nusabali

Pesawat Dimonim Air Hancur, 1 Anak Selamat

  • www.nusabali.com-pesawat-dimonim-air-hancur-1-anak-selamat

KNKT turun untuk menyelidiki jatuhnya pesawat di Gunung Menuk

JAKARTA, NusaBali

Pesawat perintis Dimonim Air PK-HVQ yang hilang kontak di Oksibil, Papua, saat akan mendarat, Sabtu (11/8), berhasil ditemukan  dalam kondisi hancur oleh tim evakuasi di Gunung Menuk, Distrik Aerambakon, Minggu pagi (12/8) sekitar pukul 08.45 WIT.

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto lewat keterangan tertulisnya, Minggu (12/8) mengatakan sebanyak delapan orang meninggal dunia. Saat ini petugas sedang mengevakuasi jenazah korban-korban. "Dari 9 penumpang, 8 MD (meninggal dunia) dan 1 masih hidup (anak atas nama Jumaidi). Sudah dievakuasi ke Oksibil pagi ini," ujar Setyo seperti dilansir detik.

Jumaidi secara misterius selamat dari kecelakaan pesawat . Sementara enam penumpang dan dua kru pilot dan kopilot meninggal dunia. Sampai saat ini, tidak diketahui bagaimana bocah tersebut bisa selamat dari kecelakaan pesawat itu. "Belum diketahui bagaimana anak itu bisa selamat. Mungkin karena posisinya dia di pesawat terlindungi sesuatu pada saat kecelakaan terjadi yang menyebabkan dia selamat," kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal, Minggu (12/8).

Tim penyelamat hanya tahu, Jumaidi mengalami luka patah pada tangan sebelah kanan. Jumaidi kemudian dievakuasi tim SAR gabungan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Oksibil melalui jalan darat. "Sementara untuk delapan korban meninggal dunia saat ini masih dalam proses evakuasi," kata Ahmad Mustofa Kamal.

Selama proses evakuasi terlihat jelas kekompakan tim SAR yang terdiri dari TNI, Polri, pemda dan masyarakat relawan. Mereka berganti-gantian membawa tandu untuk mengatasi medan yang sangat menantang. Korban selamat akhirnya tiba di RSUD Oksibil sekitar pukul 12.40 WIT. Tidak lama setelahnya, tim SAR berhasil mengevakuasi seluruh korban meninggal ke rumah sakit yang sama.

"Saya telah menerima laporan beserta dokumentasi baik foto dan video proses evakuasi korban. Saya merasa bangga dan haru dengan perjuangan seluruh personel Tim SAR yang terlibat. Memang dalam kondisi seperti itu, dibutuhkan perencanaan yang matang dan kecepatan bertindak. Terlambat sedikit, hasilnya bisa berbeda," kata Pangdam 17 Cenderawasih, Mayjen TNI George E Supit seperti dilansir kompas.

Proses evakuasi melalui darat ini menjadi prioritas utama mengingat opsi evakuasi melalui udara akan sulit dilakukan dengan kondisi medan dan cuaca yang sering berubah sewaktu-waktu.

Hingga kini belum diketahui penyebab pasti jatuhnya pesawat. Untuk itu Kementerian Perhubungan berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan menyelidiki penyebab jatuhnya Pesawat perintis yang dipiloti oleh Kapten Lessie dan Kopilot Wayan Sugiarta itu. Hasilnya akan disampaikan hari ini (13/8).

Hal itu diungkapkan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi usai acara Dialog Nasional Pekan Keselamatan Jalan di PRPP Semarang, Minggu (12/8). Budi mengatakan saat ini KNKT sedang menjalankan tugasnya untuk menyelidiki penyebab kecelakaan. "KNKT saat ini sedang selidiki," kata Budi. Pesawat perintis dengan rute Bandara Tanah Merah-Bandara Oksibil itu awalnya hilang kontak di distrik Oksibil Papua hari Sabtu (11/8) kemarin. Pagi  kemarin pesawat tersebut sudah ditemukan jatuh. *

Komentar