nusabali

Opsi Prabowo-Sandi, Demokrat Pun Berang

  • www.nusabali.com-opsi-prabowo-sandi-demokrat-pun-berang

Gagal golkan AHY sebagai Cawapres pendamping Prabowo, Demokrat ancam tinggalkan ‘koalisi kardus’ dengan Gerindra

Sandiaga Uno Dituding Bayar Rp 500 Miliar ke PAN-PKS

JAKARTA, NusaBali
Mendekati detik-detik jelang deadline pendaftaran calon ke KPU RI, 10 Agustus 2018, Prabowo Subianto diisukan gaet Sandiaga Uno sebagai tandemnya di posisi Cawapres. Demokrat pun berang atas lahirnya duet Prabowo-Sandi ini. Bahkan, Demokrat tuding Sandi bayar Rp 500 miliar untuk jadi Cawapres pendamping Prabowo.

Lahiran opsi Prabowo-Sandi ini diungkapkan Ketua DPP Gerindra, Ahmad Riza Patria, di Jakarta, Rabu (8/8) malam. Ini disusul merapatnya Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta yang diusung Gerundra, ke kediaman Capres Prabowo Subianto. Menurut Riza Patria, Sandiaga merupakan sosok alternatif yang bisa diterima mitra koalisi (Gerindra-Demokrat-PKS-PAN).

"Kebetulan, Sandi kan satu partai dengan Prabowo. Mungkin bagi partai yang lain, tidak menjadi... tidak irilah. Partai lain kan maunya Demokrat, yang PAN maunya PAN, PKS maunya PKS. Alternatifnya dipilih di luar tiga partai ini," ujar Riza dilansir detikcom semalam.

Menurut Riza, sebenarnya ada tokoh lain yang bisa jadi alternatif Cawapres pendamping Prabowo. Mereka, antara lain, Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, dan Ustadz Abdul Somad Batubara. Namun, Anies diarahkan fokus dengan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan Abdul Somad menolak masuk ranah politik. "Memang posisi Sandi posisi yang terbaik dalam suasana sekarang yang bisa diterima semua kelompok," kata Riza.

Dengan lahirnya duet Prabowo-Sandi, maka pupus harapan Demokrat untuk do-rong Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres pendamping Prabowo. Elite Demokrat pun berang dan tuding Prabuwo sebagai Jenderal ‘Kardus’. "Prabowo ternyata kardus. Malam ini (semalam) kami menolak kedatangannya ke Kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus," tuding Wakil Sekjen DPP Demokrat, Andi Arief, tadi malam.

Andi Arief sebut Prabowo (Capres yang juga Ketua Umum DPP Gerindra) lebih mementingkan uang dalam Pilpres 2019 ketimbang perjuangan. Dia pun tuding Sandiaga Uno setor uang Rp 500 miliar ke PAN-PKS untuk jadi tandem Prabowo. "Di luar dugaan kami, ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. Sandi yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp 500 miliar menjadi pilihannya untuk Cawapres," sebut Andi Arief. "Benar-benar jenderal di luar dugaan," imbuhnya.

Menurut Andi Arief, Demokrat kemungkinan besar akan tinggalkan ‘koalisi kar-dus’ dengan Gerindra-PKS-PAN. "Baru tadi malam (Selasa) Prabowo datang de-ngan semangat perjuangan. Hanya hitungan jam, dia berubah sikap karena uang. Besar kemungkinan kami akan tinggalkan koalisi kardus ini," katanya.

Andi menegaskan, Demokrat akan fokus ke Pileg 2019. Demokrat tak ingin terje-bak di koalisi yang disebutnya koalisi lumpur. "Lebih baik kami konsentrasi pada pencalegan ketimbang masuk lumpur politik PAN, PKS, dan Gerindra," sindirnya.

Sementara itu, kubu Gerindra bantah Sandi bayar PAN-PKS Rp 500 miliar untuk jadi Cawapres pendamping Prabowo. "Saya kira nggak benar. Saya akan cek dulu," ujar Sekjen DPP Gerindra, Ahmad Muzani, di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara Jakarta Selatan, tadi malam.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, M Taufik. Dia menegaskan tudingan Demokrat tidak benar. "Nggak lah, nggak ada," kata Taufik. Dia juga menegaskan hingga saat ini koalisi Prabowo dengan Demokrat masih berjalan. Taufik memastikan koalisi kedua partai tidak gagal. "Nggak-lah, kan yang menentukan bukan Andi Arief," katanya.

Sebaliknya, PKS merasa tuduhan kubu Demokrat soal terima duit Rp 500 miliar dari Sandi, tidak pantas. "Kami sedang perjuangkan aspirasi ulama dan umat. Sesuatu yang tidak pantas tuduhan tersebut dialamatkan kepada PKS," ujar Wasekjen PKS, Abdul Hakim.

PKS menegaskan tetap memperjuangkan rekomendasi Ijtimak Ulama di mana Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri direkomendasikan jadi Cawapres Prabowo. "Sampai saat ini posisi PKS perjuangkan Ijtimak Ulama," tegas Abdul Hakim. *

Komentar