nusabali

Angka Kematian Ibu Melahirkan Turun

  • www.nusabali.com-angka-kematian-ibu-melahirkan-turun

Jumlah kematian ibu melahirkan di Buleleng, cenderung menurun dalam tiga tahun terakhir.

SINGARAJA, NusaBali
Meski demikian, Pemkab Buleleng terus menggenjot upaya menekan angka kematian ibu melahirkan dengan berbagai program. Data dihimpun di RSUD Buleleng, pada tahun 2016 jumlah angka kematian ibu melahirkan sebanyak 10 orang. Jumlah itu menurun di tahun 2017 hanya menjadi 7 orang. Sedangkan di tahun 2018, hingga Agustus, baru tercatat sebanyak 4 orang.

Dirut RSUD Buleleng, dr Gede Wiartana, usai penilaian Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (GRSSIB) di Aula Wijaya Kusuma RSUD Buleleng, Rabu (15/8) mengatakan, kecenderungan penurunan angka kematian ibu hamil sebagai tanda kualitas pelayanan kesehatan di Buleleng semakin meningkat. Demikian juga dengan pelayanan kesehatan di RSUD Buleleng, akan terus ditingkatkan lagi. “Masyarakat sudah mulai sadar dengan kesehatan, terutama ibu hamil itu rutin control, dan pola konsumsi makan juga sangat berpengaruh,” terangnya.

Dikatakan, faktor angka kematian ibu melahirkan tidak hanya dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan, juga karena kondisi ibu hamil, ketaatan kontrol ibu hamil dan kontrolnya tidak berkala. Sehingga jika ada kelainan-kelainan saat kehamilan seperti hipertensi ataupun kehamilan kembar, dan penyulit-penyulit kelahiran tidak terdeteksi yang dapat berresiko tinggi. “Disamping itu ada juga sistem rujukan yang belum optimal,” ujar Dirut Wiartana yang sering dipanggil dokter Awi.

Dokter Awi juga mengungkapkan, untuk menghadapi penilaian GRSSIB ini, pihaknya sudah membentuk tim yang terdiri dari beberapa kelompok kerja (pokja). Mengoptimalkan aktivitas di rumah sakit seperti di poliklinik, bidan, tempat melahirkan, ruang nifas dan juga kamar operasi. Peran dari tim ini ada di semua lini pelayanan. “Tim ini harus memiliki pedoman, standar pelayanan dengan baik,” ungkapnya. Selain itu, health promotion dan juga health education dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Salah satunya melalui Radio Republik Indonesia (RRI) untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Brosur juga dibuat terkait dengan ibu hamil dan ibu menyusui. Semua itu dilakukan sebagai upaya health promotion dan health education. “Kita juga sebar brosur yang berisi tentang apa yang harus dilakukan ibu hamil dan ibu menyusui,” imbuhnya.

Sementara, Wakil Bupati Buleleng  I Nyoman Sutjidra dalam kegiatan itu mengatakan, Pemkab Buleleng terus berupaya memaksimalkan pelayanan dalam rangka menekan angka kematian ibu hamil. Salah satunya dengan dengan penyediaan fasilitas yang diperlukan RSUD Buleleng, termasuk di Puskesmas. Sistem juga disiapkan untuk melayani masyarakat emergency termasuk ibu melahirkan. “Kita juga siapkan sistem yaitu melalui Buleleng Emergency Service,” katanya.

Wakil Bupati yang juga dokter spesialis kandungan ini pun menambahkan Buleleng emergency Service dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kegawatdaruratan termasuk kegawatdaruratan di bidang ibu-ibu bersalin. Sistem ini sudah berjalan dan dengan upaya ini dari tahun ke tahun angka kematian ibu melahirkan jumlahnya turun. “Mudah-mudahan posisi ini bisa kita pertahankan sehingga angka kematian ibu dan bayi bisa di bawah angka rata-rata provinsi dan nasional,” ujarnya.*k19

Komentar