nusabali

Tersangka Sempat Minta Uang Rp 30 Juta

  • www.nusabali.com-tersangka-sempat-minta-uang-rp-30-juta

Terbunuhnya Wayan Gunami, 60, warga Banjar Dinas Kaja Kauh, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan Buleleng, Sabtu (18/8) pukul 17.00 WITA masih menyimpan misteri.

Penikaman Anak terhadap Ibu Tiri

SINGARAJA, NusaBali
Hingga kini pihak kepolisian terus mendalami apa motif di balik kasus penusukan yang dilakukan anak tiri korban Kadek Budiastawa, 24.  Namun dari penuturan adik korban, Made Rediani, menyebutkan bahwa Budiastawa sempat meminta uang Rp 30 juta kepada kakaknya. Hal ini diketahui dari curhat kakaknya beberapa waktu lalu. Namun

Gunami belum bisa menyanggupi permintaan anak tirinya itu, namun sudah berencana menjual harta benda, baik rumah, tanah dan mobil.  Sayangnya harta benda itu belum ada yang laku. “Kakak saya juga bilang kalau misalnya laku, anak tirinya akan dikasih Rp 15 juta, karena bapaknya (almarhum Made Dika, red) juga belum ngaben, belum ada biaya,” ungkap dia.

Rencana Budiastawa yang ingin meminta uang kepada ibu tirinya puluhan juta itu pun sempat diketahui pamannya dan menyarankan untuk mengurungkan niat itu, lantaran keluarganya dengan Gunami sudah tidak ada hubungan setelah cerai mati. Sejak diperingatkan pamannya itulah pelaku Budiastawa tidak pernah datang dan terakhir malah datang mencabut nyawa ibu tirinya. Hanya saja Rediani pun tidak berani memastikan jika hal tersebut menjadi motif pembunuhan kakak kandungnya.

Sementara itu, korban yang hidup sebatang kara semenjak ditinggal mati suaminya Made Dika, rencananya akan diupacarai di rumah bajang, Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan. Gunami yang dinikahi Dika sebagai istri kedua dalam perkawinannya tidak dianugrahi keturunan. Sehingga proses penguburan dan pengabenanya akan ditanggung oleh keluarganya di Bila.

Seluruh sanak saudara pun telah berkumpul mempersiapkan upacara penguburan Gunami yang rencananya akan dilakukan setelah proses otopsi selesai. Sejumlah sarana upakara juga sudah mulai dikerjakan. Rencananya, prosesi penguburan Gunami akan dilangsungkan pada Buda Wage Menail, Rabu (22/8) mendatang. “Rencananya dikubur dulu sementara, sebulan lagi baru diaben,” ungkapnya. Rediani mengaku belum percaya jika kakaknya pergi mendahuluinya dengan jalan salah pati. Ia yang awalnya hanya bermaksud membeli bawang putih untuk membuat abon di lapak kakaknya, ternyata juga menyaksikan kepergiannya dengan jalan yang sangat sadis.

Rediani pun kembali mengenang, saat kejadian itu, ia yang duduk bersebelahan dengan kakaknya, tiba-tiba melihat pelaku Budiastawa datang dan langsung melempar motornya hingga terjatuh. Budiastawa datang dengan wajah garang dan sempat memekikkan kalimat kepada korban.  “Sebelum ditusuk kemarin anak tirinya itu sempat ngomong, cai ibi ngomong apa? Kakak saya yang bengong mendengar kata itu menjawab, nak kengken-kengkenan ne, tapi anak tirinya ini langsung mendorong kakak saya, sampai terjatuh dan menusuknya tiga kali,” tutur Rediani sambil menyeka air matanya.

Selama ini, ia yang tinggal beda banjar dengan kakaknya, sangat jarang mendapat waktu mengobrol. Padahal setiap ketemu, kakaknya selalu mengajaknya singgah ke lapak untuk sekadar mengobrol.

Sementara itu Tim Labfor Cabang Denpasar pun terlihat di lokasi kejadian, pada Minggu (19/8) siang kemarin. Tim beranggotakan empat orang itu dipimpin langsung AKBP Ngurah Wijayaputra, untuk mengumpulkan sejumlah barang bukti. Mereka pun mengambil sampel bercak darah yang akan diuji DNA, dan keperluan penyelidikan lainnya. Di sisi lain, proses penyelidikan pun masih ditangani Polsek Kubutambahan.

Kapolsek Kubutambahan, AKP Made Mustiada dihubungi terpisah, mengaku sudah menetapkan Kadek Budiastawa sebagai tersangka. Pihaknya pun mengatakan sejauh ini masih mengembangkan pengakuan dari pelaku, untuk mengetahui motif pasti penusukan itu. “Motifnya belum bisa kami pastikan, karena masih kami kembangkan dulu, siapa tahu ada yang menyuruh atau sebelumnya memiliki dendam dengan korban,” kata dia.

Sejauh ini polisi baru memeriksa dua orang saksi, yakni saksi pelaku, Budiastawa dan adik kandung korban Made Rediani sebagai saksi kunci. AKP Mustiada pun berencana akan memberangkatkan jenazah korban yang kini masih dititipkan di kamar jenazah RSUD Buleleng ke RSUP Sanglah, hari ini, Senin (20/8) untuk menjalani otopsi. Pengiriman jenazah korban juga akan dikawal oleh anggota Polsek Kubutambahan.

Sementara itu kakak kandung pelaku, Wayan Anggardita, 33, ditemui di rumahnya, mengatakan bahwa adiknya Budiastawa belakangan ini memang menunjukkan gelagat aneh. Ia diduga depresi setelah kepergian ayahnya pada Februari 2017 silam. Pelaku Budiastawa dalam pengamatan Anggar mulai berperilaku aneh sejak lima hari yang lalu.

Pelaku disebut sempat membakar baju milik ibu kandungnya sendiri Nyoman Budiarmi, tanpa sebab. Habis bakar baju sempat ditegur ibu saya, malah emosinya menjadi-jadi sampai-sampai tembok rumah jadi sasaran,” katanya.

Anggar juga sempat mengetahui rencanan Budiastawa akan membeli sepeda motor baru dari salah satu temannya. Hanya saja pihaknya tidak mengetahui secara pasti dimana adiknya akan mendapatkan uang. Ia bersama keluarga besar berencana akan meminta maaf kepada pihak keluarga korban di Desa Bila atas kelakuan bengis Budiastawa hingga membuat ibu tirinya meninggal dunia.*k23

Komentar