nusabali

Nelayan Tak Berani Melaut, Stok Lobster Krisis

  • www.nusabali.com-nelayan-tak-berani-melaut-stok-lobster-krisis

Sejumlah nelayan di Kabupaten Tabanan tidak bisa melaut lantaran gelombang tinggi.

TABANAN, NusaBali
Peristiwa ini berimbas pada pengepul lobster yang krisis stok. Padahal awal Agustus ini musim lobster sudah mulai. Hal ini disampaikan pengepul lobster Tulus Lobster, Dewa Ketut Bakuh, 60. Bahwa sejumlah nelayan di Tabanan tidak bisa melaut. Kejadian ini berimbas pada stok lobster saat ini menipis. “Sekarang stok yang ada kurang dari 5 kilogram,” ungkapnya, Senin (30/7).

Akibatnya saat ini dia belum bisa melayani pesanan ke sejumlah restoran yang ada di Badung. Dia hanya bisa memenuhi pesanan yang ada di Warung Tulus Lobster Yeh Gangga.  “Nelayan sudah tak melaut sejak 15 Juli lalu, kira-kira sudah setengah bulan,” imbuh Dewa Aji Tulus, nama panggilan Dewa Ketut Bakuh di kalangan pengepul lobster atau warga di Yeh Gangga.

Padahal menurut Dewa Aji Tulus pada awal bulan Agustus ini musim lobster sudah mulai. Kalau ombak tidak tinggi, nelayan sekali melaut dapat sekitar 2 kilogram lobster. “Awal bulan depan sudah mulai ada lobster, tetapi nelayan tidak memungkinkan untuk melaut karena ombak sangat besar,” tuturnya.

Dia berharap kondisi cuaca segera kembali normal. Namun dia mempunyai keyakinan dua atau tiga hari ke depan ombak akan stabil. Biasanya dia akan mendapat stok lobster tercepat dari nelayan Pantai Seseh, Kabupaten Badung.

“Kalau dua atau sampai tiga hari ke depan nelayan bisa melaut, kami akan mempunya stok, tentu nelayan akan senang,” tambah Dewa Aji Tulus, yang kini usahanya dijalankan oleh sang anak.

Menurutnya, harga lobster yang dibeli dari nelayan bervariasi. Jika di atas ukuran 200 gram, harganya sekitar Rp 300 ribu per kilogram. Kalau ada yang mendapatkan ukuran 500 gram, dibelinya kisaran harga Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu per kg. *d

Komentar