nusabali

Pembayaran Nontunai Belum Maksimal

  • www.nusabali.com-pembayaran-nontunai-belum-maksimal

Pembayaran nontunai baru diterapkan bagi calon penumpang pejalan kaki. Sedangkan untuk kendaraan roda dua dan roda empat kecil masih ada kendala teknis.

NEGARA, NusaBali

Pembayaran nontunai menggunakan uang elektronik untuk pembelian tiket penyeberangan di Pelabuhan Ketapang–Gilimanuk, ternyata belum bisa langsung maksimal diterapkan pada Rabu (15/8). Dari rencana menyasar pejalan kaki termasuk penumpang dengan kendaraan roda dua hingga roda empat kecil (Golongan I hingga Golongan IVB), namun pembayaran nontunai dengan menyediakan petugas khusus dari bank penyedia uang  elektronik, kenyataannya baru dilaksanakan khusus untuk penumpang pejalan kaki.

Berdasar informasi pada Rabu kemarin, untuk penumpang dengan kendaraan roda dua maupun roda empat kecil, belum sampai diarahkan melakukan pembayaran nontunai. Meski sudah dipersiapkan masing-masing 1 loket dengan sistem nontunai untuk kendaraan roda dua dan roda empat kecil, namun loket dimaksud belum dimanfaatkan. Sedangkan untuk pembayaran nontunai yang mulai diterapkan untuk pejalan kaki itu, juga sempat membuat kaget sebagian besar pengguna jasa di Pelabuhan Gilimanuk, karena belum tahu mengenai pembayaran nontunai tersebut.

Para pejalan kaki itu pun baru tahu setelah mendapat penjelasan dari petugas ASDP serta petugas bank penyedia uang elektronik yang dipersiapkan menempati tenda sebelum menuju pintu loket. Selain memberikan penjelasan, petugas juga menanyakan kepemilikan uang elektronik dari 4 bank yang telah menjalin kerja sama dalam penerapan sistem pembayaran nontunai. Di antaranya Brizzi dari Bank Republik Indonesia (BRI), Tap Cash dari Bank Negara Indonesia (BNI), E-Money dari Bank Mandiri, serta B-Link dari Bank Tabungan Negara (BTN). Namun sebagian besar penumpang diketahui belum memiliki kartu uang elektronik tersebut, sehingga mereka diarahkan untuk membeli kartu uang elektronik termasuk saldo.

Untuk sepaket kartu uang elektronik itu, disediakan minimal seharga Rp 30.000, dengan rincian Rp 20.000 untuk kartu uang elektronik dan Rp 10.000 untuk saldo. Lantaran hampir sebagian besar calon penumpang belum memiliki kartu uang elektronik, mereka sempat mengantre untuk membeli paket kartu uang elektronik berikut saldo sesuai kebutuhannya. “Setelah diberikan pemahaman, semua penumpang (pejalan kaki) mau menggunakan uang elektronik. Tetapi rata-rata masih membeli yang paket sesuai kebutuhan mereka. Seperti yang kebetulan tiga orang dewasa, mereka beli yang paketan Rp 50.000, dengan saldo Rp 30.000,” ujar seorang petugas ASDP di Pelabuhan Gilimanuk.

Sementara General Manager (GM) ASDP Pelabuhan Ketapang–Gilimanuk  Capt Solikhin, Rabu kemarin, mengakui sesuai SK Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor 1272/AP.005/DRJD/2018 tentang Penyelenggaraan Tiket Angkutan Penyeberangan secara Elektronik, diberlakukan untuk pejalan kaki, roda dua serta roda empat kecil. Namun pembayaran nontunai untuk penumpang dengan kendaraan roda dua dan roda empat kecil itu, belum diterapkan Rabu kemarin, karena beberapa kendala teknis. Di antaranya sinkronisasi sistem dengan pihak bank, termasuk berkaitan personel untuk memberikan sosialisasi dan melayani pembelian kartu uang elektronik dan layanan top up atau isi ulang terhadap pemilik kartu uang elektronik.

Meski belum terlaksana Rabu kemarin, pihaknya memastikan untuk pembayaran nontunai pada pembelian tiket penyeberangan kendaraan roda dua dan roda empat kecil itu, sudah dapat terlaksana Kamis (16/8) hari ini. Dia pun memastikan, bank yang telah bekerjasama dengan layanan sistem pembayaran nontunai di Ketapang–Gilimanuk, adalah 4 bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yakni BRI, BNI, Mandiri, dan BTN.

“Sementara yang sudah pasti empat bank. Tetapi untuk ke depannya, selain menerapkan sistem pembayaran nontunai di semua loket, juga akan diusahakan untuk memperluas kerja sama dengan bank atau pun penyedia layanan uang elektronik lainnya,” ujarnya. *ode

Komentar