nusabali

Ayu Weda, Lady Rocker yang Kini Menulis Cerita

  • www.nusabali.com-ayu-weda-lady-rocker-yang-kini-menulis-cerita

Perjalanan semasa hidup, selalu ada pelajaran yang berharga. Begitu berharganya, banyak orang ingin menuturkan kisah perjalanan hidupnya kepada orang lain, dengan harapan dapat menjadi renungan kehidupan. 

DENPASAR, NusaBali
Ini pula yang dilakoni I Gusti Ayu Made Wedayanti, 52, sang Lady Rocker asal Singaraja, Buleleng.

Ayu Weda---demikian panggilan akrab IGA Wedayanti---yang semula dikenal sebagai penyanyi, akhirnya tertarik memasuki dunia menulis. Dia merangkum catatan perjalanan hidupnya dengan menulis cerita pendek (cerpen) berjudul ‘Badriyah’ (2016). Buku yang terdiri dari 12 cerita pendek, dengan editor Cok Sawitri karya Ayu Weda akan diluncurkan di Bentara Budaya Gianyar, Jumat (8/4) malam ini. Acara akan dimarakkan sejumlah sastrawan, penari, pemusik, dan komposer, yang masing-masing melakukan respons kreatif atas cerpen. Di antaranya, pembacaan puisi oleh Zawawi Imron, monolog Ayu Laksmi, komposer Gde Yudana, pertunjukan Arja Siki oleh Cok Sawitri, pertunjukan musik oleh Sawung Jabo bersama ‘Anak Angin’ Tabanan asuhan Seniman-Politisi Ketut Boping Suryadi (Ketua DPRD Tabanan). Juga ada tari kontemporer oleh Jasmine Okubo.

Menurut Ayu Weda, dalam perjalanan hidupnya, dia banyak mengamati peristiwa yang dianggap memiliki pesan-pesan humanisme mendalam. "Kisah yang saya tulis telah saya amati sejak masa kuliah. Namun, baru saat ini ditulis dan dirangkum menjadi kumpulan cerpen. Dari ratusan perjalanan yang saya lakukan, saya ambil beberapa yang masih relevan dengan kehidupan saat ini, dengan harapan nantinya bisa dijadikan renungan kehidupan," tutur alumnus Universitas Airlangga Surabaya yang sempat setahun kuliah di Fakultas Pertanian Unud (1982) ini.

Dalam bukunya yang terdiri dari 12 cerita pendek dan diterbitkan oleh Gambang Buku Budaya ini, Ayu Weda bercerita banyak tentang perempuan, situasi sosial-politik, dan kemanusiaan. Melalui kepiawaian berceritanya, sang Lady Rocker era 1980-an ini juga memiliki kepedulian dan perhatian kepada mereka yang tidak mendapat tempat dan tak tercatat secara sosial.

"Banyak persoalan dalam hidup. Tapi, saya mencoba menyelami dari sisi humanisme (kemanusiaan)-nya bahwa ada sisi lain yang semua orang punya dan rasakan," jelas mantan teman sekelas Pemred NusaBali I Ketut Naria di SMAN 1 Singaraja (tamat tahun 1982) ini.

Sukses menjadi publik figur sebagai penyanyi, telah membawa kakak kandung rocker I Gusti Ayu Laksmi ini mengamati berbagai perjalanan hidup. Talenta seni Ayu Weda sendiri memang telah terlihat semasa duduk di bangku SMPN 1 Singaraja hingga tampil ke sejumlah ajang perlombaan tari dan musik.
Prestasi di bidang tarik suara dan panggung dtunjukkan Ayu Weda tahun 1981, ketika menyabet gelar Juara III dalam pemilihan Bintang Radio dan Televisi (BRTV) tingkat nasional. Dia sekaligus menggondol penghargaan sebagai Penampil Terbaik dalam kategori grup bersama dua adiknya dalam Trio Ayu Sisters, yakni I Gusti Ayu Partiwi dan I Gusti Ayu Laksmi.

Tahun itu pula, Ayu Weda mewakili Bali menjadi finalis dalam dalam ajang pemilihan Puteri Remaja Indonesia yang diselenggarakan oleh Majalah Gadis. Sejak 1982 hingga 1990-an, Ayu Weda dikenal sebagai seorang Lady Rocker. Tahun 1982, dia berhasil merilis album musik ‘Rindu Teman Sehati’ garapan musisi nasional Adriadie. Sementara pada 1987, merilis album ‘Memetik Bintang’ garapan musisi Deddy Dores.

Kini, hari-hari sang Lady Rocker disibukkan dengan kegiatan sosial. Setelah cukup lama bergelut di bidang seni dan hiburan, kisaran 1990 hingga 2000-an aktivitasnya lebih banyak diisi dengan kegiatan sosial religius. Dalam kesempatan ini, Syu Weda menempatkan diri sebagai seorang pengamat sosial kebudayaan.

"Kalau aktivitas menyanyi, tentu saya rindu. Akan tetapi saya menyanyi saat ini bukan untuk ranah bisnis, tetapi untuk suatu kebutuhan saja, misalnya saat ada acara sosial. Jadi sekarang sudah saatnya memberikan sesuatu untuk masyarakat, ya salah satunya lewat menulis cerpen ini," katanya.
Ayu Weda berharap, karya ‘Badriyah’ (2016) yang baru ditulis pertama kali ini bisa dijadikan renungan kehidupan. Setelah peluncuran buku pertamanya, Jumat (8/4) malam ini, dia akan melanjutkan seri kedua buku tersebut. 7 i

Komentar