "Patut kita duga pembunuhan memang sudah direncanakan. Makanya, kita akan lakukan interogasi mendalam," tandas Iptu Aryo di lokasi TKP, Rabu kemarin.

Sementara itu, Dirut PD Parkir Denpasar, I Nyoman Putrawan, bantah insiden pembunuhkan juru parkir ini dipicu masalah rebutan lahan.  Menurut Putrawan, selama ini juru parkir di Denpasar teregistrasi dan memiliki kode untuk penempatan di wilayah mereka. Rebutan parkir tidak mungkin terjadi, apalagi kejadian tersebut melibatkan dua juru parkir dalam satu kawasan yang sudah mendapatkan pembagian jam jaga.

“Jika dibilang rebutan lahan, kami kurang sepaham, karena mereka teregistrasi dan sudah mendapatkan kode wilayah masing-masing. Apalagi, keduanya dalam satu wilayah yang kerjanya bergilir," jelas Putrawan saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Rabu kemarin. "Mungkin saja ada masalah pribadi atau ketersinggungan di lapangan. Tapi, kami belum bisa memastikan sebelum ada hasil penyelidikan," lanjut Putrawan. *dar,mi

Komentar