nusabali

Buleleng Wacanakan Bangun Rumah Singgah

  • www.nusabali.com-buleleng-wacanakan-bangun-rumah-singgah

Keberadaan penunggu pasien yang berlebih berdampak pada kenyamanan, keamanan dan kebersihan hingga risiko gampang terinfeksi penyakit.

Jam Besuk RS Tidak Efektif


SINGARAJA, NusaBali
Pemberlakukan jam berkunjung di RSUD Buleleng belum efektif. Ratusan orang penunggu masih terlihat berjejer di selasar rumah sakit sambil menggelar karpet dan tikar, meski pihak rumah sakit sudah mengumumkan dan memasang spanduk soal waktu besuk atau jam berkunjung. Kondisi tresebut membuat Pemkab Buleleng berencana akan membangun rumah singgah.

Dirut RSUD Buleleng, dr Gede Wiartana, Senin (13/8) kemarin menjelaskan, pemberlakuan jam besuk pasien di RSUD Buleleng nampak masih sebatas aturan belaka. Meski pihak manajemen sudah memasang spanduk jam berkunjung, sosialisasi di radio dan pengumuman langsung melalui speaker saat jam besuk berakhir, tidak digubris keluarga pasien. Padahal spanduk waktu berkunjung terpampang jelas dari pukul 12.30-14.00 dan pukul 18.00-21.00 WITA.

“Kami sudah lakukan berbagai upaya, namun tampaknya belum maksimal, karena kesadaran untuk menepati aturan itu masih sangat rendah. Meski sudah ada penurunan jumlah dari tahun ke tahun,” kata dia.  Pihaknya pun menyebut kondisi penunggu pasien yang banyak dipengaruhi  oleh budaya.  Satu orang yang sakit dirasakan satu keluarga. Mereka pun merasa memperhatikan apabila sudah menjenguk dan menunggui yang sakit.

Padahal Wiartana mengatakan, jika terlalu lama berada di rumah sakit, risiko ditulari penyakit juga sangat tinggi. Selama ini pasien yang masuk rumah sakit 70 persennya menderita penyakit infeksi menular. Penyakit itu pun disebutnya akan sangat gampang menular melalui udara dan kontak langsung.

Selain itu penunggu pasien yang banyak juga disebutnya mempengaruhi keramaian rumah sakit yang berimplikasi terhadap timbulnya masalah kebersihan, keamanan dan juga kenyamanan pasien. Pihaknya pun sudah mewacanakan pembangunan rumah singgah untuk pengunjung pasien, terutama yang jarak tempuhnya jauh dari rumah sakit.

Sehingga penunggu dari luar kota Singaraja dapat memanfaatkan rumah singgah untuk beristirahat tanpa harus memenuhi rumah sakit dan tidur di selasar. Hanya saja wacana itu pun menurut Wiartana masih sekadar wacana. Pihaknya saat ini masih terkendala masalah penyediaan lahan yang harus dekat dengan rumah sakit.

“Dulu memang pernah ada wacana aka nada tukar guling asrama TNI di sebelah utara dengan tanah Pemkab yang lain. Tetapi sampai saat ini nampaknya belum bisa direalisasikan. Masalah ini sebenarnya akan terpecahkan jika kesadaran masyarakat ada,” ungkapnya. *k23

Komentar