nusabali

Pesilat Dwi Yanti/Sang Ayu Sidan Selalu Sabet Emas Ganda Putri

  • www.nusabali.com-pesilat-dwi-yantisang-ayu-sidan-selalu-sabet-emas-ganda-putri

Saat berada di puncak prestasi pada juara dunia pencak silat 2010 dan 2012, pasangan ganda putri Ni Made Dwi Yanti/Sang Ayu Ketut Sidan Wilantari sempat ‘cerai’ selama 2 tahun periode 2013-2015. Masalahnya, Sang Ayu Sidan melahirkan dua anaknya. Begitu rujuk kembali, mereka langsung sabet medali emas PON 2016

46 Atlet Bali Perkuat Kontingen Indonesia di Asian Games XVIII 2018, Ini Sebagian dari Mereka

JAKARTA, NusaBali
Dalam dunia persilatan, nama Ni Made Dwi Yanti, 26, dan Sang Ayu Ketut Sidan Wilantari, 27, sudah tak asing lagi. Namanya telah mendunia. Bahkan, kedua pendekar dari perguruan Bakti Negara ini selalu sabet medali emas nomor seni ganda putri dalam setiap event yang diikutinya. Sebelum berlaga ke Asian Games XVIII di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September 2018 nanti, pasangan ganda putri penyandang dua kali juara dunia ini juga sabet medali emas Test Event Asian Games, Februari lalu.

Pasangan Ni Made Dwi Yanti/Sang Ayu Ketut Sidan Wilantari adalah juara di Kejuaraan Dunia 2010 dan Kejuaaraan Dunia 2012. Hanya saja, ketika namanya sedang berada di puncak, mereka justru sempat berpisah selama 2 tahun. Keduanya pilih pulang dari Pelatnas di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, karena cabang pencak silat tidak dipertandingkan di SEA Games 2013.

Sepulang dari Pelatnas, Sang Ayu Sidan Wilantari menikah dengan I Made Dwi Surya Adnyana, hingga pesilat kelahiran Kintamani, Bangli, 26 Maret 1991 ini dikaruniai dua anak. "Saya praktis istirahat total selama setahun lebih sejak 2013 sampai 2014," kenang Sang Ayu Sidan kepada NusaBali di TMII Jakarta Timur, beberapa hari lalu.

Sebaliknya, Made Dwi Yanti saat itu tetap berkecimpung di pencak silat. Namun, pesilat asal Banjar Bayad, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar kelahiran 1 September 1991 ini tidak pernah mengikuti pertandingan resmi. Dia hanya sebatas bertanding untuk perguruan Bakti Negara, itu pun berpasangan dengan pesilat lain.

Barulah pada 2015, Dwi Yanti/Sang Ayu Sidan kembali rujuk setelah berpisah selama 2 tahun. Meski sempat lama cerai, namun pasangan jawara dunia ini tetap bisa kompak dan eksis dalam prestasi. Buktinya, mereka mampu merebut medaliu emas PON 2016 di Jawa Barat, kemudian medali emas Test Event Asian Games di Jakarta, awal Februari 2018 lalu. “Tidak ada kesulitan untuk bersatu lagi. Paling hanya butuh proses saja. Tapi, karena kami disiplin, tekun berlatih, dan yakin bisa akhirnya semua beres," jelas Sang Ayu Sidan.

Pasca rujuk kembali setelah cerai selama 2 tahun, Dwi Yanti/Sang Ayu Sidan mengawali debutnya dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali 2015 di Singaraja, Buleleng. Mereka langsung sabet emas nomor ganda putri. Kemudian, mereka sukses meraih medali emas Pra PON 2016, berlanjut dengan torehan medali emas PON 2016 di Jawa Barat. Hebatnya, kala itu Dwi Yanti bertarung dalam kondisi sedang hamil pertama dari pernikahannya dengan Putu Anom Wiraguna.

