nusabali

Pelaku Usaha Sambut Rampungnya Patung GWK

  • www.nusabali.com-pelaku-usaha-sambut-rampungnya-patung-gwk

Rampung dan siap diresmikannya patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) diprediksi berdampak positif bagi pelaku usaha di kawasan tersebut. 

DENPASAR, NusaBali

Dampak positif itu terindikasi dari GWK sebagai objek wisata bertaraf internasional akan makin banyak dikunjungi wisatawan domestik, mancanegara bahkan masyarakat lokal.

“Seluruh lapisan masyarakat di sekitar kawasan GWK maupun masyarakat di Bali juga dapat berkunjung sebagai tempat rekreasi keluarga, serta nikmati suasana di kawasan GWK,” kata Hendra Dinata Ketua Perkumpulan dan Pengelola Kawasan Pertokoan Revayah Plaza di kawasan patung GWK akhir pekan lalu. “Selain itu, GWK juga dijadikan tempat bagi pelaku bisnis untuk mengadakan pertemuan atau perhelatan,” imbuhnya.

Pengusaha yang akrab disapa Sinyo ini juga berharap adanya ‘kesatuan’ antara GWK dan Revayah Plaza

yang dulu dikenal dengan nama Plaza Amata, termasuk tidak adanya penembokan antara  Revayah Plaza yang usahanya dijalankan oleh sekitar 86 investor dari Denpasar, Badung dan daerah lainnya. Menurut Sinyo, kompleks pertokoan tersebut  sudah hadir sejak tahun 2003. Hanya saja, karena dalam perkembangannya beberapa kali menghadapi persoalan termasuk dengan pengelola GWK ditambah belum membaiknya pariwisata di Bali sehingga berdampak pula terhadap kegiatan bisnisnya.

“Namun saat ini berbagai kegiatan seperti event hiburan, sosial, atraksi kesenian dan kegiatan penunjang pariwisata lainnya sudah digeber di sini,” ungkapnya.

Sinyo pun berharap pengelola GWK yang baru, yakni,  dari pihak Alam Sutra bisa berkolaborasi dengan para pemilik toko yang saat ini ditempati oleh pelaku UMKM, restoran, pusat pelatihan, spa, laundry hingga Klinik Kesehatan Internasional dan lainnya. "Kita sebenarnya sudah beberapa kali duduk bersama dihadiri pihak pengelola GWK, pemerintah dan pemilik toko, pada prinsipnya ingin mewujudkan tempat bisnis dan hiburan yang baik, sehingga banyak dikunjungi orang," kata kolektor lukisan ini.

Sinyo menambahkan bahwa bagi para pemilik toko, pilihan untuk tetap berusaha menjalankan roda bisnisnya menjadi sesuatu yang logis ketimbang membiarkan investasi yang tidak sedikit jumlahnya itu terhenti atau vakum. "Jika mereka bergerak menjalankan bisnisnya kan bisa mendapatkan uang, mereka bisa hidup ketimbang duduk manis, mendiamkan toko sampai 15 tahun tahun tanpa bergerak, ini kan sudah juga," sambungnya.

Apalagi, dengan mulai banyak wisatawan datang melihat keindahan patung GWK tentunya keberadaan pusat bisnis yang dahulu bernama Plaza Amata ini juga bisa saling menopang satu sama lainnya. “Sejarah keberadaan kompleks bisnis ini juga harus diakui turut memberikan andil besar bagi kunjungan wisatawan dan geliat bisnis kawasan GWK,” ujar Sinyo. *mao

Komentar