Puluhan Dacin Ditera Ulang
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bangli menggelar tera ulang di Pasar Kidul Bangli, Selasa (4/9).
BANGLI, NusaBali
Ratusan alat ukur takaran, dacin atau timbangan, dan perlekapannya (UTTP) telah ditera ulang. Tera ulang di Pasar Kidul Bangli berlangsung selama tiga hari.
Kasi Metrologi Disperindag Bangli, Ni Made Widiantari, mengatakan kegiatan tera ulang bertujuan melindungi konsumen dan produsen dalam hal kebenaran pengukuran. Sesuai UU RI Nomor 2 tahun 1981 tentang metrologi legal, apabila UTTP tidak bertanda tera dikenakan sanksi denda Rp 1 juta dengan ancaman hukuman 1 tahun penjara. Kegiatan tera ulang ini menggandeng Disperindag Buleleng. “Kami sudah ada MoU jadi setiap pelaksanaan tera ulang, petugas dari UPT Metrologi Disperindag Buleleng datang ke Bangli,” jelasnya.
Setiap UTTP yang ditera ulang, dilakukan pengujian kepekaan, ketidaktetapan, dan kebenaran penunjukan dari UTTP tersebut. Untuk lolos dari pengujian tersebut dilakukanlah perbaikan yang dilakukan oleh reparatir/bengkel yang khusus menangani timbangan. “Sebelum ditera timbangan dan batu timbangan harus dibersihkan kemudian yang rusak diperbaiki ini dilakukan petugas reparatir dari Disperindag Buleleng,” ungkapnya. Biaya reparatir Rp 20.000 nantinya diserahkan ke pihak ketiga dalam hal ini Disperindag Buleleng. Di Bangli memang belum ada alat untuk itu sehingga kami masih MoU dengan Buleleng,” bebernya
Pedagang yang melakukan tera ulang dikenakan biaya Rp 5.500 untuk timbangan meja. Biaya tersebut disesuaikan dengan Perda Nomor 4 Tahun 2018 tentang pelayanan tera/tera ulang. Pada bulan Oktober mendatang tera ulang menyasar pasar di Kecamatan Susut. Kegiatan disesuaikan dengan jadwal Disperindag Buleleng mengingat ada 6 kabupaten yang melakukan kerjasama dengan Buleleng.
Sebelumnya, tera ulang telah menyasar Pasar Singamandawa, Kintamani dan Pasar Metra di Kecamatan Tembuku.Kemudian hasil sidang tera Pasar Kidul hari pertama 777 UTTP. “Kegiatan di Pasar Kidul berlangsung selama tiga hari,” imbuhnya. *es
Kasi Metrologi Disperindag Bangli, Ni Made Widiantari, mengatakan kegiatan tera ulang bertujuan melindungi konsumen dan produsen dalam hal kebenaran pengukuran. Sesuai UU RI Nomor 2 tahun 1981 tentang metrologi legal, apabila UTTP tidak bertanda tera dikenakan sanksi denda Rp 1 juta dengan ancaman hukuman 1 tahun penjara. Kegiatan tera ulang ini menggandeng Disperindag Buleleng. “Kami sudah ada MoU jadi setiap pelaksanaan tera ulang, petugas dari UPT Metrologi Disperindag Buleleng datang ke Bangli,” jelasnya.
Setiap UTTP yang ditera ulang, dilakukan pengujian kepekaan, ketidaktetapan, dan kebenaran penunjukan dari UTTP tersebut. Untuk lolos dari pengujian tersebut dilakukanlah perbaikan yang dilakukan oleh reparatir/bengkel yang khusus menangani timbangan. “Sebelum ditera timbangan dan batu timbangan harus dibersihkan kemudian yang rusak diperbaiki ini dilakukan petugas reparatir dari Disperindag Buleleng,” ungkapnya. Biaya reparatir Rp 20.000 nantinya diserahkan ke pihak ketiga dalam hal ini Disperindag Buleleng. Di Bangli memang belum ada alat untuk itu sehingga kami masih MoU dengan Buleleng,” bebernya
Pedagang yang melakukan tera ulang dikenakan biaya Rp 5.500 untuk timbangan meja. Biaya tersebut disesuaikan dengan Perda Nomor 4 Tahun 2018 tentang pelayanan tera/tera ulang. Pada bulan Oktober mendatang tera ulang menyasar pasar di Kecamatan Susut. Kegiatan disesuaikan dengan jadwal Disperindag Buleleng mengingat ada 6 kabupaten yang melakukan kerjasama dengan Buleleng.
Sebelumnya, tera ulang telah menyasar Pasar Singamandawa, Kintamani dan Pasar Metra di Kecamatan Tembuku.Kemudian hasil sidang tera Pasar Kidul hari pertama 777 UTTP. “Kegiatan di Pasar Kidul berlangsung selama tiga hari,” imbuhnya. *es
Komentar