Pasca PON 2016, giliran Dwi Yanti yang meninggalkan Sang Ayu Sidan karena hamil hingga melahirkan anak pertamanya, Gede Bagus Dharma Wedana. Sang Ayu Sidan pun mengisi hari-harinya dengan tetap berlatih. Setelah Dwi Yanti bisa beraktivitas lagi, pasangan jawara dunia ini pun berlaga kembali. Sebagai juara PON 2016, Dwi Yanti/Sang Ayu Sidan sebenarnya berhak mewakili Indonesia ke SEA Games 2017. Namun, karena Dwi baru melahirkan, semantara Sang Ayu Sidan mengandung anak kedua, posisi mereka kemudian diganti pesilat asal Jawa Barat.

Nah, saat seleksi pembentukan tim pencak silat Asian Games, November 2017 lalu, Dwi Yanti/Sang Ayu Sidan dipanggil kembali. Mereka duitarungkan dengan pesilat andalan Jawa Barat yang tampil di SEA Games 2017. Hasilnya, Dwi Yanti/Sang Ayu Sidan keluar sebagai pemenang. Sampai akhirnya Dwi Yanti/Sang Ayu Sidan masuk tim inti dan berhasil merebut medali emas Test Event Asian Games 2018.

Dwi Yanti/Sang Ayu Sidan sangat bersyukur mendapat kepercayaan membela kontingen Indonesia di Asian Games 2018, ketika cabang pencak silat untuk kali pertama dipertandingkan dalam pesta olahraga multievent empat tahunan se-Asia tersebut. "Suatu kebanggan bagi kami mewakili Indonesia di Asian Games. Apalagi kami memperolehnya melalui seleksi," ujar Dwi Yanti diamini Sang Ayu Sidan.

Terkait target, Dwi Yanti/Sang Ayu Sidan mengaku belum mendapat informasi dari PB IPSI maupun KONI Pusat. Berdasarkan Rapat Dengar Pendapat Menpora Imam Nahrawi dengan Komisi X DPR RI, Juli 2018 lalu, pencak silat menjadi salah satu andalan Indonesia meraih lima medali emas. Salah satu emas diharapkan muncul dari nomor seni ganda putri yang mengandalkan Dwi Yanti/Sang Ayu Sidan. Secara pribadi, Dwi Yanti/Sang Ayu Sidan juga menargetkan meraih medali emas yang sangat bersejarah di Asian Games 2018.

Sang Ayu Sidan Wulantari sendiri mengenal bela diri pencak silat dari keluarga. Ayahnya, Sang Ketut Pegeg, dan kakak ketiganya yakni Sang Ayu Nyoman Sidan Wiratmini adalah pendekar silat. Sang Ayu Sidan mengikuti ektrakurikuler pencak silat saat SMP. Awalnya, Sang Ayu Sidan tampil di nomor laga (pertarungan) Kelas A. Namun, kemudian banting haluan fokus di nomor seni ganda putri. Dia dijodohkan berpesangan dengan Made Dwi Yanti oleh pelatih Wayan Selamat.

Seperti halnya Sang Ayu Sidan, Made Dwi Yanti juga menggeluri pencak silat di perguruan Bakti Negara. Mengawali kiprahnya di nomor laga Kelas A, Dwi Yanti akhirnya banting haluan fokus ke nonor seni ganda putri. Sejak awal, Dwi Yanti (yang kini bekerja sebagai tenaga kontrak di Biro Kesra Setda Provinsi Bali) berpasangan dengan Sang Ayu Sidan (yang kini PNS Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali.

Menurut Dwi Yanti, medali emas Asian Games adalah impian terbesarnya saat ini. Impian besar lainnya, dia ingin dinaikkan statusnya menjadi pegawai negeri sipil (PNS). “Saya berharap bisa menjadi PNS. Saat ini status saya hanya sebagai tenaga kontrak,” tutur anak kedua dari lima bersaudara keluarga pasangan I Made Pageh Yasa dan Ni Made Sumarni ini. *k22

Komentar