nusabali

ISI Denpasar Jawab Kegelisahan Karakter Bangsa Lewat Seminar

  • www.nusabali.com-isi-denpasar-jawab-kegelisahan-karakter-bangsa-lewat-seminar

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar berupaya menjawab tantangan kegelisahan dalam menata karakter bangsa melalui penyelenggaraan seminar nasional bertajuk ‘Pemajuan Seni untuk Membangun Kebudayaan dan Peradaban yang Berkepribadian’.

DENPASAR, NusaBali
"Apapun perbincangan tentang peradaban dan kebudayaan seminar kali ini menjadi sangat penting di tengah-tengah kegelisahan bangsa Indonesia dalam menata karakter bangsa ke depan. Dari hasil seminar juga diharapkan mendukung UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan," kata Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara MHum saat membuka seminar tersebut, di kampus setempat, Selasa (4/9).

Pada prinsipnya, Seramasara sangat mengapresiasi seminar tersebut karena dinilai dapat membangun kepekaan intelektual, meningkatkan atmosfer akademik, dan ajang untuk mengadu argumen, baik mengenai substansi, konsep maupun teori.

Ketua Panitia Seminar Drs I Gede Mugi Raharja MSn mengatakan, seminar nasional ini ditujukan agar kearifan lokal budaya Nusantara masih tetap eksis menghadapi tantangan zaman.

"Perkembangan peradaban global, dengan budaya kontemporernya, telah menyebabkan sering terjadi apropriasi dalam penciptaan karya seni berupa peminjaman elemen-elemen karya yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan karya baru," ujarnya.

Untuk pembicara utama seminar menghadirkan Prof Dr Yasraf A Piliang yang membawakan makalah berjudul ‘Seni dan Isu Budaya Kontemporer, Sebuah Pendekatan Kritis’, kemudian Prof Dr I Made Gede Arimbawa dengan makalahnya ‘Idealitas dan Realitas Desain dalam Konteks Artefak Budaya Tradisional’, dan Dr Djuli Djatiprabudi yang mempresentasikan makalah ‘Glokalisasi dan Potensi Tawar Seni Rupa Indonesia’.

Sedangkan untuk pembicara pendamping di antaranya dari UGM, ISI Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Ciputra, Undiksha, Stikom, ISI Denpasar dan sebagainya.

Dekan FSRD ISI Denpasar Dr Anak Agung Gede Bagus Udayana menambahkan, pihaknya sebagai lembaga pendidikan seni yang mengkonsentrasikan dalam bidang seni dan desain, berkomitmen menyelenggarakan pendidikan yang ideal, yang diharapkan berjalan selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berwawasan nilai-nilai budaya bangsa. "Hal inilah yang menjawab tantangan bahwa seni dan desain adalah bagian dari ilmu pengetahuan. Dengan seminar ini, kami harap dapat dijadikan wahana oleh para akademisi dan praktisi dalam bertukar pikiran bagaimana membangun kreativitas dan inovasi dalam pemajuan seni rupa," ujarnya.

Selain itu, lanjut Udayana, membangun kebudayaan dan peradaban yang berkepribadian sehingga mampu memanfaatkan segala peluang menghadapi tantangan untuk memenangkan Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Revolusi Industri 4.0.

Udayana mengklaim seminar tersebut sekaligus merupakan seminar satu-satunya di lingkup perguruan tinggi seni di Indonesia yang tidak memungut biaya bagi peserta dan pemakalah. Kami harapkan hal-hal seperti ini juga bisa menular ke kampus-kampus lainnya," katanya. *ant

Komentar