nusabali

Program TSM, Sekolah Siapkan Lahan Parkir

  • www.nusabali.com-program-tsm-sekolah-siapkan-lahan-parkir

SMPN 1 Bangli serius memulai program Transportasi Sehat Merakyat (TSM). Para siswa ke sekolah akan menggunakan sepeda gayung.

BANGLI, NusaBali
Mendukung program tersebut, SMPN 1 Bangli tengah mempersiapkan lahan parkir untuk sepeda para siswa. Saat ini puluhan siswa datang ke sekolah dengan sepeda gayung. Kepala SMP 1 Bangli, I Wayan Widiana Sandhi, mengatakan program TSM bertujuan mengurangi kecelakaan lalu lintas melibatkan pelajar. Tujuan lainnya membiasakan siswa hidup sehat. TSM menyasar siswa yang jarak rumah dengan sekolah dekat, sehingga tidak perlu lagi diantar orang tuanya. “Program ini dari Presiden yang ditindaklanjuti Korlantas dan diserahkan masing-masing Polres. Sat Lantas Polres Bangli sudah sosialisasi,” ungkapnya, Kamis (2/8).

Sementara ini siswa yang membawa sepeda ke selokah semakin bertambah. Diharapkan siswa yang lainnya bisa mengikuti. Widiana Sandhi tidak menampik bila mengayuh sepeda cukup melelahkan, namun kalau sudah terbiasa tidak jadi persoalan. “Yang belum terbiasa mungkin berat, lama kelamaan jadi kebiasaan. Ini juga akan berdampak positif bagi kesehatan siswa dan lingkungan, polusi berkurang,” ujarnya.

Widiana Sandhi menambahkan, akan menyiapkan parkir yang layak sehingga sepeda para siswa aman. “Sekarang sudah ada lahan parkir, bisa menampung sekitar 100 sepeda,” ungkapnya. Jika nanti banyak siswa yang membawa sepeda ke sekolah, SMPN 1 Bangli akan mencari alternatif dengan memanfaatkan lahan dekat kolam lele sekolah. Dikatakan, selama ini banyak siswa SMPN 1 Bangli jalan kaki. Yang rumahnya jauh biasa diantar jemput orang tuanya. Widiana Sandhi tetap memantau siswanya agar tidak mengendarai sepeda motor ke sekolah.

Terpisah, Kasat Lantas Polres Bangli AKP I Dewa Gede Ariana menyampaikan untuk sementara SMPN 1 Bangli jadi percontohan program TSM. Pihaknya sudah melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah yang ada di Bangli, termasuk sosialisasi bagi orang tua siswa. Anak-anak mereka harus mengenakan helm. “Semenatara masih tahap sosialisasi, kalau ada yang melanggar baru sebatas ditegur secara lisan, jika kembali melanggar maka yang bersangkutan bisa dikenakan tilang,” jelasnya. Ditambahkan, untuk siswa yang jarak rumahnya jauh dari sekolah agar memanfaatkan angkutan umum atau diantarkan oleh orang tua. “Kalau jauh mungkin keterbatasan waktu mengendarai sepeda gayung, meski begitu bukan berarti siswa ini bisa mengendarai sepeda motor sendiri,” imbuhnya. *es

Komentar