nusabali

Pengabdi Setan Sabet Gelar ‘Film Terseram’

  • www.nusabali.com-pengabdi-setan-sabet-gelar-film-terseram

Dalam Festival Film Horor Popcorn Frights di Florida AS

JAKARTA, NusaBali

Film Pengabdi Setan memang menjadi film horor terlaris di Indonesia. Sejak pertama kali tayang hingga turun layar bioskop di Indonesia, film hasil karya Joko Anwar tersebut sukses meraih jumlah penonton sebanyak 4.206.103 orang.

Tidak hanya meraih prestasi di Indonesia, film berdurasi 107 menit tersebut meraih beberapa penghargaan di luar negeri. Terbaru penghargaan dari Florida, Amerika Serikat. Melalui akunnya di Instagram, sang sutradara Joko Anwar memberitahu mengenai kabar bahagia tersebut.
“Pengabdi Setan menang Scariest Film Award di Florida, Amerika Serikat,” tulis Joko Anwar, Sabtu (18/8) seperti dilansir vivanews.

Dalam foto yang diunggahnya, Joko Anwar mengabarkan bahwa film Pengabdi Setan sukses meraih penghargaan kategori Film Terseram dalam Festival Film Horor Popcorn Frights, yang diselenggarakan di Florida, Amerika Serikat. Tidak hanya di Florida saja, dia sempat mengatakan bahwa film hasil karyanya itu sudah mengikuti dan tayang di festival film bergengsi di beberapa negara di dunia.

 “Kita sudah tayang di Festival Film Fantasia di Kanada, di New York ada, terus di Amerika itu ada lima festival kita masuk, dan pastinya kita ikut di International Film Festival Rotterdam,” ujar Joko Anwar saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, beberapa waktu yang lalu.

Sampai dengan saat ini, menurut Joko Anwar, film hasil karyanya itu sudah berpatisipasi pada lebih 40 festival film di dunia dan meraih banyak penghargaan. Salah satu penghargaan yang diraih Pengabdi Setan sebelum Festival Film Horor Popcorn Fright, adalah dari Overlook Film Festival.

Pengabdi Setan berkisah tentang masalah finansial keluarga Rini (Tara Basro) yang kehabisan uang untuk biaya pengobatan sakit sang ibu (Ayu Laksmi). Penyakit yang begitu parah membuat ibu Rini tak mampu menggerakkan tubuhnya dan hanya berbaring di tempat tidur.

Berbagai upaya dilakukan keluarga Rini untuk mendapatkan uang tambahan, termasuk meminta royalti milik sang ibu yang sempat berkarier di dunia tarik suara, sebelum akhirnya jatuh sakit selama tiga setengah tahun tanpa diketahui penyebabnya.

Anak kedua keluarga itu, Tony (Endy Arfian), pun rela menjual sepeda motor dan barang pribadi lainnya demi menolong keluarganya. Sang ayah (Bront Palarae) pun harus berhemat dan sesekali bekerja ke luar kota karena harus tetap membiayai keempat anaknya.

Upaya keluarga untuk membuat sang ibu sembuh dari penyakitnya gagal setelah Rini menemukan sang ibu terjatuh di lantai kamarnya dan menghembuskan nafas terakhir.

Kematian sang ibu ternyata jadi awal dari teror di rumah keluarga Rini. Ia dan ketiga adiknya didatangi oleh sosok yang menyerupai sang mendiang ibu. Situasi ini diperparah dengan kondisi ayah yang harus meninggalkan mereka untuk bekerja di luar kota. Rini, ketiga adik, serta neneknya yang berada di rumah secara interns menghadapi penampakan hantu mengerikan: ibunya sendiri. *

Komentar