nusabali

Istri Gagalkan Suami Bunuh Diri

  • www.nusabali.com-istri-gagalkan-suami-bunuh-diri

Seorang buruh serabutan asal Banjar Wates Kangin, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem, I Komang Widia, 35, nekat mencoba akhiri hudup dengan cara gantung diri di plafon kamar tidurnya, Minggu (12/8) pagi.

AMLAPURA, NusaBali
Untungnya, korban percobaan ulahpati ini selamat dari maut setelah aksi nekatnya digagalkan sang istri, Ni Nyoman Suarmini, 35. Informasi di lapangan, peristiwa tragis percobaan bunuh diri korban Komang Widia ini kepergok oleh istrinya, Nyoman Suarmini, Minggu pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Buruh serabutan berusia 35 tahun ini ditemukan mengganting dengan menjerat leher menggunakan tali tampar biru yang dikaitkan ke plafon kamar tidurnya.

Dalam kondisi terkejut, sang istri langsung mengambil pisau dapur seraya memotong tali yang menjerat leher suaminya. Begitu tali berhasil dipotong, korban Komang Widia jatuh telungkup, dengan luka di bagian dagu, leher, dan mulut bengkak.

Istri korban, Nyoman Suarmini, kemudian menghubungi Kelian Banjar Wates Kangin, Desa Duda Timur, I Gede Madra. Selanjutnya, Gede Madra menghubungi petugas Babinkamtibmas Desa Duda Timur, Ipda I Ketut Sujana. Dari situ laporan diteruskan ke Polsek Selat. Hanya berselang 20 menit kemudian, petugas kepolisian yang dipimpin Kapolsek Selat, AKP I Made Sutirta, datang ke lokasi TKP sekitar pukul 10.20 Wita.

Kemudian, petugas Polsek Selat mengantar korban Komang Widia yang sekarat ke Puskesmas Selat dengan menggunakan mobil patroli. Setelah menjalani pemeriksaan beberapa lama, korban percobaan bunuh diri ini kemudian dirujuk Puskesmas Selat ke RSUD Karangasem, Minggu siang pukul 12.15 Wita.

Beberapa jam setelah dirawat di IRD RSUD Karangasem, korban Komang Widia akhirnya siuman. Selanjutnya, korban dirawat inap di Sal Mawar RSUD Karangasem. Hingga tadi malam, buruh serabutan korban percobaan bunuh diri ini masih dirawat di rumah sakit.

Belum diketahui pasti, apa motif di balik ulah nekat korban Komang Widia. Yang jelas, di internal keluarga senarnya tidak ada masalah. Dugaan sementara, korban mengalami gangguan kejiwaan setelah mengalami gegar otak akibat kecelakaan lalulintas di Gianyar sekitar tahun 2014 silam. Kala itu, kepalanya terbentur keras hingga korban sempat menjalani operasi otak.

Sejak saat itu, organ otaknya kurang berfungsi. Perilakunya seperti orang depresi. Jika penyakitnya kumat, bicaranya kurang nyambung. Menurut sang istri, Nyoman Suarmini, jika penyakitnya kumat, korban sering bicara keras hingga berbuntut terjadi pertengkaran.

Sehari sebelum terjadi aksi percobaan bunuh diri, Sabtu (11/8), sang istri sempat menyuruh korban Komang Widia membeli beras dan jagung. Permintaan istrinya itu pun dituruti. Begitu pulang membawa beras dan jagung, korban balik meminta istrinya mengambil barang bawaannya itu. Hanya saja, sang istri tidak sempat melayani ambil beras dan jagung yang dibawa korban, karena kedua anak-anaknya masih balita sedang menangis. Saat itu pula, korban Komang Widia emosi.

Sehari berikutnya, Minggu pagi sebelum nekat mencoba bunuh diri, korban Komang Widia sebenarnya harus menghadiri acara patedunan krama Banjar Wates Kangin. Namun entah keoana, korban memilih tidak hadir. Korban pilih berada rumahnya dengan terlihat bengong, gelisah, dan kerap mondar-mandir.

Melihat suaminya gelisah dan kerap mondar-mandir di halaman rumah, Nyoman Suarmini akhirnya curiga. Dia pun tidak berani pergi jauh meninggalkan suaminya. Aktivitas perempuan berusia 35 tahun ini hanya sebatas memberikan pakan babi di sekitar halaman rumahnya.

Namun, ketiga ditinggal sebenar kasi pakan ternak babi, korban Komang Widia ditemukan sudah menggantung dengan leher terjerat tali yang dikaitkan ke plafon kamar tidurnya. Sang istri pun langsung bergerak cepat menyelamatkan suaminya. “Beruntung, istrinya bertindak cepat menyelamatkan korban,” ujar Kapolsek Selat, AKP I Made Sutirta.

Sementara itu, Kelian Banjar Wates Kangin, Gede Madra, mengakui selama ini korban Komang Widia dikenal depresi dan kerap kumat. “Dia (Komang Widia) depresi karena gegar otak akibat kecelakaan lalulintas empat tahun silam,” cerita Gede Madra. *k16

Komentar