nusabali

Tengahi Pak Oles dan Pringgo

  • www.nusabali.com-tengahi-pak-oles-dan-pringgo

Mudarta mengatakan kader Demokrat wajib sosialisasikan Capres-Cawapres yang diusung dan diusulkan partai.

Dukungan Pilpres, OKK Sebut Komentar Pak Oles Sikap Pribadi

DENPASAR, NusaBali
Perbedaan pandangan dan dukungan kader Demokrat Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles (Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali) dengan I Nengah Pringgo (Wakil Ketua I DPD Demokrat Bali) untuk Pilpres 2019 di Bali ditengahi DPD Demokrat Bali melalui Ketua DPD Made Mudarta dan Ketua Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPD Demokrat Bali I Ketut Ridet. Ridet menyatakan sikap Pak Oles merupakan sikap pribadi dan tidak ada kaitannya dengan dukungan Demokrat untuk Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi).

Hal itu diungkapkan Ridet, Sabtu (15/9) menyikapi perbedaan pendapat antara Pak Oles dan Nengah Pringgo. Menurut Ridet di semua organisasi baik parpol maupun organisasi apapun ada perbedaan pandangan dan secara pribadi sebagai warga negara yang memiliki hak politik. “Kita hidup di dalam demokrasi itu sah punya pendapat, sehingga keputusan pribadi dan keputusan organisasi berbeda juga,” ujar Ridet.

Kata Ridet, Partai Demokrat sudah secara organisasi memutuskan untuk mengusung dan mengusulkan Capres-Cawapres Prabowo-Sandiaga Uno. Hal tersebut sudah berdasarkan pertimbangan matang dari Majelis Tinggi Partai Demokrat. “Ini sudah keputusan partai, sudah keputusan Ketua Majelis Tinggi. Jadi tidak ada lagi yang perlu dipertanyakan lagi ke mana dukungan Demokrat,” kata politisi asal Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli ini.

“Ketika ada kader bersikap berbeda untuk dukungan Capres-Cawapres itu sikap pribadi. Kami yakin tetap solid di Pilpres 2019 ini. Kader wajib memenangkan Prabowo-Sandi dan jaga soliditas partai dalam koalisi Pilpres,” tambah Ridet.

Sementara Ketua DPD Demokrat Bali, I Made Mudarta mengatakan kader wajib sosialisasikan Capres-Cawapres yang diusung partai. Kader punya teman punya kolega wajib sosialisasikan. Tetapi tidak bisa dipaksakan untuk rakyat di bawah ketika berada dalam bilik suara. Karena hak setiap orang tidak bisa diganggu gugat dalam demokrasi sekarang.

“Kalau organisasi, kader partai wajib hukumnya sosialisasikan Capres-Cawapres yang diusung. Tetapi ketika nanti dalam pemilihan umum itu bebas dan rahasia kita nggak tahu itu. Itu maksud Pak Oles,” ujar Mudarta. Soal politik dua kaki itu kata Mudarta, Partai Demokrat ikut dalam kompetisi Pilpres mendukung salah satu calon.

Namun kader partai tidak sampai lupa perhelatan Pileg juga memerlukan dukungan rakyat. “Sekarang tergantung seninya kader supaya mereka bisa menangkan Capres yang diusung dan suara partai bisa naik untuk kepentingan kursi legislatif,” tegas Mudarta.

Sebelumnya diberitakan Partai Demokrat membebaskan kadernya untuk menentukan dukungan kepada Capres-Cawapres baik Jokowi- Ma’ruf maupun Prabowo- Sandiaga Uno. Sebab Demokrat tidak hanya mau memenangkan Pileg 2019, juga Pilpres 2019. Hal itu diungkapkan Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali, Gede Ngurah Wididana di Denpasar, Jumat (14/9).

Pria yang akrab disapa Pak Oles ini mengatakan kader Demokrat dukung Jokowi bukan persoalan, karena siapapun bisa menentukan pilihan dan jagonya. “Kader Demokrat Bali dukung Jokowi tidak masalah. Kan boleh dukung Jokowi,” ujar Pak Oles.

Menurut Pak Oles, memang Partai Demokrat berkoalisi dengan Gerindra dalam mendukung dan mengusung Capres-Cawapres Prabowo- Sandiaga Uno. Namun bukan berarti kader Demokrat tidak boleh mendukung Jokowi-Ma’ruf.

Sementara sikap berbeda disampaikan Wakil Ketua I Bidang Internal DPD Demokrat Bali, Nengah Pringgo. Sikap DPD Papua yang mengarahkan dukungan ke Jokowi tidak akan berpengaruh dengan dukungan Demokrat ke Prabowo. “Prabowo-Sandiaga Uno yang didukung Demokrat secara resmi. Kalau di Papua itu tentu tidak berdampak ke Bali. Karena kita sudah pasti ke Prabowo,” ujar Pringgo. *nat

Komentar