nusabali

Unud Pamerkan Artefak Bawah Laut

  • www.nusabali.com-unud-pamerkan-artefak-bawah-laut

Mahasiswa Prodi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana (Unud), Denpasar, memamerkan 51 artefak hasil temuan di perairan Indonesia dalam pameran bertajuk ‘Pameran Arkeologi Maritim berbasis Multimedia’ yang digelar di Kampus Unud, Sabtu (22/9).

DENPASAR, NusaBali
"Pameran bertema kemaritiman ini lebih menonjolkan koleksi sejarah kemaritiman yang ditampilkan dengan perpaduan aplikasi multimedia sebagai sarana edukasi publik agar pesan dan nilai edukasi yang ada dalam pameran ini dapat lebih mudah ditangkap oleh masyarakat luas," ujar koordinator pameran, Kristiawan.

Sejumlah teknologi multimedia yang digunakan dalam pameran tersebut seperti, ‘video mapping’, karya instalasi, performing art dan media pameran interaktif yang meminta pengujung untuk menekan sejumlah sensor untuk mendapatkan informasi membuat pengunjung pameran antusias dan ebih tertarik dengan apa yang dipamerkan.

Dalam pameran tersebut, sejumlah artefak yang dipamerkan adalah artefak keramik hasil muatan kapal tenggelam yang berupa guci, mangkuk, piring dan berbagai peninggalan sejarah bawah laut yang lainnya. "Yang kami pamerkan ada artefak koleksi kami yang diangkat dari Cirebon dan Buleleng. Selain artefak kami juga memamerkan replika relief Candi Borobudur yang menggambarkan kehidupan maritim pada masa lalu," kata Kristiawan.

Peninggalan sejarah yang dipajang dalam pameran tersebut berasal dari zaman klasik, prasejarah, dan masa sekarang. Penyelenggara pameran juga menampilkan situasi kehidupan maritim di Pantai Kedonganan, Kabupaten Badung, untuk menggambarkan kehidupan maritim pada saat ini.

Kristiawan menjelaskan, pameran arkeologi itu memiliki sirkulasi dan "storyline flat" dengan sudut pandang bebas, yang memberi keleluasan pada pengunjung untuk berinteraksi dengan media dan koleksi pameran.

"Dengan berbagai koleksi artefak yang kami sajikan dengan konsep multimedia, harapannya pameran yang kami gelar hingga Senin (24/9) mendatang ini dapat dikunjungi hingga 1.000 orang pengunjung," katanya.

Disela-sela pameran tersebut, sejumlah mahasiswa juga menampilkan "performing art" bertajuk Leviathan Lamalera, NTT, yang menggambarkan tradisi berburu ikan Paus yang dilakukan oleh masyarakat Lamalera. "Penampilan tadi kami menggambarkan aktifitas masyarakat di Lamalera dengan pesan bahwa tradisi berburu ikan Paus disana itu tidak merusak ekosistem dan tidak seperti sejumlah industri yang mengeksploitasi ikan paus," ujar mahasiswa yang tampil, Bebe Safira. *ant

Komentar