nusabali

Badung Kebut Proyek Jalan Lingkar Rp 4 Triliun

  • www.nusabali.com-badung-kebut-proyek-jalan-lingkar-rp-4-triliun

Jalan Lingkar terbagi 4 segmen: Gerbang Tol Nusa Dua-Pantai Melasti, Pantai Melasti-Tanjung Mebulu, Tanjung Mebulu-Simpang Cemongkak, Simpang Cemongkak-Ayana Resort Jimbaran

Panjang Jalan 33,5 Kilometer, Pembebasan Lahan Dimulai


MANGUPURA, NusaBali
Pemkab Badung genjot pembangunan ‘Jalan Lingkar Badung Selatan’ di kawasan Kecamatan Kuta Selatan. Megaproyek Jalan Lingkar sepanjang 33,5 km dengan lebar 24 meter untuk mendukung sektor pariwisata ini menelan anggaran sekitar Rp 4 triliun. Pembebasan lahan telah dimulai, di mana Jalan Lingkar ini ditargetkan selesai dibangun tahun 2022 me-ndatang.

Berdasarkan Feasibility Study (FS) yang dibeberkan Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung, IB Surya Suamba, Kamis (20/9),  Jalan Lingkar Badung Selatan ini terdiri dari 4 segmen dengan sejumlah alternatif jalur.

Segmen pertama, dari pintu gerbang Nusa Dua Tol Bali Mandara, dengan beberapa alternatif. Alternatif 1, berawal dari titik persimpangan antara pintu keluar Gerbang Nusa Dua Tol Bali Mandara dan Jalan Bypass Ngurah Rai Nusa Dua hingga berakhir di Pantai Melasti kawasan Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Panjang jalan alternatif 1 ini adalah 13,2 km.

Sedangkan alternatif 2, dari titik awal trase menuju ke timur hingga persimpangan Jalan Siligita Nusa Dua, kemudian ke arah selatan mengikuti jalan utama eksisting hingga mendekati Hilton Bali Resort (Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, badung). Panjang jalan alternatif 2 adalah 12,7 km. Alternatif 3, titik awal trase menuju selatan hingga melewati ruas Jalan Kurusetra Nusa Dua, kemudian ke arah timur menuju Jalan Siligita Nusa Dua. Panjang jalan alternatif 3 ini mencapai 13,2 km

Segmen kedua, dengan dua alternatif. Alternatif 1, berawal dari Pantai Melasti di Desa Ungasan (Kecamatan Kuta Selatan) hingga mendekati Tanjung Mebulu di Desa Pecatu (Kecamatan Kuta Selatan). Alternatif 1 ini bentuknya full jalan layang yang berada di atas laut, dengan panjang 8,2 km. Alternatif 2, sebagian memanfaatkan tebing dan hanya ke luar tebing (melayang di atas laut) pada lokasi-lokasi yang tidak memungkinkan, dengan panjang 9,9 km.

Segmen ketiga, berawal dari Tanjung Mebulu di Desa Pecatu (Kecamatan Kuta Selatan) hingga berakhir di Persimpangan Cemongkak (Desa Pecatu), dengan panjang 7,8 km. Segmen ketiga pada koridor Jalan Lingkar ini sepenuhnya merupakan jalan eksisting. Hanya saja, dilakukan optimalisasi pelebaran dan penambahan trotoar pada segmen ini.

Segmen keempat, berawal dari Persimpangan Cemongkak di Desa Pecatu (Kecamatan Kuta Selatan) hingga berakhir di depan Ayana Resort di Kelurahan Jimbaran (Kecamatan Kuta Selatan). Segmen keempat ini dirancang dua alternatif. Alternatif 1, mencoba untuk memperoleh trase terpendek pada bagian akhir segmen trase, dengan panjang jalan mencapai 5,5 km. Sedangkan alternatif 2, mencoba mencari kontur yang lebih datar pada bagian akhir segmen trase, dengan panjang jalan mencapai 5,6 km.

Menurut IB Surya Suamba, karena biayanya cukup besar yakni mencapai Rp 4 triliun, maka megaproyek Jalan Lingkar Badung Selatan sepanjang 33,5 km ini diwacanakan menggunakan dana APBD dan sharing anggaran dari pemerintah pusat. Selain itu, juga dikaji kemungkinan untuk melibatkan pihak ketiga.

