nusabali

Kolaborasi Musisi Lahirkan 'Arus Merah'

  • www.nusabali.com-kolaborasi-musisi-lahirkan-arus-merah

Ada yang menarik pada pagelaran Soundrenaline 2018. Selain adu keren mengusung nama band masing-masing, ternyata kolaborasi pentolan band juga sempat disajikan dalam aksi di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park.

MANGUPURA, NusaBali
Kolaborasi megah sebagai bagian pentutup Soundrenaline diletupkan oleh Iga Massardi (Barasuara), Viki (Kelompok Penerbang Roket), Sammy (Seringai), dan Vicky (Burgerkill). Musisi dari beberapa ‘merk’ ini membawakan ‘Arus Merah’ turut merepresentasikan wajah baru Soundrenaline yang lebih megah dan berwarna.

“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh kreator yang terlibat di gelaran Soundrenaline 2018. Seperti penampilan kolaborasi ‘Arus Merah’ yang membutuhkan persiapan panjang dan melibatkan banyak kolaborator, kami selaku penyelenggara juga telah melalui proses panjang untuk dapat mewujudkan konsep baru dari Soundrenaline 2018. Alhasil kini kita semua dapat melihat bahwa konsep festival ‘The Soul of Expression’ dapat menyedot animo yang begitu besar dari para insan kreatif tanah air,” kata Choky dari Level7 selaku penyelenggara Soundrenaline 2018, Senin (10/9).

Konsep terbaru dari Soundrenaline 2018 diakui mampu membuat gelaran ini menjadi salah satu festival musik terbesar se-Asia Tenggara. Dengan menampilkan 79 musisi lintas genre yang terdiri atas dua musisi internasional, lima musisi dari South East Asia, dua musisi Asia, 69 musisi Indonesia dan Bali Special Project.

Ditasbihkan sebagai panggung musik terbesar di Asia Tenggara, Soundrenaline 2018 yang digelar pada 8-9 September lalu juga dibanjiri grup-grup dari Asia Tenggara. Mereka adalah Hujan (Malaysia), Zee Avi (Malaysia), Rivermaya (Filipina), Yellow Fang (Thailand), dan Phum Viphurit (Thailand). Penampilan band ASEAN itu pun optimal dan tak kalah memukau dengan nama-nama besar Limpbizkit ataupun Padi, Sheila on Seven.

Sambutan ribuan penonton di Garuda Wisnu Kencana (GWK) pun semakin membuat musisi ASEAN tersebut berbangga hati. “Animo di Soundrenaline 2018 sangat fantastis tidak ada duanya. Jujur saya tak menyangka bahwa crowd di panggung tadi sangatlah besar. Ini yang membuat Soundrenaline sebagai salah satu festival musik terbesar se Asia Tenggara,” kata Phum Viphurit.

Phum tampil di Platinum Stage Soundrenaline 2018 pada hari kedua. Salah satu musisi indie asal Thailand ini menurut sejumlah media music Asia, memang digadang-gadang menjadi ‘Asia’s newest Neo Soul sweetheart’. Tak aneh jika penonton pun dibuat larut menikmati 10 lagu Phum yang santai dan hangat serta penuh makna, mulai dari tembang  Paper Throne hingga Long Gone. Sementara itu ‘alokasi’ untuk band daerah juga cukup apik saat FSTVLST menggebrak Creators Stage.

Band beraliran rock asal Jogjakarta yang digawangi Farid Stevy itu tampil dengan penuh energi dan mengajak para penonton untuk berseru menyuarakan kebebasan berekspresi. “Pengalaman pertama manggung di Soundrenaline buat kami sangat berkesan dan kami sangat bangga bisa membawa karya kami untuk dinikmati publik luas. Melihat animo pengunjung yang begitu besar tanpa peduli teriknya matahari Bali, membuat kami semakin semangat untuk memberikan penampilan terbaik kami. Saya senantiasa melempar celotehan, seruan, serta interaksi di setiap lagu agar para penonton ndak loyo. Karena kami mau semua bersenang-senang di Soundrenaline 2018,” ujar Farid Stevy.

Soundrenaline 2018 sendiri juga melibatkan puluhan seniman yang terlibat dalam berbagai proyek kolaborasi dari berbagai disiplin seni. “Keberhasilan Soundrenaline 2018 juga menjadi momen tepat untuk berbagi, dimana sebagian hasil penjualan merchandise Soundrenaline 2018 akan didonasikan bagi korban gempa bumi di Lombok beberapa waktu lalu,” pungkas Choky. *mao

Komentar