nusabali

Desa Pakraman Abuan Gelar Ngaben Massal

  • www.nusabali.com-desa-pakraman-abuan-gelar-ngaben-massal

Desa Pakraman Abuan, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli untuk pertama kalinya melaksanakan upacara ngaben, ngeroras, serta metatah (potong gigi) massal

BANGLI, NusaBali
Sebelumnya warga kebanyakan melaksanakan upacara secara mandiri dan kelompok-kelompok kecil. Upacara ngaben massal ini diikuti 99 sawa.

Bendesa Adat Abuan, I Nyoman Nurjana, mengatakan upacara ngaben massal, ngeroras, sudah dirancang sejak lama, namun baru tahun ini terlaksana. Dari puluhan tahun upacara ngaben maupun ngeroras dilakukan mandiri, ada pula yang membuat kelompok kecil. “Beberapa tahun lalu dilaksanakan upacara ngaben, saat itu ada 6 kelompok kecil. Kelompok tersebut ada yang sesuai dengan kawitan ada pula karena kedekatan,” jelasnya, Rabu (8/8).

Nurjana menambahkan, berbagai rintangan harus dilalui hingga tersalaksana upacara ngaben dan ngeroras massal ini. Baru tahun ini upacara secara massal dilaksanakan bersama dan ini sangat membantu warga dalam hal pengeluaran biaya dan tenaga. Nurjana mengatakan untuk ngaben, ngeroras hingga metatah peserta dikenakan biaya hampir Rp 4,3 juta. Jumlah tersebut tergolong kecil dibandingkan harus melaksanakan upacara secara mandiri yang menghabiskan puluhan juta.

Warga yang tidak memiliki sawa dikenakan iruan sebesar Rp 300 ribu. Dana tersebut seperti sumbangan bagi yang memiliki sawa. Warga yang tidak memiliki sawa berkunjung ke rumah yang melaksanakan upacara, dan membawa beras, gula, dupa ataupun kain kafan. Jika dihitung-hitung Rp 50.000 habis. Seperti sekarang ada 99 sawa, cukup besar biaya yang dikeluarkan oleh warga. Meskipun tidak memiliki sawa warga ini ikut mempersiapkan sarana upacara. “Upacara digarap oleh semua karma, sehingga beban pekerjaan tidak terlalu berat. Beban yang ada dirangkul bersama-sama,” sebutnya.

Upacara ngaben sudah dilaksanakan pada 1 Agustus lalu. Pada tanggal 12 Agustus upacara nganyut segara pesingghan dan nyegara gunung di Pura Goa Lawah. “Ngeroras ada 101 sekah dan yang metatah kurang lebih 150 orang. Metatah dikerjakan dini hari,” jelasnya. Upacara dipuput oleh 4 sulinggih. Nyoman Nurjana menambahkan untuk upacara ngaben massal ini direncanakan dilaksanakan 4 tahun sekali. *es

Komentar