nusabali

Angin Kencang, Penyeberangan Ditutup 2 Jam

  • www.nusabali.com-angin-kencang-penyeberangan-ditutup-2-jam

Penutupan aktivitas pelayaran Ketapang – Gilimanuk berlangsung pukul 11.45 hingga 13.45 Wita.

NEGARA, NusaBali
Cuaca ekstrem berupa angin kencang di perairan Selat Bali, membuat pihak Syahbandar Ketapang – Gilimanuk melakukan penutupan sementara penyeberangan, Minggu (12/8) siang. Penutupan penyeberangan dilakukan pukul 11.45 hingga pukul 13.45 Wita.

Berdasar informasi, saat dilakukan penutupan penyeberangan pada Minggu siang kemarin itu, sejumlah penumpang yang hendak menaiki kapal di pelabuhan, sementara dicegah naik ke kapal. Sedangkan penumpang yang sudah berada di dalam kapal dan kapal siap berangkat, diminta turun dari kapal sambil menunggu cuaca kembali normal.

Meski ditutup selama dua jam, arus penumpang yang sempat tertahan di parkiran dalam areal pelabuhan, tidak sampai menimbulkan antrean panjang. Hal itu karena saat penyeberangan ditutup sementara pada siang kemarin, kedatangan arus penumpang tergolong sepi. Setelah penyeberangan dibuka pada pukul 13.45 Wita, arus penumpang yang sempat menumpuk di areal parkir sekitar dermaga berjalan normal kembali.

Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar Gilimanuk I Nyoman Suryantha, saat dikonfirmasi Minggu kemarin, mengatakan  penundaan sementara penyeberangan itu karena terjadi angin kencang yang sempat menembus kecepatan 35-38 knots. Kecepatan angin yang aman untuk penyeberangan adalah di bawah atau kurang dari 25 knots.

Karena angin kencang yang dapat membahayakan keselamatan aktivitas pelayaran itu, pihak Syahbandar Gilimanuk bersama Syahbandar Ketapang sepakat untuk menunda penyeberangan, dengan tidak mengeluarkan Surat Izin Berlayar (SIB), dan mengumumkan gangguan cuaca tersebut.  “Kami utamakan keselamatan penumpang. Setelah kecepatan angin kami pastikan sudah kembali normal, baru penyeberangan kami buka kembali,” ujarnya.

Menurutnya, apabila kembali terjadi cuaca ekstrem yang berpotensi mengancam keselamatan aktivitas pelayaran, dipastikan segera dilakukan penundaan sementara penyeberangan. Selain mengandalkan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), jajarannya tetap memantau dari Ship Traffic Control (STC), terkait kondisi real di lapangan. “Untuk cuaca ekstrem ini, memang tidak bisa diketahui secara pasti kapan waktu tepatnya. Karena itu, kami juga meminta para nakhoda untuk tetap berhati-hati, dan aktif melapor ketika ada tanda-tanda cuaca ekstrem,” kata Suryantha. *ode

Komentar