nusabali

Terduga Teroris, Penjual Bakso Ditangkap

  • www.nusabali.com-terduga-teroris-penjual-bakso-ditangkap

Densus 88 antiteror kembali menangkap seorang terduga teroris, AR, di rumah kontrakannya di Perumahan Istana Tegal Besar Cluster Kutai, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

JEMBER, NusaBali
Namun penangkapannya terbilang diam-diam. Warga dan bahkan ketua RT sekalipun tidak mengetahui kapan AR ditangkap. Ketua RT, Nu Cahyo, baru tahu penangkapan itu setelah ada penggeledahan di rumah AR pada Kamis (2/8) lalu. "Kami kaget ketika rumahnya digeledah tim Densus 88,” jelas Nur Cahyo, Sabtu (4/8).
 
 Menurut Cahyo, Tim Densus 88 antiteror menggeledah rumah AR karena diduga terlibat kasus terorisme. Sejumlah barang disita dari rumah AR seperti laptop, buku catatan, kartu perdana, dan sejumlah barang lainnya. Penjual bakso Nur Cahyo mengatakan, AR sehari- hari bekerja sebagai penjual bakso keliling.“Sehari- hari dia berjualan bakso keliling pakai motor,” kata Nur Cahyo seperti dilansir kompas.
 
Namun, bakso itu tidak dibuat AR di rumahnya. Yang bersangkutan tinggal mengambil dan menjual kembali. “Tidak dibuat di rumah, sudah ada yang bikin, jadi dia tinggal jual begitu saja,” katanya.
 
Cahyo menambahkan, dalam aktivitas kesehariannya, selama ini AR dikenal sosok yang ramah dan tidak ada yang mencurigakan. “Kalau ketemu warga ya nyapa, tidak ada yang curig. Jadi ya kami kaget ketika rumahnya digerebek karena kasus terorisme," katanya.
 
AR menempati rumah di Perumahan Istana Tegal Besar sekitar 8 bulan. Dia tinggal di rumah tipe 36 plus itu bersama istri dan ketiga anaknya. "Sudah tinggal selama kurang lebih 8 bulan. Nggak ngontrak, disuruh nempati saja sama pemilik rumah. Katanya sih ada ikatan saudara dengan si pemilik rumah," terang Nur Cahyo.
 
Sementara istri AR sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat. “Banyak warga di sini yang sering meminta pijat ke dia. Pelanggannya perempuan, dan biasanya dipanggil kalau memijat,” katanya seperti dilansir detik.
 
Meski AR sudah tinggal selama sekitar 8 bulan di perumahan itu, Nur Cahyo mengaku belum tahu asal AR. Sebab selama ini AR belum menyerahkan data ke RT. Dan ada sesuatu yang sempat membuat Nur Cahyo sedikit heran dengan kehidupan AR. Yakni ketiga anak AR yang kesemuanya tidak sekolah.
 
"Dia kan punya anak tiga, yang pertama dan kedua laki-laki, yang terakhir perempuan, berusia sekitar 4 tahun. Nggak ada yang sekolah, utamanya yang laki-laki. Padahal sudah masuk usia sekolah. Bahkan yang pertama seharusnya sudah SMP. Karena tidak sekolah, dua anak laki-lakinya itu hampir tiap pagi nonton TV di pos jaga," terang Nur Cahyo. *

Komentar