nusabali

Siswi Ditampar Pelatih Viral di Medsos

  • www.nusabali.com-siswi-ditampar-pelatih-viral-di-medsos

Hukuman kepada peserta LKBB disebutkan sudah disepakati antara murid dan pelatih. Pihak sekolah berjanji akan menangani persoalan tersebut di internal lebih dulu.

TABANAN, NusaBali
Video seorang laki-laki menampar pipi dua orang siswi viral di media sosial Instagram pada Senin (24/9). Setelah ditelusuri peristiwa tersebut terjadi di SMPN 1 Kediri saat sedang latihan ketangkasan baris berbaris (LKBB). Pihak sekolah menyebutkan bahwa hal itu sudah kesepakatan antara murid dan pelatih.

Video yang beredar berdurasi sekitar 6 detik itu menampilkan dua orang siswi berbaju merah dan putih ditampar oleh seorang pelatih memakai jaket hitam dan topi terbalik. Di video, peristiwa tersebut berlangsung di kelas. Tampak pula siswi yang ditampar berdiri di depan kelas dan yang tidak ditampar sedang duduk.

Kepala SMPN 1 Kediri Sagung Raka Suartini didampingi Waka Kesiswaan SMPN 1 Kediri I Gusti Putu Sukawirya membenarkan video viral tersebut  terjadi di SMPN 1 Kediri. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (22/9) pagi saat sedang latihan LKBB. Di mana seorang pelatih bernama ES sedang melakukan latihan bersama siswa. “Iya, itu benar di sekolah kami,” ujarnya ketika ditemui di sekolahnya, Senin (24/9).

Tetapi menurutnya aksi itu sudah ada kesepakatan antara pelatih dengan murid yang mengikuti LKBB sebanyak 25 orang dari kelas VII dan kelas VIII. Tujuanya untuk membangkitkan semangat murid agar bisa mempertahankan juara 1 LKBB pada lomba bulan Oktober 2018 mendatang. Pasalnya dua tahun sebelumnya SMPN 1 Kediri dua kali juara 1 berturut-turut lomba LKBB tingkat kabupaten.

“Jadi waktu itu pelatih dan siswa membuat kesepakatan, karena menurut pelatih, latihan sebulan tidak ada kemajuan. Akhirnya pelatih memberikan tantangan berupa pilihan agar semangat berlatih. Pilihan itu push up 100 kali atau ditampar, dan siswa saat itu memilih ditampar supaya lebih semangat. Dan, yang memilih bukan satu orang tetapi semua siswa,” ujarnya.

Suartini menyebutkan pelatih yang dipercayakan melatih muridnya sudah bekerja sama selama lima tahun. Karena dia menilai pelatih ES mempunyai skill bagus serta sangat cepat akrab dengan siswa dan guru. Selain itu pelatih ES juga mantan Paskibraka.

“Dia ini (ES) akrab sekali dengan anak seperti adik dan kakak, jadi tidak ada sengaja atau kekerasan. Ini sudah ada kesepakatan untuk tumbuhkan semangat agar latihan menjadi lebih bagus,” tandasnya.

Suartini mengaku tidak mengetahui siapa yang merekam ataupun mengupload video tersebut ke media sosial. Padahal seluruh siswanya tidak ada keberatan, merasa sakit atapun pipinya merah. Malah mereka kecewa video itu tersebar karena niatnya memang untuk berlatih supaya bisa mempertahankan juara LKBB.

Bahkan, menurut Suartini, LKBB yang biasanya latihan setiap hari Minggu selama tiga jam, sekarang ditingkatkan menjadi dua kali sepekan atas permintaan siswa. Ini semata-mata agar piala tidak pindah. Dan kegiatan ini pun sudah disetujui pihak orang tua. Terbukti orang tua siswa mau mengantar jemput anaknya ke sekolah.

Atas peristiwa itu dirinya mengaku akan menyelesaikan secara intern. Dan akan mempertemukan siswa, pelatih, orang tua, dan jajaran sekolah. “Kami akan selesaikan intern, seluruhnya akan kami pertemukan,” tutur Suartini.

Dikonfirmasi terpisah Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Gede Susila mengatakan, agar kasus tak terlulang lagi, ke depan dalam membina harus dengan cara yang berkarakter. Bisa menggunakan sanksi memperkuat mental seperti push up atau cara yang lain. “Karena kekerasan dengan ringan tangan tidak boleh dilakukan,” jelasnya.

Oleh sebab itu dia menyarankan pihak sekolah menyelesaikan persoalan tersebut baik-baik. “Tolong diselesaikan dengan baik supaya kasus serupa tidak terulang kembali,” tegas Susila.

Di sisi lain Komisi Penyelenggaraan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali I Kadek Ariasa mengatakan UU Perlindungan Anak maupun Perda Perlindungan Anak sudah menyurat secara tegas dan jelas, bahwa tidak boleh ada kekerasan dalam bentuk apapun baik secara psikis terlebih sampai ada fisik terhadap anak dalam kegiatan apapun di dunia pendidikan maupun di kehidupan lain. *de

Komentar