nusabali

Wantilan Pura Dalem Ambruk Diguncang Gempa

  • www.nusabali.com-wantilan-pura-dalem-ambruk-diguncang-gempa

Gempa Lombok (NTB) berkekuatan 6,9 SR, Minggu (19/8) malam, menimbulkan kerusakan di sejumlah kawasan Bali.

BANGLI, NusaBali
Salah satunya, wantilan di Pura Dalem Desa Pakraman Bunutin, Kecamatan Kintamani, Bangli yang ambru. Sedangkan di Karangasem, tembok panyengker Taman Budaya Candra Bhuana juga jebol. Wantilan di Pura Dalem Desa Pakraman Bunutin ambruk bagian atap. Padahal, wantilan ini baru dibangun sekitar 2 tahun lalu dengan anggaran Rp 1,2 miliar. Menurut Kepala Desa (Perbekel) Bunutin, I Made Subrata, gempa Minggu malam sekitar pukul 21.56 Wita sebetulnya hanya pemicu ambruknya wantilan. Sebab, wantilan ini sejatinya sudah retak akibat gempa Lombok berkekuatan 7,0 SR, 5 Agustus 2018 malam.

“Sebenarnya kerusakan struktur wantilan sudah terlihat setelah gempa besar 5 Agustus 2018 lalu. Gempa ketika itu menyebabkan beberapa bagian bangunan wantilan retak. Akhirnya, wantilan benar-benar ambruk saat gempa tadi malam (Minggu),” jelas Perbekel Made Subrata, Senin (20/8).

Menurut Subeata, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Bangli terkait ambruknya wantilan di Pura Dalem Desa Pakraman Bunutin. Sebab, pihaknya membutuhkan bantyan alat berat untuk proses evakuasi material banguan wantilan yang roboh.

Wantilan yang ambruk ini, kata Subrata, baru dibanguan 2 tahun lalu dengan anggran Rp 1,2 miliar. Sumber dananya dari bantuan anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali (waktu itu) Wayan Koster---yang kini Gubernur Bali 2018-2023 terpilih---, serta dana swadaya masyarakat, dan alokasi dana desa. “Terkait perbaikan wantilan pasca ambruk, kami masih koordinasi dengan perangkat desa dan paduluan,” papar Subrata.

Sementara, Kepala BPDB Bangli, I Wayan Karmawan, menyampaikan gempa Minggu malam menimbulkan kerusakan di beberapa lokasi. Di Desa Undisan, Kecamatan Tembuku, misalnya, ada 4 rumah warga yang dirusak gempa. Sedangkan di Kecamatan Bangli, kertusakan bangunan terjadi di Banjar Gaga, Desa Tamanbali.

Bangunan di Banjr Gaga, Desa Tamanbali yang rusak adalah Bale Daja milik keluarga I Nyoman Lemuh juga rusak. Tembok Bale Daja yang terbuat dari bata merah ambrol. Beruntung, tak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana di rumah Nyoman Lemuh.

“Bangunan Bale Daja ini sebetulnya sudah retak setelah gempa besar pertama, 8 Agustus 2018 lalu. Kerana kembali diguncang gempa tadi mnalam, temboknya kemudian jebol,” ungkap menantu Nyoman Lemuh, yakni Ni Ketut Rai Puspani, Senin kemarin.

Sementara itu, tembok penyengker Taman Budaya Candra Bhuana di Jalan Ngurah Rai Amlapura jebol di dua titik, akibat gempa, Minggu malam. Titik jebol pertama terjadi di hulu Palinggih Padmasana. Tembok penyengker tanpa rangka beton dsengan tinggi 3 meter ini jebol sepanjang 10 meter.

Tembok penyengker bagian hulu (utara) Padmasana yang jebol ini merupakan batas jalan raya dan lokasi Taman Budaya, sehingga trotoar di jalan raya menempel di tembok tersebut. Bukan hanya tembok penyengker yang ambruk, tapi trotoar juga retak sepanjang 30 meter.

Sedangkan titik jebol kedua adalah tembok penyengker di sisi selatan Taman Budaya Candra Bhuana. Di lokasi ini, tembok penyengker setinggi 1 meter ambruk sepanjang 15 meter. Kepala Bidang Sejarah Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Kebudayaan Karangasem, I Gusti Nyoman Parnawa, sempat terjun ke lokasi, Senin pagi, dengan didampingi Kasi Cagar Budaya Ni Nyoman Wetan Sudewi.

Menurut I Gusti Nyoman Parnawa, Taman Budaya Candra Bhuana dibangun tahun 2016, dengan biaya Rp 4,8 miliar. "Kami telah melaporkan jebolnya dua titik tembok penyengker Taman Budaya Candra Bhuana ini ke Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Bali," jelas Arnawa, Senin kemarin. *es,k16

Komentar