nusabali

Lombok Diguncang Gempa ‘Baru’ Berkekuatan 6,9 SR

  • www.nusabali.com-lombok-diguncang-gempa-baru-berkekuatan-69-sr

Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam beberapa hari belakangan terus diguncang gempa bumi tektonik dengan skala besar dan ratusan gempa skala kecil.

MANGUPURA, NusaBali
Guncangan gempa yang kuat itu bahkan getarannya dirasakan kuat hingga di Pulau Bali. Pada gempa sebelumnya adalah satu rangkaian (gempa susulan) dari gempa 7,0 SR yang terjadi pada Minggu, 5 Agustus 2018 yang terjadi di 8.37 LS, 116.48 BT pada kedalaman 15 km, Lombok Utara. Sementara gempa dengan kekuatan 6,9 SR yang terjadi pada, Minggu (19/8) pukul 22.56.27 Wita adalah gempa baru. Dimana pusat gempa adalah 8.44 LS dan 116.68 BT pada kedalaman 18 km di ujung Timur Pulau Lombok.

Staf Pusat Gempa Regional 3 (PGR 3) Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar Yogha Mahardika, mengatakan gempa bumi tektonik yang terjadi pada Minggu malam kemarin adalah gempa baru. Namun penyebab terjadinya gempa adalah sama yakni akibat deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

“Penyebab terjadinya gempa adalah sama, akibat deformasi batuan, tetapi posisi bidang patahan yang mengalamai pergerakan itu berbeda. Artinya gempa bumi 7.0 SR pada 5 Agustus dan 6.9 SR yang terjadi kemarin (Minggu malam) adalah sama-sama gempa utama,” ungkap Yoga ketika dikonfirmasi, Senin (20/8).

Yoga mengatakan jika sering terjadi gempa bumi kecil patut disyukuri, karena dengan seringnya perut bumi mengeluarkan energi maka kemungkinan akan terjadinya gempa besar sangat kecil.

“Teorinya kalau gempa bumi itu besar artinya patahan itu sudah lama mengakumulasi energi. Gempa Lombok dirasakan cukup keras karena mungkin back arc thrust Lombok sudah lama menyimpan energi dan sudah saatnya release. Setelah gempa besar biasanya diikuti gempa susulan. Gempa susulan terjadi untuk menstabilkan deformasi yang terjadi di bidang patahan tersebut.

Untuk kasus gempa bumi Lombok ini menurutnya termasuk unik, karena banyak gempa bumi besar/signifikan yang terjadi. Oleh karenanya perlu kajian lebih lanjut terkait hubungan antara masing-masing gempa. “Yang pasti masyarakat harus tetap waspada, karena gempa bumi tak bisa diprediksi datangnya. Masyarakat harap mengikuti arahan dari instansi yang berwenang,” ucapnya.

Hingga 20 Agustus 2018 pukul 01.25 Wita, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 22 aktivitas gempa susulan (aftershock), di antaranya 3 gempa bumi dirasakan. “Gempa yang terjadi itu dirasakan cukup kuat. Pada skala intensitas VI-VII MMI artinya struktur bangunan standar dapat mengalami rusak sedang dan bangunan tidak standar dapat mengalami rusak sedang hingga berat.Sedangkan skala intensitas III-IV MMI artinya semua orang merasakan namun belum terjadi kerusakan, tapi dalam kondisi bangunan yang sudah terguncang beberapa kali bisa saja menimbulkan kerusakan,” kata Yoga. *po

Komentar