Saat ini, kara Surya Suamba, rencana pembangunan Jalan Lingkar Badung Selatan ini sudah dalam tahap penyelesaian FS. Bahkan, dalam APBD Perubahan 2018 sudah disiapkan anggaran sebesar Rp 900 miliar khusus untuk pembebasan lahan tahap pertama. “Pembebasan lahan ini baru tahap awal. Tahun depan akan disiapkan lagi Rp 900 miliar lebih, juga untuk pembabasan lahan tahap kedua,” terang Surya Suamba dalam jumpa pers di Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Badung, Kamis kemarin.

Sedangkan untuk anggaran konstruksi, kata Surya Suamba, proyek Jalan Lingkar Badung Selatan ini diperkirakan menelan dana Rp 2,9 triliun. Dengan demikian, total anggaran untuk pembebasan lahan dan biaya konstruksi mencapai sekitar Rp 4 triliun. Berdasarkan FS, anggaran tersebut di luar biaya perencanaan dan pengawasan senilai Rp 58 miliar, pemeliharaan rutin (per tahun) senilai Rp 29 miliar, dan pemeliharaan berkala (per 3 tahun) senilai Rp 589 miliar.

Menurut Surya Suamba, mengenai pembiayaan ini ada sejumlah alternatif yang sedang dikaji, yaitu dengan menggunakan APBD, sharing anggaran dari pemerintah pusat, hingga melibatkan pihak ketiga---di mana pihak ketiga yang menanggung pembiayaan, kemudian Pemkab Badung akan mencicil.

“Mengenai pembiayaan masih dilakukan kajian, apakah menggunakan dana APBD atau menggandeng pihak ketiga. Namun yang jelas, untuk pembebasan lahan dianggarkan melalui APBD Badung,” terang Surya Suamba yang kemarin didampingi Kabag Humas Setda Kabupaten Badung Putu Ngurah Thoman Yuniarta, Kasubbag Pelayanan Pers IB Wisnawa Kesuma, serta Kasi Perencanaan Teknis dan Evaluasi Bidang Bina Marga Dinas PUPR Badung IBA Dharmaputra Pemaron.

Surya Suamba mengatakan, pengerjaan megaproyek Jalan Lingkar Badung Selatan ini pengerjaannya ditarget selama 2 tahun. “Untuk tahun 2018 dan 2019, kami akan fokus dulu untuk pembebasan lahan. Kami juga sedang mengumpulkan data di lapangan untuk kami sosialisasikan kepada masyarakat. Setelah itu, pada tahun berikutnya (2020) mulai pengerjaan konstruksi. Tahap pertama diharapkan rampung 2021 dan tahap kedua 2022. Tak menutup kemungkinan, pembangunan secara ke-seluruhan juga usai 2021,” katanya.

Disebutkan, pembangunan Jalan Lingkar Badung Selatan ini sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung 2016-2021. Pembangunannya pun diproyeksikan untuk memudahkan koneksi antar-destinasi pariwisata di Badung Selatan, khususnya Kecamatan Kuta dan Kecamatan Kuta Selatan. Terlebih, Kuta dan Kuta Selatan merupakan pusat ekonomi Kabupaten Badung. “Jadi, ini untuk mendukung tagline Bupati (Nyoman Giri Prasta, Red) yakni dari Badung untuk Bali,” tegas Surya Umbara.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Badung (yang membidangi perekonomian, pembangunan, dan pariwisata), I Wayan Luwir Wiana, mengatakan sangat mendukung program Jalan Lingkar Badung Selatan ini. Menurut Luwir Wiana, kondisi arus lalulintas di Badung Selatan dengan perkembangan pariwisatanya yang sangat pesat, menyebabkan ruas jalan di sejumlah titik kerap mengalami kemacetan.

“Jadi, menurut saya, dengan adanya jalan lingkar ini, akan sangat membantu mengurai kemacaten. Bila jalan tidak macet, tentu akan membuat nyaman wisatawan yang datang berkunjung,” ujar polisi PDIP asal Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan ini saat dikonfirmasi NusaBali, tadi malam. “Sejak awal kami di Dewan mendukung program ini. Kami pun akan mengawal proyek ini supaya lekas terealisasi,” lanjut Luwir Wiana. *asa

Komentar