nusabali

Tumor Kelenjar Getah Bening Stadium III

  • www.nusabali.com-tumor-kelenjar-getah-bening-stadium-iii

Tumor kelenjar getah bening banyak diduga karena kelainan genetik, yang bisa dipicu oleh virus

Penyakit yang Diderita Petinju Valentinus Nahak


DENPASAR, NusaBali
Petinju Indonesia dari Pengkot Pertina Denpasar yang dipersiapkan untuk Asian Games 2018, Valentinus Nahak, 22, (kelas Terbang 52 kg), didiagnosa menderita penyakit tumor kelenjar getah bening stadium III ke atas. Tidak ada jalan lain selain Valen, sapaan akrabnya, harus menjalani kemoterapi. Namun kondisi Valen masih lemah untuk dilakukan kemoterapi.  

Spesialis Penyakit Dalam RSUP Sanglah yang menangani Valen, dr I Wayan Losen Adnyana Sp-PD (K), mengatakan, tumor kelenjar getah bening banyak diduga karena kelainan genetik, yang bisa dipicu oleh virus. Hanya saja hal tersebut tidak bisa dibuktikan dengan detail.

“Kami banyak menangani pasien dengan kelenjar gatah bening ini. Di Indonesia cukup banyak, dan sampai saat ini proses terjadinya penyakit ini memang kurang jelas. Tapi yang jelas ada kelainan genetik, mutasi genetik, yang kemungkinan dipicu oleh infeksi virus,” ujarnya.

Menurut dr Losen Adnyana, ada banyak kasus kelenjar getah bening seperti yang dialami Valen, apalagi kelainannya terjadi di dalam rongga perut. Gejala umum yang biasanya dirasakan oleh penderita berupa pembesaran kelenjar getah bening, umumnya di leher, ketiak, dan selangkangan. Akan tetapi ada juga gejala-gejala yang muncul tidak spesifik seperti pembesaran di perut. Ada juga dengan gejala kejang-kejang, karena mengalami tumor kelenjar getah bening di bagian otak.

“Rongga perut adalah daerah yang cukup luas. Sehingga kalau masa dari tumor itu kecil, sering tidak terdeteksi. Kalau di mata atau leher, itu cepat terdeteksi. Kalau di rongga perut itu lama, sehingga setelah besar baru tahu. Barangkali proses ini sudah terjadi beberapa bulan lalu, tetapi pasien ini tidak menyadari ada keluhan itu. Karena di perut itu, rongga untuk pertumbuhan sesuatu yang tidak normal itu besar,” ungkapnya.

Tumor jenis ini, kata dr Losen Adnyana, bisa terjadi pada siapa saja, namun faktor resikonya belum diketahui sampai saat ini. Kondisi terakhir dari Valen pun terbilang masih sangat lemah. Jika diukur dengan ukuran kondisi umum pasien (karnopski) kondisi Valen menunjukkan di antara angka 30-40, yang berarti pasien harus lebih banyak di tempat tidur.

“Pasien Valentinus Nahak ini mengalami tumor kelenjar getah bening stadium lanjut. Artinya, sudah stadium III ke atas. Jadi, pendekatannya adalah kemoterapi. Cuma karena dalam kondisi yang sangat lemah, ini akan menjadi pertimbangan khusus, karena kita tidak bisa memberikan kemoterapi seperti pasien lainnya yang kondisinya lebih fit,” jelasnya.

Akan tetapi, bila terhadap Valen tidak dilakukan kemoterapi, menurut dr Losen Adnyana, maka kondisinya akan memburuk dalam waktu cepat. Sehingga tim medis RSUP Sanglah harus melakukan monitoring dengan lebih baik, sehingga mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

“Kalau saja kondisi pasien lebih kuat sedikit, tentu harapan untuk kemoterapi jauh lebih besar. Tetapi mengingat kondisi saat ini, kami tim medis RSUP Sanglah yang kebetulan menangani beliau, berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan perawatan sehingga kondisinya menjadi lebih baik. Setiap hari kita evaluasi kondisinya,” ujar dr Losen Adnyana.

Hingga saat ini tindakan medis yang dilakukan RSUP Sanglah adalah memberikan terapi supportif berupa pemberian nutrisi dan cairan yang cukup kuat, serta terapi nyeri, dan terapi terhadap penyakit dasar yang dideritanya, yaitu kelenjar getah bening. Sementara pengobatannya adalah kemoterapi. Pengobatan kemoterapi pun tidak mudah, sebab keluarga belum mengatakan setuju untuk kemoterapi. Beberapa hari ini tim medis terus melakukan pendekatan kepada keluarga hingga akhirnya setuju. “Sebenarnya kita akan mulai berikan kemoterapi, karena pilihannya tidak ada sesungguhnya. Kalau kita tidak berikan kemoterapi, maka kondisi pasien akan jauh memburuk. Ini menjadi kendala bagi kami. Tapi paling tidak kita melakukan usaha yang membantu pasien dengan kemoterapi, dengan harapan kita bisa mendapatkan hasil yang optimal,” bebernya.

Diungkapkan, pasien tumor atau kanker secara umum akan mengalami suatu ketidakmampuan secara fisik yang berpengaruh pada mentalnya. Tim medis juga melakukan pendekatan yang terbaik untuk pasien agar semangat melawan penyakitnya. “Pasien Valen sendiri sempat mengutarakan niatnya untuk pulang, tapi kami dari Tim Medis RSUP Sanglah tetap lakukan usaha yang maksimal, walau sekecil apapun harapan itu. Sebab jika tidak dilakukan kemoterapi, seperti yang kita ketahui bersama, dan berdasarkan teori yang ada juga, bahwa kondisi pasien akan mengalami perburukan.  Kondisinya sekarang sebenarnya sudah tidak optimal, tapi dengan kondisi yang seperti itu kita tetap melakukan yang terbaik,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, yang paling dibutuhkan Valen adalah dukungan dari teman dan keluarga untuk melawan penyakitnya. Tim medis pun sudah mengerahkan usaha dengan sekuat tenaga untuk melakukan pengobatan terhadap basic penyakitnya. “Kami pun berharap dengan dukungan itu bisa membantu kondisi psikologis pasien,” kata dr Losen Adnyana. *ind

Komentar