nusabali

MUTIARA WEDA : Samkhya – Yoga – Vedanta

  • www.nusabali.com-mutiara-weda-samkhya-yoga-vedanta

YOGA mendapat pengaruh dari Samkhya. Bahkan dikatakan bahwa yoga adalah bagian praktis dari Samhkya.

Artinya, prinsip yang diajarkan oleh Samkhya dapat diralisasikan melalui praktik yoga. Prinsip Samhkya bersifat dualis, yakni adanya entitas yang berbeda, yakni Purusha dan Prakrti. Purusa adalah aspek kesadaran dan prakrti adalah aspek materi.

Sementara itu, Vedanta mengajarkan prinsip non dual, di mana hanya Brahman sebagai Realitas Tunggal. Maka dari itu, yoga sangat baik digunakan untuk memasuki Vedanta. Hanya ketika pikiran yang telah termurnikan, ketika pikiran tidak lagi dipengaruhi oleh vrrti yang mampu memasuki pintu gerbang Vedanta. Samadhi adalah landasan awal memasuki Realitas Brahman. Dalam konteks ini, jika dipelajari secara mendalam, Samkhya berevolusi menuju Vedanta melalui yoga.

Samkhya adalah dasar dari belajar Vedanta, karena mengajarkan meditasi. Sementara yoga, yang merupakan Tantra Vidya merupakan tuntunan praktis dan sistematis bagaimana meditasi itu dipraktikkan. Saat kondisi pikiran telah murni dari seluruh vrrti (riak-riak)-nya, ajaran Jnana Kanda baru bisa dimulai. Mengapa Vedanta yang mengambil bagian dari Jnana Kanda Veda itu lebih berat dan memerlukan pendahuluan-pendahuluan?

Sebagaimana yang kita ketahui, agama secara umum tidak pernah langsung berhubungan dengan Brahman, Realitas Sejati. Apa yang diajarkan hanya mengantarkan seseorang pada pemujaan Ishvara, yang tujuannya masih bersifat tidak permanen, lebih kepada kebutuhan duniawi. Memohon keselamatan, murah rezeki, kehidupan yang harmonis, kebahagiaan, adalah sesuatu yang bersifat temporal. Hanya ketika seseorang mampu tidak terikat dengan apapun, dan seluruh dirinya larut dalam kesadaran Brahman yang mampu mencapai Jnana.

Oleh karena itu, prinsip dasar yang diajarkan oleh yoga yang langsung menembus jalan Vedanta, di samping asthanga, adalah tapa, svadyaya, dan ishvarapranidana. Tapa artinya disiplin dalam sadhana. Svadyaya artinya mempelajari diri, merenungkan diri, masuk ke dalam diri. Ishvarapranidana artinya meditasi atau bersatu dengan Ishvara. Untuk menghilangkan gerak pikiran, Ishvarapranidana adalah sesuatu yang signifikan. Ketiga ajaran inilah menjadi dasar dalam memasuki Vedanta. Ketiga inilah Kriya Yoga, tindakan yang selaras atau sesuai dengan yoga.  

Proses yoga adalah belajar sastra itu sendiri sebagaimana yang dinyatakan oleh Krishna (XVI, 23-24), ikutilh sastra dan berjalanlah sesuai dengan petunjuknya. Di sinilah yang membedakan antara manusia dan hewan lainnya. Secara umum, antara manusia dan hewan tidak memiliki banyak perbedaan. Mereka sama-sama mengerjakan sesuatu yang berulang-ulang, memiliki insting yang sama untuk lapar, tidur, dan seksual. Namun, badan manusia memiliki sebuah piranti khusus yang menjadikannya berbeda, yakni kemampuan untuk bergerak ke dalam dirinya, menemukan keilahian di dalam dirinya. Manusia disebut sebagai dhyata, yaitu makhluk yang mampu melakukan dhyana (meditasi). Maka dari itu, jika kita tidak mengambil meditasi sebagai jalan hidup, manusia tidak lebih sebagai hewan sophisticated (hewan yang memiliki pikiran kompleks). Jadi, kita bisa berada di atas hewan hanya ketika kita mengambil dan mempraktikkan dhyana. Sebab dengan ini, kita mampu meraih kesadaran Ilahi, sebuah kesadaran yang merupakan summum bonum dari keberadaan kita. *

I Gede Suwantana
Direktur Indra Udayana Institute of Vedanta

Komentar