nusabali

Roy Suryo Sampaikan Catatan terkait Pelukan Jokowi-Prabowo

  • www.nusabali.com-roy-suryo-sampaikan-catatan-terkait-pelukan-jokowi-prabowo

Anggota Komisi I DPR RI Roy Suryo memiliki catatan tersendiri terhadap pelukan Jokowi-Prabowo saat sama-sama menonton atlet-atlet Indonesia yang meraih prestasi gemilang di cabang olahraga pencak silat Asian Games 2018.

JAKARTA, NusaBali
"Momen berpelukan antara pak Jokowi (selaku Presiden RI) dan Pak Prabowo (selaku Ketua Umum IPSI) yang diinisiasi oleh Hanifan Yudani Kusumah, peraih medali emas cabang olahraga pencak silat memang sangat menarik diberikan komentar," kata Roy Suryo di Jakarta, Kamis (30/8).

Hal itu karena tidak bisa dilepaskan dari ‘status’ keduanya sebagai capres yang akan berlaga di 2019 mendatang. Momentum indah tersebut terjadi pada Rabu (29/8) sore di Padepokan Silat TMII saat laga Final Pencak Silat Asian Games 2018. "Memang ini InsyaaAllah akan bisa sedikit meredakan 'hangatnya' situasi di tahun politik ini," katanya.

Namun harap diingat ini kesempatan terjadi di momentum Asian Games. "Yang memang sudah sewajarnya kita mendukung penuh, Meski dengan cara kita masing-masing, " katanya.

Misalnya Roy Suryo beberapa waktu lalu memacu semangat para atlet agar realistis bisa mencapai target awal 31 emas sesuai harapan SatLak Prima semula, bukan hanya 16 emas. "Alhamdulillah hari ini sudah hampir tercapai, kita patut bangga atas capaian tersebut. Jadi ini sekaligus penegasan bahwa justru saya memacu semangat mereka bukan pesimis karena Indonesia adalah tuan rumah yang memungkinkan hal ini terjadi sebagaimana negara-negara lainnya kalau mereka sedang menjadi tuan rumah yang bisa memasukkan cabang olah raga lainnya di luar Olympic Games seperti 10 cabang olah raga sekarang, termasuk pencak silat, paralayang, jetski dan sebagainya.

Namun soal pelukan tersebut juga bisa dipandang sebagai dukungan penuh cabang olahraga pencak silat (di bawah Ketua Umum IPSI Prabowo Subianto) yang telah sukses mendulang sekitar 16 medali emas alias separuh dari medali emas yang sudah diperoleh sampai saat ini.

"Dengan kata lain, coba bayangkan kalau Asian Games ini tidak didukung oleh cabang olahraga pencak silat dan ke-9 cabang olahraga non Olympic lainnya, apa jadinya?," kata Roy.

Ini sekaligus juga ‘warning’ bagi semua pihak agar jangan cepat puas dan berbangga diri--apalagi jadi jumawa atas hasil Asian Games sekarang. "Apalagi malah menjadikannya "ajang pencitraan politik untuk kepentingan 2019" karena mulai tampak upaya-upaya memperbandingkan dengan hasil-hasil Asian Games Indonesia tahun-tahun sebelumnya yang sangat tidak logis.

"Karena selain tidak 'apple-to-apple' secara jumlah atlet dan cang olahraga yang dipertandingkan, juga karena memang posisi tuan rumah selalu menguntungkan," katanya.

Lihat saja Indonesia saat menjadi penyelenggara SEA Games tahun 2011 bahkan ketika Islamic Solidarity Games (ISG) 2014 yang diikuti oleh negara anggota OKI malahan bisa menjadi juara umum. "'At last but not least' momen Pak Jokowi dan Pak Prabowo harus kita syukuri terjadi akibat perjuangan atlet-atley Indonesia dan para pelatih serta officialnya yang telah berjuang secara luar biasa," katanya. "Terima kasih banyak secara pribadi dan atas nama rakyat Indonesia kita patut bangga dan mengapresiasi semua hasil ini. Sekali lagi jangan digunakan untuk pencitraan karena ini demi nasionalisme kita bersama," katanya. *ant

Komentar