nusabali

Pariwisata Bali Tak Terdampak Gempa Lombok

  • www.nusabali.com-pariwisata-bali-tak-terdampak-gempa-lombok

Sebanyak rata-rata 20.000 wisman datang ke Bali tiap harinya sejak bulan lalu, dan kondisi ini tetap stabil sekalipun terjadi ‘kejutan’ gempa yang berpusat di Lombok.

Tidak Ada Laporan Pembatalan Kunjungan Wisman


DENPASAR, NusaBali
Gempa  hebat 7 SR yang mengguncang  di Lombok Timur dan Utara, NTB, yang juga  terasa sampai di Bali, sejauh ini tidak sampai berimbas negatif pada kepariwisataan Bali. Dinas Pariwisata Bali dan pelaku industri pariwisata mengaku, bisnis pariwisata Bali dalam kondisi stabil.Tidak ada koreksi atau pengurangan kedatangan wisman yang rata-rata sekitar 20.000 per hari ke Bali.  “Astungkara sejauh ini tidak ada pengaruhnya. Kita berdoa agar memang demikian,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Bali, Anak Agung Gede Yuniarta Putra,  Rabu (8/8).

Indikasi tersebut, kata Gung Yuniarta, sapaan pejabat asal Denpasar ini, terpantau dari data kunjungan wisman ke Bali. Menurutnya, kedatangan wisman ke Bali tetap bagus, yakni berkisar 20.000-an per hari. “Dari koordinasi dan pengecekan kepada agen-agen dan stakeholder lain tidak ada cancel,” tegasnya. Karena itulah, dia optimis dengan kondisi kepariwisataan Bali, meski terjadi bencana gempa bumi di Lombok, yang juga sampai dirasakan di Bali. “Kondisi pariwisata kita bagus,” tambah Gung Yuniarta.

Untuk menjaga dan bahkan meningkatkan trend tersebut, semua stakeholder harus bersinergi. Salah satunya menepis dan mencegah informasi-informasi hoax tentang gempa. Dikatakan Bali  aman dan nyaman. “Gempa bukan terjadi di Bali, tetapi di Lombok,” katanya. Karena itu, diminta kepada semua stakeholder menginformasikan hal tersebut, kepada semua pihak terkait sekaligus terus menjaga dan menunjukkan Bali sebagai  tourism  hospitallity.

Menurutnya, sebagaimana yang telah dilakukan Pemprov dan pelaku industri dalam wadah Bali Tourism Hospitallity, ketika membantu evakuasi 2.000-an lebih wisman yang ‘terperangkap’ di Gili Terawangan, Gili Meno, dan Gili Air, pasca gempa, Minggu (5/8). “Kami di Bali Tourism Hospitallity spontan bersama teman industri membantu evakuasi dua hari lalu,” ungkapnya.

Mulai dari evakuasi ke kapal yang  mengangkut ke Bali, lewat Pelabuhan Benoa, sampai membantu logistik, transportasi dan mencarikan hotel maupun tempat menginap. “Bayangkan terjebak dalam suasana bencana banyak yang stres. Itulah model antisipasi dan penanganan yang dilakukan, sehingga wisatawan benar- benar merasa aman dan nyaman di Bali,” ujarnya.

Dari 2.140 wisman yang dibantu dievakuasi, 80 persen harus mencari hotel atau penginapan baru di Bali. Kata Gung Yuniarta, wisman tersebut memang sebelumnya dari negaranya langsung berwisata dengan tujuan Lombok. Atau sebelumnya ada yang sempat berwisata di Bali, terus melanjutkan ke Lombok atau long stay. Otomatis ketika ikut dievakuasi, mereka harus mencari hotel lagi. “Inilah yang kami bantu,” ujar Gung Yuniarta.

Dan semua bisa tertangani. Mereka menginap beberapa kawasan,  Nusa Dua, Kuta, Seminyak, Sanur, Ubud  juga ke Karangasem.  Juga ada yang langsung balik pulang ke negaranya. Semuanya, kata Gung Yuniarta dibantu free biaya transportasi. “ Penanganan yang ramah jelas sangat membantu citra pariwisata Bali,” tandasnya. Itulah salah satu kunci, kunjungan wisman ke Bali relatif tidak terpengaruh dengan kejadian gempa bumi  yang berpusat di Lombok Timur dan Utara.

Sementara itu Ketua Bali Hotel Assosiation (BHA) Ricky Putra, menyampaikan hal senada. “ Tidak cancel, semua berjalan baik,” ujarnya. Ricky kemudian memaparkan bagaimana proses bantuan evakuasi yang dilakukan pemerintah bersama pelaku pariwisata di Bali terhadap wisman yang sempat ‘terperangkap’ di Gili Terawangan, Lombok Utara, NTB. “Kita berdoa’lah semua berjalan baik,” tegasnya. Dikatakan semua wisman ‘korban’ gempa itu tertangani, hingga ke hotel pilihan mereka menginap. Termasuk juga yang langsung balik pulang ke negaranya. *k17

Komentar